TEMPO.CO, Surabaya - Kepolisian Daerah Jawa Timur kembali menerima laporan korban penipuan pemimpin Padepokan Dimas Kanjeng Taat Pribadi. "Kemarin (Ahad) ada tambahan satu laporan di SPKT (Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu)," kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Jawa Timur Komisaris Besar Raden Prabowo Argo Yuwono di Markas Polda Jawa Timur, Senin, 10 Oktober 2016.
Argo mengatakan korban penipuan yang melapor ke SPKT Polda Jawa Timur atas nama Nurbaya Bunga, warga Bone, Sulawesi Selatan. Korban, kata Argo, melapor dengan membawa sejumlah barang bukti. Di antaranya 70 lembar mata uang asing palsu dari berbagai negara dan sejumlah foto. "Ada yang dari Hong Kong dan Korea," katanya.
Baca lainnya: Minta Dilindungi Jokowi, Gatot Akan Bongkar Jaringan Ini
Menurut Argo, kerugian yang dialami korban sekitar Rp 100 juta. Dengan laporan itu, kata dia, penyidik akan menindaklanjutinya. "Nanti penyidik kami akan menindaklanjuti sejauh mana barang bukti yang dibawa pelapor," kata Argo sembari menambahkan bahwa penyidik hari ini mengagendakan pemeriksaan sejumlah saksi.
Polda Jawa Timur sebelumnya telah menerima empat laporan korban penipuan Dimas Kanjeng. Dua di antaranya telah meninggal. Mereka adalah Kasianto, warga Surabaya, dan Najmiah, warga Makassar. Keduanya tertipu masing-masing Rp 300 juta dan Rp 200 miliar. Seperti Nurbaya, mereka melapor dengan membawa sejumlah barang bukti.
Simak juga: Sering Pakai Narkoba, Benarkah Reza Artamevia Tak Kecanduan?
Muhammad Najmul, anak bungsu dari korban Najmiah, membawa barang bukti satu koper berisi emas batangan palsu dan uang kertas berbagai mata uang asing palsu. Barang-barang itu sebelumnya dijanjikan Dimas Kanjeng akan berubah menjadi emas dan uang asli beberapa bulan setelah menyetor uang kepadanya.
Selanjutnya, laporan dari Prayitno Supriadi, warga Jember, dan Rahmad Suko Ariwibowo, warga Bondowoso. Keduanya masing-masing telah tertipu Dimas Kanjeng senilai Rp 900 juta dan Rp 1,5 miliar. Dari Prayitno, polisi menerima barang bukti berupa kuitansi, bolpoin laduni yang bisa menguasai tujuh bahasa, dapur ATM, dan kantong berisi perhiasan palsu.
NUR HADI