TEMPO.CO, Jakarta - Polisi akan bekerja sama dengan Bank Indonesia untuk mengungkap penipuan yang dilakukan tersangka Dimas Kanjeng Taat Pribadi. Kerja sama ini dilakukan untuk memeriksa uang yang diberikan Taat Pribadi kepada para pelapor penipuan.
"Bank Indonesia sebagai ahli yang memeriksa keasliannya," kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Kepolisian Daerah Jawa Timur Komisaris Besar Raden Prabowo Argo Yuwono kepada Tempo, Sabtu, 1 Oktober 2016.
Uang yang akan diperiksa keasliannya oleh Bank Indonesia didapat polisi dari tiga korban penipuan Dimas Kanjeng. Ketiga korban itu mengaku telah menyetor uang masing-masing senilai Rp 800 juta, Rp 900 juta, dan Rp 200 miliar kepada Dimas Kanjeng.
Baca: 3 Benda Ini Dipakai Dimas Kanjeng untuk Menipu
Setelah menyetor uang, mereka bertiga diberi tiga benda, yaitu ATM dapur, kantong ajaib, dan bolpoin laduni. Ketiga benda itu mampu disebut Dimas Kanjeng bisa menggandakan uang dan memberikan emas.
Namun, ternyata uang maupun emas yang diberikan kepada ketiga korban diduga palsu. Selain itu, uang itu didapat polisi saat lakukan penyitaan di padepokan milik Dimas Kanjeng.
"Bank Indonesia nanti yang menyatakan apa uang itu palsu atau tidak," kata Prabowo.
Sedangkan untuk meneliti keaslian emas yang diberikan polisi akan bekerja sama dengan ahli emas. Senin, 3 Oktober 2016, polisi akan mengajak Bank Indonesia dan ahli emas untuk rekonstruksi di padepokan milik Dimas Kanjeng Taat Pribadi.
"Untuk jumlah uang dan emas yang dimiliki Dimas Kanjeng, kami belum tahu pasti berapa jumlahnya," ujarnya.
Baca: Ada Salat Taman Kuburan di Padepokan Dimas Kanjeng
Kepolisian Daerah Jawa Timur kemarin menetapkan Pembina Yayasan Padepokan Dimas Kanjeng Taat Pribadi sebagai tersangka kasus penipuan. Status Dimas Kanjeng berubah dari terlapor menjadi tersangka setelah penyidik melakukan gelar perkara hari ini. Dari alat bukti dan saksi-saksi dari pelapor, Dimas Kanjeng, menurut polisi, sudah layak ditetapkan tersangka.
Dimas Kanjeng ditangkap polisi karena diduga melakukan pembunuhan berencana bersama beberapa orang pengikutnya terhadap pengikutnya sendiri. Taat Pribadi adalah pemimpin dari Padepokan Dimas Kanjeng di Probolinggo, Jawa Timur, dan dianggap mempunyai keahlian menggandakan uang.
Simak juga: Minum Obat dari Dimas Kanjeng, Ibu Ini Tewas. Dibunuh?
Mereka membunuh korban di ruangan tim pelindung Padepokan Dimas Kanjeng di Probolinggo pada 13 April 2016. Korban dibunuh dengan dipukul, dijerat, dan dibekap. Untuk menghilangkan jejak, pada hari itu juga mayat korban kemudian dibuang di Waduk Gajah Mungkur, Wonogiri, Jawa Tengah.
EDWIN FAJERIAL