INFO JABAR - Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan mengatakan bencana banji di Kabupaten Garut memang tidak diinginkan. Namun harus dicari penyebab bencana ini, seperti rusaknya lingkungan alam karena ulah manusia.
Biar nanti kita investigasi. Kalau memang ini faktornya karena perilaku manusia yang merusak lingkungan, mari kita perbaiki bersama-sama ke depan. Hal ini juga harus kita jadikan pelajaran," kata Aher saat meninjau langsung lokasi terparah bencana banjir bandang di Kecamatan Tarogong Kidul, Kabupaten Garut pada Rabu, 21 September 2016.
Baca Juga:
Aher, atas nama Pemerintah Provinsi Jawa Barat, menyatakan ikut berbela sungkawa atas terjadinya musibah meluapnya Sungai Cimanuk yang menimbulkan banyak korban. Dia juga terus berkoordinasi dengan pemerintah daerah setempat, serta pihak terkait lain, untuk antisipasi serta program penanggulangan pascabencana atau mitigasi, termasuk berkoordinasi dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) untuk membuat rumah susun bagi korban yang telah kehilangan tempat tinggal.
"Tadi saya sudah mendapat gambaran, bahwa nanti akan ada rusunawa. Nanti Bupati akan membicarakannya dengan Kementerian PUPR, dan dengan pemerintah provinsi juga kita akan bantu bersama-sama," ujar Aher.
Hingga pukul 17.00 WIB, Rabu, 21 September 2016, korban akibat bencana ini di Kabupaten Garut tercatat 833 orang, yaitu 20 orang meninggal dunia, terdiri atas 8 orang laki-laki dan 12 orang perempuan, serta 15 orang lainnya masih dinyatakan hilang. Sementara korban luka berat47 orang dan luka ringan 12 orang. Selain itu, sebanyak 735 orang warga mengungsi di lokasi aman yang masih dekat dengan daerah terdampak dengan posko utama bencana dipusatkan di Kodim 0611/Garut.
Baca Juga:
Akibat bencana ini, 633 unit rumah terendam, 57 unit hanyut, dan 7 rumah roboh. Sarana infrastruktur yang rusak di antaranya jembatan dan fasilitas umum, seperti RS Dr Slamet, Polsek Tarogong Kidul, dan kantor Kecamatan Tarogong Kidul. (*)