Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Benih Kopi Dunia Ternyata Berasal dari Pulau Jawa  

image-gnews
Petani memperlihatkan biji kopi usai dipanen di perkebunan Paradise Lost di Kiambu, Kenya, 10 November 2015. Industri kopi Kenya menargetkan hasil panen tahun 2016 meningkat hingga 50.000 metrik ton. REUTERS/Siegfried Modola
Petani memperlihatkan biji kopi usai dipanen di perkebunan Paradise Lost di Kiambu, Kenya, 10 November 2015. Industri kopi Kenya menargetkan hasil panen tahun 2016 meningkat hingga 50.000 metrik ton. REUTERS/Siegfried Modola
Iklan

TEMPO.CO, Surakarta – Siapa sangka jika kopi yang ditanam di sebagian besar perkebunan kopi dunia, termasuk di negara-negara produsen kopi dunia seperti Amerika Selatan, Amerika Tengah, dan Kepulauan Karibia, termasuk Meksiko, benihnya berasal dari Pulau Jawa?

“Pada 1726, kopi Jawa (Java coffee) menggeser dominasi kopi Mocha di Pasar Eropa. Pada tahun itu, sekitar 90 persen kopi (2.145 ton) yang dilelang di Amsterdam berasal dari Pulau Jawa,” kata Prawoto Indarto, penulis buku The Road to Java Coffee, saat ditemui Tempo di sela acara Jagongan Ngopi Neng Solo di Pasar Gede, Kota Surakarta, pada Sabtu malam, 30 September 2016.

Perjalanan sejarah kopi Jawa bermula sejak 1618. Mengutip data dari Coffee & Cacao Trade Journal (1964:29), Prawoto menuliskan dalam bukunya bahwa pada tahun itu maskapai dagang Belanda (Dutch East Indies Company) mendapat izin dari kekaisaran Ottoman di Turki untuk membuka cabang di Kota Aden dan Mocha.

Baca: Program TV Mario Teguh Berakhir, Gara-gara Kiswinar? 

Mocha adalah kota pelabuhan di Yaman. Seperti diketahui, dalam kurun pertengahan abad 15-16, kopi hanya berkembang di wilayah Jazirah Arab. Dengan membuka kantor cabang di Mocha, Prawoto mengatakan Belanda punya peluang jadi eksportir kopi ke Eropa dan Asia.

“Untuk mematahkan sistem perdagangan kopi yang dimonopoli pedagang Arab, Belanda membuat wilayah perkebunan kopi baru di luar Mocha,” kata Prawoto, alumnus Institut Seni Indonesia Yogyakarta yang menghabiskan waktu tiga tahun (2010-2013) untuk menelusuri dan merangkai sejarah kopi Jawa yang terserak dalam puluhan jurnal dan buku dari dalam dan luar negeri.

Singkat cerita, Prawoto berujar, pada 1696, Wali Kota Amsterdam Nicholas Witsen memerintahkan pasukan VOC mengambil benih Coffea arabica dari Pantai Malabar, India, untuk ditanam di Jawa. Benih kopi itu ditanam di wilayah Kampung Melayu, Bifara Cina (Bidaracina), Maester Cornelis (Jatinegara), Palmerah, Sukabumi, dan Sudimara.

Baca: Teman Ahok Ubah Konsep Dukungan, Ini Tanggapan Ahok

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Menurut hasil analisis para ahli botani di Amsterdam pada 1706, kopi dari Jawa berkualitas tinggi. Sehingga benih kopi Jawa diperbanyak dan disebarkan ke kebun-kebun botani di Eropa, termasuk kepada Raja Perancis Louis XIV. Melalui Kebun Raya Royal Jardine de Plantes di Paris, benih kopi Jawa dibawa ke Martinique, koloni Prancis di Kepulauan Karibia.

“Dari Martinique, benih kopi Jawa menyebar lagi menjadi benih awal Coffea arabica yang ditanam di sebagian perkebunan kopi di negara-negara produsen kopi dunia,” ujar Prawoto. Lelaki kelahiran Kota Yogyakarta yang juga telah menulis sejumlah buku tentang teh itu menambahkan, pada 1711, kopi Jawa memecahkan harga tertinggi di Balai Lelang Amsterdam.

Baca: Miliader Cina Wang Jianlin Berencana Kuasai Hollywood

Penanggung jawab acara Jagongan Ngopi Neng Solo, Katariksa D. Putra, mengatakan kehadiran Prawoto Indarto dalam peringatan hari kopi internasional di Pasar Gede diharapkan dapat menyuntikkan semangat kepada masyarakat Jawa, terutama para pegiat kopi, untuk melestarikan kopi Jawa dengan berbagai cara.

“Kopi Jawa itu sejarahnya luar biasa, tapi sekarang kurang populer. Makanya perlu dikuatkan lagi pamornya,” kata salah satu pendiri komunitas Kopisolo.com itu. Selain membedah buku The Road To Java Coffee karya Prawoto Indarto, Jagongan Ngopi Neng Solo dimeriahkan pembagian 3.000 cangkir kopi gratis asal Jawa Timur, Tengah, dan Jawa Barat.

DINDA LEO LISTY

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Antisipasi Efek Cuaca Ekstrem di Jawa Tengah, BRIN Gelar Operasi TMC

24 Februari 2023

Tim BRIN dan BMKG memantau citra radar BMKG yang menjadi rangkaian operasi TMC yang dilaksanakan di Lanud Adi Soemarmo Solo di Boyolali, Jumat, 24 Februari 2023.TEMPO/SEPTHIA RYANTHIE
Antisipasi Efek Cuaca Ekstrem di Jawa Tengah, BRIN Gelar Operasi TMC

BRIN dan BMKG menggelar Operasi Teknologi Modifikasi Cuaca di Jawa Tengah untuk mengantisipasi efek Cuaca Ekstrem.


Ekspor Naik, Pemprov Jateng Catat Surplus Perdagangan

2 November 2021

Ekspor Naik, Pemprov Jateng Catat Surplus Perdagangan

Data ekspor Jateng mengalami surplus yang paling tinggi selama 3 tahun terakhir.


Pemuda Seluruh Indonesia Ikuti Peringatan Sumpah Pemuda di Semarang

28 Oktober 2021

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, saat upacara memperingati hari Sumpah Pemuda.
Pemuda Seluruh Indonesia Ikuti Peringatan Sumpah Pemuda di Semarang

Dengan kondisi turbulensi akibat pandemi, anak muda dituntut berkontribusi untuk membantu kebangkitan bangsa.


Belajar Tangani Terorisme, Ganjar Nonton Film The Mentors

26 Oktober 2021

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo memberikan sambutan dalam acara pemutaran film The Mentors di Cinema XXI The Park Solo1 Mall, Solo Baru, Sukoharjo, Selasa (26/10)
Belajar Tangani Terorisme, Ganjar Nonton Film The Mentors

Sekolah juga harus jadi sasaran pemahaman, sebab dinilai menjadi tempat yang subur untuk berkembangnya terorisme.


Pemprov Jateng Raih Anugerah Keterbukaan Informasi Publik 2021

26 Oktober 2021

Gubernur Ganjar Pranowo menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada seluruh jajaran Pemprov Jateng
Pemprov Jateng Raih Anugerah Keterbukaan Informasi Publik 2021

Keterbukaan informasi publik ini tak sekadar hak namun juga bisa dijadikan pedoman.


Di Hari Santri, Ganjar dan ASN Jateng Berpakaian Ala Santri

22 Oktober 2021

Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo saat Hari Santri di lingkungan kerja Pemprov Jawa Tengah. Jumat (22/10).
Di Hari Santri, Ganjar dan ASN Jateng Berpakaian Ala Santri

Kepada para santri di seluruh Indonesia, Ganjar berharap santri makin adaptif dan selalu memberikan inspirasi.


Anggota DPRD Jateng Sarungan di Hari Santri

22 Oktober 2021

Anggota DPRD Jateng Sarungan di Hari Santri

Spirit perjuangan para ulama dan santri menjadi semangat pengingat untuk menghormati para guru dan kiai.


Jateng Kembali Raih Penghargaan Anugerah Parahita Ekapraya

14 Oktober 2021

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo
Jateng Kembali Raih Penghargaan Anugerah Parahita Ekapraya

Jateng menjadi yang terbaik karena mendapatkan penghargaan kategori Mentor, penghargaan tertinggi dalam kategori Anugerah Parahita Ekapraya.


Ganjar Bentuk Satgas Khusus Percepatan Penanggulangan Kemiskinan

8 Oktober 2021

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo saat pelantikan dewan kehormatan dan pengurus PMI Provinsi Jawa Tengah masa bakti 2021-2026, di Gedung Gradika Bhakti Praja, Jumat (8/10).
Ganjar Bentuk Satgas Khusus Percepatan Penanggulangan Kemiskinan

Ketua Satgas Khusus Sekda Jateng, Sumarno, akan bekerja menyelesaikan kemiskinan ekstrem di Kabupaten Brebes, Banyumas, Pemalang, Banjarnegara dan Kebumen.


Gubernur Ganjar Saksikan Pelantikan Pengurus PMI Jateng

8 Oktober 2021

Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo bersama Ketua Satgas Khusus Percepatan Penanggulangan Kemiskinan Ekstrem sekaligus Sekda Jateng, Sumarno.
Gubernur Ganjar Saksikan Pelantikan Pengurus PMI Jateng

Pengurus PMI Jateng bertekad bukan hanya menanggulangi donor darah, tapi harus bersinergi mendedikasikan kemanusiaan.