TEMPO.CO, Probolinggo - Kepolisian Resor Probolinggo dan Pemerintah Kabupaten Probolinggo menyatakan akan membantu pemulangan ratusan pengikut Taat Pribadi yang masih berada di Padepokan Dimas Kanjeng Taat Pribadi di Dusun Cengkelek, Desa Wangkal, Kecamatan Gading, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur.
Namun hingga kini belum ada yang bersedia pulang ke daerah asal mereka. Padahal, “Kami siap membantu jika ada yang mau kembali ke daerah asal mereka,” kata Kepala Kepolisian Resor Probolinggo Ajun Komisaris Besar Arman Asmara Syarifudin, Selasa, 27 September 2016.
Arman mengatakan Dinas Sosial Kabupaten Probolinggo telah mendata ratusan pengikut Taat Pribadi yang masih bertahan di padepokan. “Rata-rata mereka dari luar Jawa Timur dan luar Jawa,” kata Arman.
Ada sekitar 500 orang yang masih bertahan di padepokan namun diduga masih ada ribuan pengikut Taat yang menginap di rumah-rumah warga sekitar padepokan. Mereka bertahan karena masih percaya dengan kemampuan Taat menggandakan uang sebagaimana yang dijanjikan.
Pemerintah Kabupaten Probolinggo bersama kepolisian setempat telah mendirikan pos pengamanan, pos bantuan sosial, dan pos kesehatan di kawasan padepokan yang berdiri di lahan 5 hektar tersebut.
“Pendataan yang dilakukan merupakan bagian dari penanganan pasca konflik sosial sebagaimana diatur dalam UU Nomor 7 Tahun 2012 tentang Penanganan Konflik Sosial,” kata Arman.
Taat Pribadi, 46 tahun, ditangkap Kepolisian Daerah Jawa Timur dibantu Kepolisian Resor Probolinggo dalam penggerebekan besar-besaran, Kamis, 22 September 2016. Taat diduga jadi otak pembunuhan atas dua bekas pengikutnya yang mayatnya ditemukan di Probolinggo, Jawa Timur, Februari 2016, dan Wonogiri, Jawa Tengah, pada April 2016.
Selain Taat, polisi juga telah menetapkan sembilan orang lainnya sebagai eksekutor maupun orang yang turut serta membantu pembunuhan berencana tersebut. Sejumlah orang lainnya yang terlibat pembunuhan masih buron.
Selain kasus pembunuhan, Taat juga dituduh melakukan penipuan dengan modus penggandaan uang. Padepokan Dimas Kanjeng Taat Pribadi berdiri sejak 2005. Taat dipercaya memiliki kemampuan menggandakan uang dengan syarat pengikutnya menyerahkan mahar sejumlah uang jutaan rupiah dan membaca amalan atau wirid.
Ribuan pengikut Taat tersebar di seluruh Indonesia. Tak hanya masyarakat biasa, sejumlah tokoh nasional juga ada yang menjadi pengikut Taat. Salah satunya politikus Partai Golkar yang juga bekas Anggota DPR RI Marwah Daud Ibrahim yang menjadi Ketua Yayasan Padepokan Dimas Kanjeng Taat Pribadi.
ISHOMUDDIN