TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Luar Negeri menyerahkan tiga warga negara Indonesia yang dibebaskan Abu Sayyaf kepada keluarga masing-masing. Ketiganya adalah awak kapal Charles 001 yang sempat ditawan kelompok Abu Sayyaf sejak 21 Juni lalu.
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi memimpin langsung serah terima itu, disaksikan PT Rusianto Bersaudara yang merupakan pemilik kapal Charles. Acara itu berlangsung tertutup di gedung Kemenlu, Pejambon, Jakarta Pusat, Jumat, 7 Oktober 2016.
Baca juga: Terungkap Kasus Akseyna, Polisi: Pembunuhnya Orang Terdekat
"Ini adalah hasil kerja bersama seluruh elemen pemerintah. Meskipun (terlihat) diam, pemerintah terus mengerahkan kemampuan dan upaya untuk membebaskan," ujar Retno lewat keterangan tertulis Kementerian Luar Negeri, Sabtu, 8 Oktober 2016.
Para sandera yang bebas itu adalah Ferry Arifin asal Samarinda serta Edi Suryono dan Muhammad Mahbrur Dahri asal Sulawesi Selatan. Ketiganya adalah bagian dari total tujuh awak kapal Charles yang ditawan. Dua orang lebih dulu bebas dengan cara melarikan diri pada 17 Agustus 2016.
Ferry Arifin, mewakili rekannya yang baru bebas pada Sabtu pekan lalu, menyampaikan terima kasih pada pemerintah. Mereka pun meminta keberlanjutan upaya pembebasan sisa sandera.
Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo sempat memberi sinyal baik terkait dengan upaya penyelamatan sisa dua WNI yang masih ditawan. Keduanya, yang masing-masing bernama Robin Peter dan M. Nasiratas, merupakan sisa awak kapal Charles.
Simak lainnya: 12 Tahun Jadi Pengikut, Mengapa Reza Adukan Gatot ke Polisi?
"Untuk dua orang ini, saya minta doa semoga minggu ini ada berita gembira," kata Gatot, Rabu lalu.
Tak hanya awak kapal Charles, pemerintah pun baru membebaskan empat WNI lain, yang menjadi korban Abu Sayyaf di perairan Malaysia. Keempatnya terdiri atas tiga nelayan asal Nusa Tenggara Timur yang bekerja di kapal berbendera Malaysia, yaitu Emanuel, 40 tahun, Lorence Koten (34), dan Theodorus Kopong (42).
Sedangkan seorang lagi adalah Herman Manggak, nelayan asal Sulawesi Selatan yang juga diculik di perairan Sabah, tapi di waktu yang berbeda.
YOHANES PASKALIS