TEMPO.CO, Tuban - Produksi garam di pesisir pantai utara Kabupaten Tuban dan Lamongan, Jawa Timur, turun drastis. Kemarau basah dan datangnya musim hujan menjadi penyebab utama menurunnya produksi salah satu bumbu dapur ini.
Data di Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Lamongan menyebutkan, hingga akhir September 2016 realisasi produksi garam berada di kisaran 1.000 ton. Jumlah itu jauh menurun dibanding realisasi September 2015 silam dengan produksi 30.000 ton dan pada Desember tahun sama 38.804 ton.
“Jadi, menyusut tajam,” ujar Juru Bicara Pemerintah Kabupaten Lamongn Sugeng Widodo kepada Tempo, Selasa 27 September 2016.
Faktor lain, lanjutnya, luasan areal produksi garam mengalami penyusutan akibat alih fungsi lahan untuk kegatan perikanan. Luas lahan garam di Lamongan pada 2015 mencapai 213 hektare, sementara tahun ini tinggal 200 hektare.
Harga garam saat ini sebesar Rp 500 perkilogram atau meningkat dibanding sebelumnya hanya sebesar Rp 200 perkilogram. Untuk kwalitas, garam di Kabupaten Lamongan termasuk kategori KW 1 (kwalitas utama) yang biasanya digunakan dalam rintisan produksi.
Sementara itu, produksi garam di Kabupaten Tuban juga mengalami penurunan tajam. Jika pada 2015 produksi garam mencapai 29.000 ton, kini jumlahnya tidak sampai separunya. Penyebabnya, hampir sama dengan Kabupaten Lamongan, yaitu jangka waktu kemarau yang relatif pendek akibat kemarau basah.
“Ya, turun,” ujar Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Tuban, Sunarto dalam release Selasa 27 September 2016.
Di Kabupaten Tuban terdapat sedikitnya 275 hektare lahan garam berlokasi di pesisir pantai utara. Lokasinya sebagian besar berada di Kecamatan Palang seperti Desa Pliwetan dan sekitarnya. Kemudian di Kecamatan Tambakboyo, yaitu di Desa Tambakboyo. Para petani garam di kabupaten ini melapisi tanahnya dengan terpal, agar hasilnya lebih bersih.
Petani di Desa Tambakboyo, Kecamatan Tambakboyo, kini juga tengah mengembangkan garam khusus kebutuhan kecantikan dan spa khususnya untuk perawatan tubuh. Produksi rintisan garam khusus spa, kini tengah dikembangkan Syaiful Albab, seorang petani garam di Desa Tambakboyo. Produksi garam untuk spa, dijadwalkan dikirim ke sejumlah kota-kota. Seperti Bojonegoro, Surabaya dan Semarang. Garam untuk spa ini, bagian dari kerjasama Dinas Perikanan dan Kelautan Tuban.
SUJATMIKO