TEMPO.CO, Bandung — Gerakan Para Pendongeng untuk Kemanusiaan (Geppuk) pekan depan akan menurunkan tiga orang pendongeng ke Garut, Jawa Barat. Aksi kemanusiaan itu untuk mendampingi anak-anak korban banjir bandang yang kini menghuni sejumlah tempat pengungsian. Aksi itu berlangsung Senin-Selasa, 26-27 September 2016.
Relawan gerakan tersebut, Galuh Kencono Wulan, mengatakan anak-anak berada pada situasi yang kacau saat pascabencana. Kondisi anak-anak pun terguncang. “Rumahnya berantakan, sekolahnya juga, harta benda hilang, bahkan ada sanak keluarga yang meninggal atau hilang,” ujarnya, Sabtu, 24 September 2016.
Kondisi seperti itu mendorong perkumpulan pendongeng se-Nusantara untuk beraksi. Mereka mengambil bagian pada tahap pemulihan situasi dengan pendampingan lewat kegiatan mendongeng dan bermain.
Para pendongeng menyiapkan pesan agar anak-anak senantiasa menjaga alam agar terhindar dari ancaman bencana. “Dalam pendampingan ini kami juga ingin menyampaikan pesan agar anak-anak dapat menerima kehendak Tuhan sebagai bagian dari pembentukan karakter yang kuat,” katanya.
Tim saat ini masih berkoordinasi dengan lembaga sosial lain untuk bersinergi di tempat-tempat pengungsian. Sebelumnya, menurut Galuh, aksi serupa mereka lakukan di tempat pengungsian letusan Gunung Sinabung, Aceh, dan berbagai lokasi bencana banjir dan kebakaran di Jakarta.
Staf Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Jawa Barat Ridwan menyebutkan, sebaran pengungsi berdasarkan data berada di sembilan titik lokasi. Jumlah total pengungsi sejauh ini tercatat ada 6.019 orang.
ANWAR SISWADI