TEMPO.CO, Negara - Muhammad Surya Pratama Harjo, 14 tahun, siswa kelas VIII SMP Negeri 4 Negara, Jembrana, Bali, yang menderita jantung bocor, jatuh sakit dan dirawat di Rumah Sakit Sanglah, Denpasar, Bali, setelah dihukum push up oleh gurunya.
"Bahkan pihak rumah sakit merujuk anak saya itu ke Rumah Sakit Harapan Kita di Jakarta. Tapi karena belum memiliki biaya, kami belum bisa memenuhi rujukan tersebut," kata Agus Suseno, ayah Pratama, di rumahnya BTN Desa Tegal Badeng Timur, Kecamatan Negara, Kabupaten Jembrana, Minggu, 25 September 2016.
Agus mengatakan anaknya tersebut mendapatkan hukuman dari guru kesenian di SMP tersebut pada Agustus lalu, karena lupa membawa buku gambar. Sebelumnya, Pratama tidak masuk sekolah disebabkan sakit.
Baca juga:
Awas, Tiga Jebakan Ini Bisa Sebabkan Ahok Keok di Pilkada!
Wah, Ketiga Calon Gubernur Jakarta bukan Kader Partai
Menurut dia, oknum guru itu menyuruh anaknya push up 30 kali serta bersih-bersih sekolah. Padahal saat baru masuk sekolah tersebut dia sudah bersurat ke guru bimbingan konseling kalau anaknya itu menderita jantung bocor, sehingga tidak pernah ikut olahraga.
"Dua hari setelah mendapat hukuman tersebut, anak saya sakit dan dirawat di Rumah Sakit Negara, kemudian dirujuk ke Rumah Sakit Sanglah. Sementara ini saya bawa pulang, sambil rawat jalan," ujarnya.
Ia mengatakan, dari pemeriksaan dokter, jantung anaknya bengkak hingga menjalar ke paru-paru, yang menyebabkannya sering sesak napas.
Karena anaknya sakit setelah menjalani hukuman dari guru, ia menyayangkan, guru bersangkutan yang tidak pernah menjenguk anaknya apalagi meminta maaf.
Menurut dia, setelah dihubungi Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, Olahraga, Budaya dan Pariwisata Jembrana I Nengah Alit yang kebetulan berjumpa di rumah sakit, kepala sekolah sempat menjenguk anaknya, tapi bukan itu yang diinginkan keluarga.
"Kami ingin guru yang bersangkutan datang dan minta maaf. Seolah-olah dia tidak peduli dengan dampak hukuman yang diberikannya terhadap anak saya," katanya.
Pratama mengatakan, selain dia, ada enam murid lain yang dihukum sejenis oleh oknum guru tersebut.
Kepala SMP Negeri 4 Negara Made Sunariana saat dikonfirmasi awak media mengatakan dia sudah bertemu keluarga dan masalahnya sudah selesai. Karena mengaku masih ada acara keluarga, ia mengatakan, belum bisa menjelaskan panjang-lebar, termasuk soal oknum guru yang memberikan hukuman tersebut. "Saya masih ada acara keluarga. Yang memberikan hukuman itu guru honorer, saya berjanji akan menjelaskannya," katanya.
I Nengah Alit membenarkan dia bertemu dengan keluarga Pratama saat masih dirawat di Rumah Sakit Umum Negara, karena kebetulan adiknya juga sedang menjalani rawat inap.
ANTARA
Baca juga:
Awas, Tiga Jebakan Ini Bisa Sebabkan Ahok Keok di Pilkada!
Wah, Ketiga Calon Gubernur Jakarta bukan Kader Partai