"Jangan diberitakan, kalau diberitakan awas kamu," kata Soni menirukan ancaman lisan yang disampaikan anggota TNI Angkatan Darat itu.
Selain mengancam, mereka juga meminta kamera milik Soni. Kartu memori diambil dan dirusak, dengan dipatahkan menjadi beberapa bagian. Informasi insiden itu kemudian menyebar ke petugas pengamanan perayaan 1 Muharam 143H Hijriyah.
Soni dibawa ke Detasemen Polisi Militer (Den POM) Madiun V/1. Dia menceritakan kronologis kejadian yang dialaminya kepada petugas dengan didampingi perwakilan wartawan. Kemudian, Soni dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah dr Soedono untuk mendapatkan visum et repertum.
Kepala Kepolisian Resor Madiun Kota Ajun Komisaris Besar Susatyo Purnomo Condro, menyesalkan insiden yang terjadi saat perayaan 1 Suro itu. "Kami akan melakukan koordinasi dengan kepala satuan," kata kapolres yang juga Ketua Operasi Aman Suro 2016.
Baca juga:
7 Kesamaan Gatot & Dimas Kanjeng: Modus hingga Soal Seks!
2 Koper Uang di Rumah Marwah Daud, Dikira dari Jin, Rupanya?
Kepala Dinas Penerangan TNI AD Brigadir Jenderal TNI Sabrar Fadhilah menyampaikan permohonan maaf atas insiden yang terjadi. Ia menilai ada banyak situasi di lapangan yang berkembang yang menyebabkan situasi panas. "Seperti apa (yang terjadi) mungkin kesalahpahaman," ucapnya.
Fadhilah berharap kejadian pemukulan tidak terulang kembali. Dia meminta semua pihak memberi kesempatan dilakukannya pemeriksaan.
Panglima Tentara Nasional Indonesia Jenderal Gatot Nurmantyo menyerahkan insiden pemukulan wartawan ke proses hukum yang tengah berjalan. Ia mendorong kepada kedua belah pihak untuk mengedepankan perdamaian. "Soal sanksi saya tidak bisa bilang berat atau ringan," kata Gatot di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Minggu, 2 Oktober 2016.
NOFIKA DIAN NUGROHO | ADITYA BUDIMAN
Baca juga:
Ingat Skandal Papa Minta Saham? Nama Novanto Dipulihkan: Aneh Sekali!
Terungkap, 2 Wanita Ini Diduga Simpan Rahasia Dimas Kanjeng