TEMPO.CO, Malang - Chandra Hasan, seorang pendaki dari Jakarta, meninggal dunia di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) pada Senin petang, 3 Oktober 2016.
Pemuda kelahiran 29 September 1983 beralamat di Kampung Pengarengan, RT 004/RW 012, Kelurahan Jatinegara, Kecamatan Cakung, Jakarta Timur ini, berangkat ke Semeru bersama tiga temannya.
“Untuk sementara diduga dia meninggal karena kecapekan atau sakit. Untuk pastinya tunggu hasil visum dari RSUD Lumajang,” kata Kepala Bagian Hubungan Masyarakat Balai Besar TNBTS Antong Hartadi, Selasa sore, 4 Oktober 2016.
Antong menyebutkan kronologi kejadian meninggalnya Chandra. Chandra dan tiga kawannya tiba di Kantor Resor Pengelolaan Taman Nasional (RPTN) Ranupani pada 3 Oktober 2016, pukul 11.30 WIB. Ranupani merupakan pos pertama dari sepuluh rute pendakian ke Semeru yang berada di ketinggian 2.200 meter di atas permukaan laut (mdpl). Ranupani menjadi pos perizinan dan pengecekan bagi semua pengunjung.
Pengunjung yang datang berombongan cukup diwakili pemimpin regu atau kelompok dengan menyerahkan fotokopi kartu tanda penduduk atau kartu identitas lainnya, daftar nama pengunjung, surat keterangan sehat, dan daftar barang bawaan. Rombongan Chandra dinyatakan telah melengkapi persyaratan administratif dan logistik bawaan.
Pukul 14.15 WIB Chandra dan kawan-kawan bergerak meninggalkan Ranupani. Pukul 15.15 WIB mereka berhenti sejenak sekitar 50 meter sebelum Blok Landengan Dowo, pos kedua. Blok ini berada di ketinggian 2.270 mdpl dan berjarak 3 kilometer dari Ranupani dengan waktu tempuh 1 jam. Vegetasi Landengan Dowo didominasi pohon akasia.
Rombongan dibagi dua grup, masing-masing terdiri dari dua orang. Grup pertama berjalan lebih dulu. Chandra ada di grup kedua. Grup kedua hendak menyusul, tapi Chandra sudah tampak kepayahan saat baru berjalan dua langkah. Dia meminta kepada rekan-rekannya untuk menunggu. Chandra kembali beristirahat dengan duduk di batang kayu. Mendadak Chandra pingsan pada sekitar pukul 15.45 WIB.
Teman yang menemani Chandra bergegas memanggil grup pertama yang sudah melangkah sejauh 50 meter. Seluruh anggota rombongan berkumpul. Saat diperiksa, tidak ditemukan denyut nadi di tangan maupun dada. Hanya di bagian leher ada denyutan yang sangat lemah. Chandra diselimuti dengan sleeping bag.
Dua rekan Chandra bergegas turun ke Ranupani untuk meminta pertolongan. Pukul 17.30 WIB mereka tiba di lokasi kejadian bersama tujuh orang tim penolong—gabungan personel Sahabat Volunteer Semeru (Saver) dan porter. Tim penolong mengobservasi kondisi Chandra. Lalu Chandra dievakuasi dan dalam perjalanan inilah Chandra meninggal.
Jenazah Chandra tiba di Ranupani pukul 20.00 WIB. Jasad Chandra dicek lagi oleh bidan desa dan dipastikan Chandra memang sudah meninggal dunia. Jenazah Chandra kemudian dibawa dengan ambulans ke Rumah Sakit Umum Daerah Lumajang untuk divisum luar dan pemeriksaan lainnya.
Saat ini jenazah Chandra masih disemayamkan di rumah sakit sampai keluarganya tiba.
ABDI PURMONO