TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama (Dirut) Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Bulog) Djarot Kusumayakti mengakui dirinya pernah dihubungi Irman Gusman terkait harga gula di Sumatera Barat. "Beliau (Irman), keluhkan harga gula di Sumatera Barat Rp 16 ribu sampai 17 ribu," kata Djarot dalam rapat tim pengkajian Dewan Perwakilan Daerah (DPD), di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa, 4 Oktober 2016.
Ia mengatakan Irman meneleponnya setelah tanggal 7 Juli 2016, atau setelah Lebaran. "Dia menelepon hanya sekali saja," katanya. Setelah menerima keluhan Irman, Djarot kemudian menindaklanjuti soal harga gula tersebut. "Ya saya segera tindak lanjuti. Nanti kalau saya punya barang, saya akan kirim," ucap dia.
Baca: Jenguk Suami, Istri Irman Gusman Bawa Makanan Padang
Menurut Djarot, berdasarkan hasil pembicaraan dengan Irman, Bulog menambah jatah gula di Sumatera Barat sebanyak seribu ton. Bagi dia, telepon dari Irman adalah hal biasa. Sebab, dia sudah mengenal Irman sejak ia berada di Bank BRI. Ia menilai Irman adalah pejabat yang santun. Sebelum menjabat Dirut Bulog, Djarot merupakan Direktur UMKM Bank BRI (2010-2015). Ia memulai karier perbankannya di BRI pada 1983, dan memegang berbagai jabatan.
Djarot tidak merasa ditekan. Ia pun menolak jika telepon Irman itu disebut rekomendasi khusus. "Banyak tokoh masyarakat atau kepala daerah yang menelepon saya untuk mengetahui atau mengabarkan kondisi pangan daerahnya," kata dia.
Baca: Ini Kata Wakil Ketua DPD Ihwal Pencopotan Irman Gusman
Irman, yang merupakan Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) nonaktif, ditetapkan sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi. Dia ditangkap penyidik KPK pada 17 September 2016 lantaran diduga menerima uang Rp 100 juta dari Direktur Utama CV Semesta Berjaya Xaveriandy Sutanto. KPK menduga uang itu adalah hadiah dari Xaveriandy karena atas pengaruh Irman, Semesta Berjaya berhasil mendapatkan peningkatan kuota dari Bulog.
MITRA TARIGAN
Baca Juga:
Terseret Dugaan Korupsi E-KTP, Ini Reaksi Setya Novanto
Kasus Dimas Kanjeng, Polisi Periksa Marwah Daud?