TEMPO.CO, Yogyakarta - Komisi Pemilihan Umum Kota Yogyakarta mencocokkan penelitian data calon pemilih dari kalangan waria dan difabel sebagai bagian dari kelompok minoritas di kota ini untuk Pemilihan Kepala Daerah 2017, Jumat, 7 Oktober 2016.
Komisioner KPU Divisi Sosialisasi Sri Surani mengatakan Petugas pemutakhiran data pemilih telah mendatangi komunitas waria di kawasan Sidomulyo Yogyakarta untuk memverifikasi data calon pemilih dalam Pilkada Kota Yogyakarta tahun 2017. Setidaknya terdapat tujuh waria yang didata sebagai calon pemilih di komunitas itu. “Ini usaha KPU untuk memastikan kalangan minoritas punya hak memilih,” kata Sri Surani ketika dihubungi.
Menurut dia, petugas mengecek KTP beserta nomor induk kependudukan. KPU juga dibantu sejumlah organisasi nonpemerintah mau pun pegiat kalangan minoritas untuk menghubungi calon pemilih. Selain waria, KPU Kota Yogyakarta juga telah melakukan pengecekan data ke kalangan difabel.
Petugas memperbaiki, mencoret, dan menambah data pemilih. Mereka melakukan pemutakhiran data dalam daftar pemilih tetap yang lama untuk setiap tempat pemungutan suara. Data yang dimutakhirkan itu selanjutnya diserahkan ke Panitia Pemungutan Suara. Selanjutnya KPU mengolah data itu.
Pemutakhiran Data Pemilih Tetap kata dia berfungsi untuk mengantisipasi data pemilih ganda. Pencocokan dan penelitian data calon pemilih berlangsung pada 8 september 2016 dan berakhir pada 7 Oktober. Pada 22 November 2016, KPU menyusun daftar pemilih sementara. Petugas akan menempelnya di kawasan rukun tetangga supaya penduduk Kota Yogyakarta bisa mencermatinya. Bila ada calon pemilih yang belum terdaftar, mereka bisa melapor ke KPU.
Satu di antara waria di Yogyakarta, Yuni Shara atau YS mengatakan anggota KPU Kota Yogyakarta telah menghubunginya untuk memastikan apakah YS sudah melalui verifikasi data atau belum hingga hari terakhir pencocokan penelitian data pada DPT yang lama. YS berhalangan hadir di komunitas waria yang sedang dicek datangnya oleh petugas KPU.
YS berencana mendatangi KPU untuk memastikan data dirinya masuk atau belum dalam daftar pemilih. YS merupakan penduduk Kota Yogyakarta yang tinggal di kawasan Badran. “Saya akan kroscek data dan menggunakan hak pilih,” kata YS.
SHINTA MAHARANI