Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Trenggalek Kendalikan Pertumbuhan Penduduk di Pegunungan

image-gnews
Bupati Trenggalek Emil Elestianto Dardak saat melihat rumah penduduk yang terkena banjir dini hari tadi, 17 Agustus 2016. TEMPO/HARI TRI WARSONO
Bupati Trenggalek Emil Elestianto Dardak saat melihat rumah penduduk yang terkena banjir dini hari tadi, 17 Agustus 2016. TEMPO/HARI TRI WARSONO
Iklan

TEMPO.CO, Trenggalek - Sejumlah kecamatan di Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, menjadi langganan banjir dan tanah longsor setiap musim hujan. Terkendala anggaran, Bupati Trenggalek Emil Elestianto Dardak memutuskan mengendalikan laju pertumbuhan penduduk di kawasan pegunungan.

Tak ingin menjadi bulan-bulanan bencana alam yang terjadi sejak kabupaten ini lahir, Emil Elestianto Dardak, Bupati Trenggalek terpilih periode 2015 – 2020 mengambil langkah taktis. Ketika upaya pengendalian bencana terhalang kekuatan anggaran untuk membangun infrastruktur di kawasan yang dipenuhi pegunungan, Emil memutuskan mengurangi resiko keselamatan warganya. “Saya harus mengendalikan laju pertumbuhan penduduk di kawasan pegunungan,” kata Emil kepada Tempo, Minggu 18 September 2016.

Pilihan ini ditempuh lantaran hampir setengah penduduk Kabupaten Trenggalek bermukim di dataran tinggi lereng Gunung Wilis. Dari 14 kecamatan yang ada, tujuh kecamatan di antaranya berada di dataran tinggi dengan populasi penduduk yang cukup padat yakni sekitar 35 persen dari seluruh penduduk Trenggalek. Mereka telah bermukim selama puluhan tahun dan terus berkembang setiap waktu. Padahal kontur tanah di kawasan itu sangat labil dan rentan terjadinya longsor dan banjir setiap musim hujan.

Kondisi ini, menurut Emil, sama persis dengan Kabupaten Solok, Propinsi Sumatera Barat. Daerah tersebut nyaris tak bisa dilepaskan dari bencana alam karena kondisi geografisnya. Karena itu pemerintahnya harus memprioritaskan langkah mitigasi bencana dalam rencana pembangunan daerah. Apalagi riset soal kontur tanah Trenggalek yang dilakukan lembaga perguruan tinggi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta tidak direkomendasikan untuk pemukiman terutama di dataran tinggi.

Populer:
Wah, Skandal Gatot Merembet ke Putri Reza & Angelina Sondakh
Jika Marshanda Mau Menemuinya, Egi John Akan Sujud, dan...
Isu Makin Santer, Ayu Ting Ting Jelaskan tentang Selingkuh

Fakta tersebut memaksa Emil mengubah rencana pengembangan kota dengan memprioritaskan pertumbuhan penduduk ke dataran rendah. Baru-baru ini dia mencanangkan pembangunan rumah susun di dataran rendah Prigi untuk memenuhi kebutuhan papan masyarakatnya. “Masyarakat jangan sampai membangun rumah di pegunungan dengan pertimbangan harga murah,” kata suami artis Arumi Bachsin yang menduplikasi pembangunan serupa di Korea dan Jepang lantaran minimnya lahan datar.

Pergeseran populasi penduduk dari dataran tinggi ke dataran rendah ini dianggap paling strategis di tengah keterbatasan upaya membangun infrastuktur berbiaya besar. Menurut kajian Direktorat Jenderal Sumber Daya Air yang menelisik kondisi alam Trenggalek, penanganan bencana alam di kawasan ini membutuhkan pembiayaan sangat besar dan waktu lama.

Pemerintah Trenggalek diminta membangun tiga bendungan besar untuk mengendalikan air dari gunung. Selama ini tak satupun bendungan yang dimiliki kabupaten ini sejak terbentuk pemerintahan daerah pertama di tahun 1970-an. Saat ini pembangunan bendungan tersebut baru dimulai dengan rincian satu dalam pengerjaan, satu dalam tahap kajian akhir, dan sisanya dalam tahap kajian awal.

Selain itu, kabupaten ini juga memiliki kendala alam dengan berpindah-pindahnya alur sungai yang berhadapan langsung dengan Samudera Hindia. Alur sungai yang tidak menetap ini kerap menerjang kawasan pemukiman dan tak bisa diduga sebelumnya. Satu-satunya jalan untuk mengatasinya adalah membangun dinding jalan air sungai yang cukup lebar untuk memberi ruang gerak perpindahan jalur. “Dan itu biayanya sangat mahal,” kata Emil.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Simak pula:
Egi John Geram Selama Ini Dibohongi Marshanda
Heboh Selingkuh dan Digebuki, Begini Reaksi Raffi Ahmad
Slimani Bawa Leicester City Menang 3-0 atas Burnley

Rendahnya kemampuan keuangan daerah inilah yang memaksa Emil memutar otak untuk mencari dana talangan. Bergantungnya pembiayaan pekerjaan khusus terhadap Dana Alokasi Umum dan intervensi APBN menjadi persoalan klasik yang tak pernah terpecahkan oleh pemerintah daerah.

Karena itu Emil berharap pemerintah pusat memfasilitasi langkah daerah untuk mengajukan pinjaman luar, yang nantinya bisa dibantu dengan memperbesar alokasi DAK dan APBN untuk mengangsur. Jika tidak, kendala keuangan akan tetap menjadi penghambat penanganan bencana alam di Trenggalek yang terjadi turun temurun.

Pemerintah Trenggalek, menurut Emil, juga tak banyak menerima pemasukan dari pungutan pajak daerah. Kondisi geografis kabupaten yang mayoritas merupakan kawasan hutan dengan pengelolaan Perhutani tak bisa menyisihkan pajak bumi dan bangunan (PBB) karena disetorkan langsung kepada pemerintah pusat. “Padahal urusan bencana ini tak bisa ditunda-tunda,” katanya.

Selama pembangunan infrastruktur besar tersebut masih terkendala, bencana longsor dan banjir dipastikan terus terjadi sepanjang musim hujan. Langkah cepat yang dilakukan pemerintah daerah hanyalah meningkatkan intensitas penanganan bencana dengan cepat dan pendeteksian dini atas munculnya potensi rawan. Di antaranya dengan menyiagakan petugas penanganan bencana hingga ke tingkat kelurahan dengan dukungan peralatan alat berat untuk evakuasi.

Mengacu pada bencana yang terjadi, pembukaan akses transportasi di daerah longsor menjadi prioritas utama untuk menjaga kelangsungan perekonomian warga. Longsor terakhir yang memutuskan jalur utama dan alternative menuju kawasan Prigi akhir pekan lalu diklaim diselesaikan dalam waktu kurang dari dua hari. 

HARI TRI WASONO 

Penting:
KPK Ungkap Kebohongan Twitter Ketua DPD Irman Gusman
Ketua DPD Dicokok KPK: Detik-detik Penangkapan Irman Gusman
Irman Gusman: KPK Terlalu Dini Sebut Uang Itu sebagai Suap  
Rachmawati: Saya Tak Mau Gubernur yang Berpihak ke Cukong

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Antisipasi Hujan, BNPB Gelar Modifikasi Cuaca untuk Mempermudah Evakuasi Korban Longsor Cipongkor Jabar

1 hari lalu

Petugas penyelamat mencari warga yang hilang saat tanah longsor dari puncak bukit mengubur 10 rumah dan lebih dari 30 rumah terdampak di Kampung Gintung, Desa Cibenda, Kecamatan Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, 25 Maret 2024. Sementara ini 9 orang dinyatakan masih hilang, lebih dari 30 rumah tertimbun longsor, serta lebih dari 300 jiwa mengungsi di kantor desa dan sekolah. TEMPO/Prima Mulia
Antisipasi Hujan, BNPB Gelar Modifikasi Cuaca untuk Mempermudah Evakuasi Korban Longsor Cipongkor Jabar

Hingga saat ini tim SAR gabungan baru menemukan lima jasad dari 10 korban yang tertimbun longsor.


Ahli ITB Jelaskan Penyebab Longsor Mematikan di Cipongkor Bandung Barat

1 hari lalu

Petugas membawa anjing pelacak mencari warga yang hilang saat tanah longsor dari puncak bukit mengubur 10 rumah dan lebih dari 30 rumah terdampak di Kampung Gintung, Desa Cibenda, Kecamatan Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, 25 Maret 2024. Sementara ini 9 orang dinyatakan masih hilang, lebih dari 30 rumah tertimbun longsor, serta lebih dari 300 jiwa mengungsi di kantor desa dan sekolah. TEMPO/Prima Mulia
Ahli ITB Jelaskan Penyebab Longsor Mematikan di Cipongkor Bandung Barat

Faktor utama pemicu longsor adalah curah hujan yang lebat.


Jalur Kereta Cilame-Padalarang Longsor Dini Hari, Dua Kereta Sempat Tertahan

2 hari lalu

Petugas menyingkirkan material longsor yang menutup jalur rel kereta api di lintas stasiun Karanggandul-Karangsari, Banyumas, Jateng, Senin 4 Desember 2023. Perjalanan kereta api yang melintas di DAOP 5 Purwokerto, dialihkan memutar melalui Bandung atau Semarang imbas jalur kereta tertutup material longsor akibat curah hujan tinggi pada Senin 4 Desember dini hari. ANTARA FOTO/Idhad Zakaria
Jalur Kereta Cilame-Padalarang Longsor Dini Hari, Dua Kereta Sempat Tertahan

Kereta yang sedianya melintasi lokasi longsor diminta berhenti menunggu proses pembersihan jalur.


Basarnas Temukan 4 Korban Tewas Imbas Banjir dan Longsor di Bandung Barat

2 hari lalu

 Anggota SAR dan relawan mengevakuasi warga yang mengungsi menggunakan perahu karet melewati Jalan Raya Dayeuhkolot saat banjir di Kabupaten Bandung, Jawa Barat, 12 Januari 2024. Hujan lebat di wilayah Bandung Raya membuat semua sungai meluap dan merendam ribuan rumah disejumlah kecamatan di Kabupaten Bandung, juga menyebabkan banjir bandang dan tanah longsor di beberapa wilayah. TEMPO/Prima mulia
Basarnas Temukan 4 Korban Tewas Imbas Banjir dan Longsor di Bandung Barat

Tim gabungan Basarnas masih mencari enam orang korban yang hilang imbas banjir dan longsor. Proses pencariannya akan dilanjutkan pada pagi ini.


Dari Longsor di Cipongkor Bandung Barat, Tiga dari 10 Koban Hilang Ditemukan

2 hari lalu

Tim SAR gabungan mengevakuasi dua jenazah di lokasi longsor Desa Cibenda, Kecamatan Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat
Dari Longsor di Cipongkor Bandung Barat, Tiga dari 10 Koban Hilang Ditemukan

Tiga dari 10 korban longsor di Cipongkor Bandung Barat sudah ditemukan. Warga yang mengungsi disarankan tidak kembali dulu ke rumahnya.


Sembilan Orang Hilang Akibat Banjir Bandang dan Longsor di Bandung Barat

3 hari lalu

Petugas penyelamat mencari warga yang hilang saat tanah longsor dari puncak bukit mengubur 10 rumah dan lebih dari 30 rumah terdampak di Kampung Gintung, Desa Cibenda, Kecamatan Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, 25 Maret 2024. Sementara ini 9 orang dinyatakan masih hilang, lebih dari 30 rumah tertimbun longsor, serta lebih dari 300 jiwa mengungsi di kantor desa dan sekolah. TEMPO/Prima Mulia
Sembilan Orang Hilang Akibat Banjir Bandang dan Longsor di Bandung Barat

Banjir dan tanah longsor di Kecamatan Cipongkor, Bandung Barat, membuat sejumlah warga hilang dan rumah rusak. Evakuasi masih berlangsung.


Longsor di Desa Sentul Bogor Akibat Hujan Lebat, Satu Orang Tertimbun

3 hari lalu

Sejumlah petugas gabungan melakukan pencarian korban tanah longsor di Kampung Sirnasari RT 07/04, Kelurahan Empang, Kota Bogor, Jawa Barat, Rabu, 15 Maret 2023. Hujan deras pada Selasa malam mengakibatkan tebingan tanah setinggi 30 meter dan lebar 15 meter longsor dan menyebabkan dua warga meninggal dunia, enam warga luka-luka, sementara empat warga lainnya masih dalam proses pencarian. ANTARA/Arif Firmansyah
Longsor di Desa Sentul Bogor Akibat Hujan Lebat, Satu Orang Tertimbun

Tim gabungan masih mencari warga yang tertimbun longsor di Desa Sentul, Bogor. Pencarian sempat terganggu hujan ekstrem.


45 Rumah Rusak Akibat Banjir dan Longsor di Kota Semarang

5 hari lalu

59 Perjalanan Kereta Api Terdampak Banjir Semarang, Ribuan Tiket Dibatalkan
45 Rumah Rusak Akibat Banjir dan Longsor di Kota Semarang

BPBD mencatat setidaknya 45 rumah rusak akibat banjir, longsor dan pohon tumbang di Kota Semarang.


Korban Banjir dan Longsor Pesisir Selatan Menjadi 25 Orang, 4 Orang Masih Hilang

12 hari lalu

Puluhan rumah di Nagari Ganting Mudiak Utara Surantih, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat, rata dengan tanah usai diterjang banjir. (TEMPO/Fachri Hamzah)
Korban Banjir dan Longsor Pesisir Selatan Menjadi 25 Orang, 4 Orang Masih Hilang

Total korban banjir dan longsor di wilayah Sumatra Barat mencapai 28 korban meninggal dunia.


Kampung Langgai Sumatra Barat Masih Terisolir Seminggu Setelah Diterjang Banjir Bandang

14 hari lalu

Warga memanggul karung berisi bantuan untuk korban banjir bandang dan longsor di Langgai, Gantiang Mudiak Utara Surantiah, Pesisir Selatan, Sumatera Barat, Selasa, 12 Maret 2024. Akses menuju lokasi bencana tersebut yang terputus membuat warga kesulitan mendapatkan bantuan. TEMPO/Fachri Hamzah.
Kampung Langgai Sumatra Barat Masih Terisolir Seminggu Setelah Diterjang Banjir Bandang

Sepanjang jalan menuju Langgai, masih banyak lumpur yang dibawa banjir bertumpuk di depan rumah warga.