TEMPO.CO, Probolinggo - Ketua Yayasan Dimas Kanjeng Taat Pribadi, Marwah Daud Ibrahim, membantah pernah menerima dua koper berisi uang asli yang disangka ‘kiriman gaib’ dari Taat Pribadi. “Setahu saya tidak pernah,” kata Marwah melalui pesan pendek ke Tempo, Ahad, 2 Oktober 2016.
Meski membantah, wanita bergelar doktor bidang komunikasi Internasional American University ini meyakini Taat punya kemampuan khusus yang jarang dimiliki manusia biasa. “Beliau bisa memindahkan barang dari dimensi satu (gaib) ke dimensi nyata,” katanya, Sabtu, 1 Oktober 2016.
Ia mencontohkan, mukjizat para nabi seperti Nabi Sulaiman yang bisa memerintah jin memindahkan kerajaan. Begitu juga dengan kemampuan teknologi manusia membuat pesawat terbang. “Dulu orang tidak percaya besi bisa terbang, sekarang ada pesawat yang bisa terbang,” katanya.
Sebelumnya, seorang bekas pengikut Taat yang juga korban penipuan penggandaan uang mengungkapkan jika orang kepercayaan Taat, Ismail Hidayah, pernah menaruh koper berisi uang asli miliaran rupiah di teras rumah Marwah. Dua koper uang itu ditaruh di sana secara sembunyi-sembunyi, seakan-akan muncul tiba-tiba atas kemampuan Taat memindah atau memunculkan uang atau barang.
“Ismail pernah cerita pada saya, sebenarnya dia yang menaruh di rumah Bu Marwah,” kata korban yang juga teman dekat Ismail, Mohamad Abdul Junaidi. Tujuannya untuk meyakinkan Marwah bahwa Taat memang memiliki kemampuan memindah barang termasuk uang atas perantara jin. “Dalam kepercayaan kami, jin memang bisa melakukannya, tapi ini bukan jin, Ismail yang menaruhnya,” katanya.
Marwah yang sebelumnya ragu dengan kemampuan Taat memindah atau memunculkan uang akhirnya percaya dan bergabung menjadi santri Taat sejak 2011. Marwah kemudian dipercaya sebagai Ketua Yayasan Padepokan Dimas Kanjeng Taat Pribadi.
Junaidi yang mendapat cerita dari Ismail berani bersumpah atas pernyataannya. “Saya siap disumpah dengan Al-Quran,” ujarnya.
Dibalik kontroversi kemampuan metafisiknya, Taat tersangkut pidana pembunuhan dan penipuan penggandaan uang. Ia diduga jadi dalang pembunuhan dua bekas orang kepercayaannya, Ismail Hidayah dan Abdul Gani. Keduanya diduga berperan besar dalam proses penipuan penggandaan uang.
ISHOMUDDIN