Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Erupsi Anak Gunung Rinjani, Tak Ada Turis yang Terjebak  

image-gnews
Gunung Barujari yang berada di tengah danau Segara Anak mengeluarkan debu vulkanik saat meletus di Sembalun, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat, pada 25 Oktober 2015. Gunung Barujari atau Gunung Baru berada di kaldera Gunung Rinjani dengan kawah berukuran 170m x 200 meter. ANTARA/Lalu Edi
Gunung Barujari yang berada di tengah danau Segara Anak mengeluarkan debu vulkanik saat meletus di Sembalun, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat, pada 25 Oktober 2015. Gunung Barujari atau Gunung Baru berada di kaldera Gunung Rinjani dengan kawah berukuran 170m x 200 meter. ANTARA/Lalu Edi
Iklan

TEMPO.COJakarta - Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Nusa Tenggara Barat Muhammad Rum mengatakan tidak ada wisatawan yang terjebak di Gunung Rinjani saat terjadi erupsi Gunung Barujari, anak Gunung Rinjani, Selasa, 27 September 2016.

Rum memperkirakan sekitar 100 wisatawan masih berada di sekitar kawasan Gunung Barujari. Ia memastikan semua wisatawan dalam kondisi aman. "Sebagian wisatawan sudah turun, sebagian masih bisa menikmati. Tidak ada yang terjebak dan berita ini perlu diluruskan," katanya saat dimintai konfirmasi dari Jakarta, Rabu, 28 September 2016.

Menurut Rum, tim BPDB dan petugas gabungan telah mengimbau wisatawan segera turun seiring dengan peningkatan status Gunung Barujari dari Normal menjadi Waspada level II.

Rum menjelaskan, tim gabungan telah berada di lokasi evakuasi di pos pemantau dengan radius 3 kilometer dari Gunung Barujari. "Sudah kami imbau untuk turun karena statusnya sudah Waspada. Jalur evakuasi juga aman untuk turun dan dilalui dengan cepat," ucapnya.

Rum menjelaskan, pada 25 September 2016, terdapat 86 wisatawan mancanegara dan 30 wisatawan Nusantara. Pada 26 September 2016, terdapat 136 wisatawan mancanegara dan 18 wisatawan Nusantara. Sedangkan pada 27 September, terdapat 112 wisatawan mancanegara dan 8 wisatawan Nusantara.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Gunung Barujari meletus satu kali pada Selasa, 27 September 2016, sekitar pukul 14.45 Wita. Tinggi letusan mencapai sekitar 2.000 meter. Debu letusan mengarah ke barat daya. Rum meyakini erupsi tersebut tidak akan sampai berdampak fatal. "Abu vulkanis tidak ke bawah, malah menyeberang ke Denpasar," ucapnya.

Berdasarkan data yang dihimpun Tempo, rekomendasi yang dikeluarkan pos pemantau pada Selasa, pukul 15.00 Wita, menyebutkan kawasan dalam radius 3 kilometer dari Gunung Barujari diminta disterilkan. Tidak boleh ada yang memasuki area Danau Segara Anak. Adapun hari ini, debu vulkanis tidak lagi terdeteksi.

Selama 2016, Gunung Barujari telah beberapa kali meletus. Pada 1 Agustus 2016, gunung itu tiga kali meletus dalam satu hari, sehingga mengakibatkan ditutupnya Lombok Internasional Airport dan Bandara Internasional Ngurah Rai. Letusan itu diakibatkan gempa di barat laut Dompu. Pada Juli lalu pun, Gunung Barujari meletus.

ARKHELAUS W.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Masih Banyak Pendaki Rinjani yang Corat-coret dan Buang Sampah

28 Agustus 2017

Sejumlah tenda pendaki Gunung Rinjani berada di Pelawangan Sembalun, Lombok Timur, NTB. ANTARA/Eka Fitriani
Masih Banyak Pendaki Rinjani yang Corat-coret dan Buang Sampah

Para pendaki gadungan marak di sekitar kawasan Pegunungan Rinjani, bersamaan kian bergairahnya kunjungan wisatawan mancanegara ke kawasan tersebut.


Gunung Barujari Meletus, Aparat Cari Ratusan Wisatawan  

28 September 2016

Anak Gunung Rinjani, Gunung Barujari menyemburkan material vulkanik terlihat dari Danau Segara Anak, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat, 9 November 2015. ANTARA/HO/Mutaharlin
Gunung Barujari Meletus, Aparat Cari Ratusan Wisatawan  

Status Gunung Rinjani pun kini telah dinaikkan dari Normal Aktif (level I) menjadi Waspada (level II).


Gunung Barujari di Lombok Meletus Lagi

27 September 2016

Anak Gunung Rinjani, Gunung Barujari menyemburkan material vulkanik terlihat dari Danau Segara Anak, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat, 9 November 2015. ANTARA/HO/Mutaharlin
Gunung Barujari di Lombok Meletus Lagi

Selama 2016, Barujari telah beberapa kali meletus. Pada 1 Agustus 2016, Barujari tiga kali meletus dalam satu hari. Pada Juli lalu pun, gunung itu meletus. Gunung tersebut sedang stres.


Meletus, Gunung Barujari Lontarkan Abu Setinggi 2.000 Meter  

27 September 2016

Anak Gunung Rinjani, Gunung Barujari menyemburkan material vulkanik terlihat dari Danau Segara Anak, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat, 9 November 2015. ANTARA/HO/Mutaharlin
Meletus, Gunung Barujari Lontarkan Abu Setinggi 2.000 Meter  

Disiapkan masker sebanyak 55 ribu lembar dari BPBD dan 250 ribu lembar dari Dinas Kesehatan.


Debu Gunung Baru Jari, Bandara Lombok Ditutup

1 Agustus 2016

Gunung Barujari yang berada di tengah danau Segara Anak mengeluarkan debu vulkanik saat meletus di Sembalun, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat, pada 25 Oktober 2015. Gunung Barujari atau Gunung Baru berada di kaldera Gunung Rinjani dengan kawah berukuran 170m x 200 meter. ANTARA/Lalu Edi
Debu Gunung Baru Jari, Bandara Lombok Ditutup

Para pendaki juga dilarang mendekat ke gunung Baru Jari.


Ini Babad Lombok Menceritakan Dahsyatnya Letusan Samalas  

6 Maret 2016

Pemandangan Danau Segara Anak dari arah Sembalun, Lombok, (20/10). Danau indah berwarna biru ini terbentuk akibat meletusnya gunung Samalas pada 1257. Kini danau ini menjadi daya tarik para wisatawan saat mendaki gunung Rinjani. Tempo/Tony Hartawan
Ini Babad Lombok Menceritakan Dahsyatnya Letusan Samalas  

Gunung Samalas meletus pada 1257, mengubur Kerajaan Lombok dan menyebabkan bencana iklim hingga Eropa.


Ilmuwan Akan Teliti Peradaban yang Terkubur Letusan Salamas

5 Maret 2016

Gunung Barujari anak gunung Rinjani di danau Segara Anak, Nusa Tenggara Barat, 4 September 2013. Tempo/Rully Kesuma
Ilmuwan Akan Teliti Peradaban yang Terkubur Letusan Salamas

Letusan Gunung Samalas pada 1257, menyebabkan bencana hingga daratan Eropa.


Curah Hujan Tinggi, Jalur Pendakian Gunung Rinjani Ditutup

3 Februari 2016

Debu vulkanik gunung Barujari menyembur di balik puncak gunung Rinjani, terlihat dari Kecamatan Pringgabaya, Selong, Lombok Timur, NTB, pada 4 November 2015. Gunung Barujari yang berada di kaldera Gunung Rinjani mengeluarkan letusan abu vulkanik yang terbawa angin ke arah barat. ANTARA/Agung Wirawan
Curah Hujan Tinggi, Jalur Pendakian Gunung Rinjani Ditutup

Balai Taman Nasional Gunung Rinjani menutup seluruh jalur pendakian menuju Gunung Rinjani akibat tingginya curah hujan


Ketinggian Letusan Gunung Barujari Menurun

7 Desember 2015

Anak Gunung Rinjani, Gunung Barujari menyemburkan material vulkanik terlihat dari Danau Segara Anak, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat, 9 November 2015. ANTARA/HO/Mutaharlin
Ketinggian Letusan Gunung Barujari Menurun

Ketinggian letusan kini hanya 200-300 meter, berbeda dengan dua hari sebelumnya yang masih mencapai 2 ribu meter.


Bali Waspada Pasca Letusan Gunung Barujari

1 Desember 2015

Gunung Barujari yang berada di tengah danau Segara Anak mengeluarkan debu vulkanik saat meletus di Sembalun, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat, pada 25 Oktober 2015. Gunung Barujari atau Gunung Baru berada di kaldera Gunung Rinjani dengan kawah berukuran 170m x 200 meter. ANTARA/Lalu Edi
Bali Waspada Pasca Letusan Gunung Barujari

Warga Bali diminta waspada karena abu vulkanik dari pasca letusan Gunung Barujari, Lombok, Nusa Tenggara Barat, sudah mendekati Bali.