TEMPO.CO, Brebes – Ribuan benda menyerupai batu dan tulang belulang berceceran di lantai sebuah ruangan berukuran 10 x 15 meter. Sebagian benda-benda itu ditata di rak besar dan terbuka, beberapa di antaranya diletakkan di etalase kecil. Benda-benda itu bukan sembarang, melainkan fosil yang sudah berumur jutaan tahun.
Adalah Rizal Rafli, warga Desa Kalierang, Kecamatan Bumiayu, Brebes, yang mengumpulkan fosil tulang-belulang hewan purba yang ditemukan dari berbagai situs yang berlokasi di Brebes bagian selatan itu. Selama tiga tahun lebih, Rizal, yang dibantu tetangganya, Karsono, melakukan pencarian dengan menyusuri sungai dan hutan belantara di dua kecamatan, yakni Bumiayu dan Tonjong. Rizal menamakan komunitas mereka “Tim Buton” (Buton = Bumiayu dan Tonjong).
Baca juga: Perang Artis: Agus Andalkan Annisa, Ahok Gandeng Sophia
“Kami juga dibantu warga setempat. Mereka yang setiap hari pekerjaannya memang ke hutan datang ke kami dan menyerahkan fosil-fosil ini,” kata Rizal saat ditemui Tempo di kediamannya di Jalan KH Ahmad Dahlan, Bumiayu, tepatnya di depan RSUD Bumiayu.
Selama tiga tahun itu, Rizal dan Karsono berhasil mengumpulkan 3.000 lebih fosil dengan berbagai jenis dan ukuran. Lantaran tidak ada tempat lain, keduanya berinisiatif mengumpulkan fosil-fosil tersebut di garasi mobil, yang terletak di belakang rumah Rizal. “Karena belum ada tempat, ya, kami letakkan di sini saja," kata Rizal, yang juga pemilik toko pakaian dan busana di Bumiayu. "Kami menyebut ini sebagai museum mini."
Simak: Inilah 7 Indikasi Jessica Diduga Berencana Bunuh Mirna
Rizal mengatakan fosil yang dia temukan sudah berusia lebih dari 1,5 juta tahun. Hal itu didasari penelitian yang dilakukan Balai Arkeologi Yogyakarta pada Juni lalu. Salah satu koleksi fosil yang paling tua adalah Sinomastodon, yaitu spesies mamalia bergading besar yang mirip seperti gajah. Menurut Rizal, fosil itu diperkirakan sudah ada sejak 1,5-2 juta tahun yang lalu.
Baca: Gugat Mario Teguh, Kiswinar & Ibunya Beberkan Bukti
Agustus lalu, fosil Sinomastodon juga ditemukan di Sungai Glagah, Desa Kutamendala, Kecamatan Tonjong. Untuk mengangkat fosil ini, kata dia, butuh biaya sekitar Rp 10 juta dan melibatkan puluhan orang yang dipimpin Tim Arkeologi Sangiran (Balai Pelestarian Situs Manusia Purba Sangiran, Sragen, Jawa Tengah). “Untuk fosil Sinomastodon ini, kami berhasil mengangkat 35 persen, dengan 27 fragmen, yang terdiri atas rahang dan gigi, tulang ekor, dan tulang belulang,” tuturnya.
MUHAMMAD IRSYAM FAIZ