Akhirnya, Nanang dan Mustakim berhasil memepet para pelaku di Jalan Raya Kelurahan Tunjung. Nanang dan Mustakim bergantian menendang sepeda motor pelaku, namun tak berhasil membuat penjambret jatuh. "Saya nendang dua kali, Mustakim satu kali," tutur Nanang.
Dalam keadaan terjepit karena tak bisa melarikan diri, dan sulit lolos. Selama kejar-kejaran itu, para pelaku bernegoisasi dengan Nanang. "Ini, Pak saya kembalikan dompetnya. Saya menyesal," kata kedua pelaku sambil terus melarikan sepeda motor. Negoisasi itu dilancarkan agar mereka tidak ditangkap.
Baca: Inilah 3 Lokasi Dimas Kanjeng Diduga Rahasiakan Uangnya
Nanang tak bergeming, dia terus mengejar pelaku. Karena negoisasi tak berhasil, pelaku berbelok arah di Simpang Tiga Besel, Kelurahan Tunjung. Nanang terus menguntit. Sedangkan Mustakim berhenti sejenak di Simpang Tiga Besel untuk menurunkan istri dan anaknya. Kemudian Mustakim lanjut tanjam gas.
Kejar-kejaran itu terhenti di Desa Binoh setelah pelaku memperlambat laju sepeda motor karena banyak lubang dan polisi tidur. Mustakim menendang motor pelaku. Berhasil, keduanya nyungsep di sawah sedalam 1 meter.
Keributan itu mengundang massa datang. Tanpa ampun, mereka memukuli Ansori dan Alwi, warga Desa Batonaong, Kecamatan Burneh. Nanang yang seorang diri tak mampu mengendalikan massa.
Nanang lalu meminta bantuan lewat handytalky. Bantuan tak kunjung datang sehingga Nanang menerobos massa untuk menarik keluar kedua tersangka. Ansori dan Alwi lalu diamankan di sebuah bengkel untuk menghindari amuk warga. "Jari telunjuk saya yang pernah retak kambuh lagi gara-gara menarik kaus pelaku," ujar Nanang.
Baca: Ratna Sarumpaet Ajak Penantang Ahok Kumpulkan Korban Gusuran
Bantuan polisi datang, kedua pelaku pun langsung dibawa ke kantor polres Bangkalan.
Nanang bertugas di Bangkalan sejak 2003. Empat tahun terakhir dia ditugasi di Satuan Lalu Lintas. Tapi, menangkap penjahat bukan baru pertama dilakukan Nanang.
Menurut dia, bersama rekan-rekannya pernah menangkap bandar narkoba dan dua pelaku pencurian sepeda motor di jalamn akses Suramadu. "Kalau lagi ngejar nggak ada rasa takut, di kepala itu cuma mikir bagaimana cara melumpuhkan," ujar Nanang sambil tersenyum.
Mantap, Pak!
MUSTHOFA BISRI