Kemarin, pada akun Instagramnya, Krishna pun menulis status perihal cara menyikapi fitnah. Menurut dia, cara menghadapi fitnah adalah dengan bersikap tetap tenang dan membiarkan Tuhan yang menunjukkan jalan kebenaran.
Namun, ia masih membolehkan orang lain untuk berfoto dengannya. “Kalau mau foto harus banyakan seperti ini,” kata pria yang lahir pada 15 Januari 1970 ini sambil mengunggah foto bersama beberapa orang.
Krishna memang cukup aktif di media sosial. Terlihat dari akun Instagramnya, ada 391 publikasi foto terkait polisi gaul ini. Pengikut akun Instagram Krishna pun mencapai 427 ribu.
Tidak hanya aktif di Instagram, dia juga memiliki akun Facebook yang diintegrasikan dengan Instagram. Sehingga publikasi foto dari Instagram bisa diihat oleh para pengguna Facebook yang berteman ataupun tidak dengan Krishna.
Krishna yang pernah bertugas di Bosnia, Uganda, Libya, Afganistan, Eropa dan New York juga memiliki blog, yaitu catatansibedu.blogspot.com. Ketika menjadi Kapolsek Penjaringan tahun 2001, dia berhasil menangani konflik di lokalisasi di Kalijodo.
Pengalamannya itu menjadi bahan tesisnya, kuliah di Program Magister Ilmu Kepolisian di Universitas Indonesia. Karya ilmiahnya itu dia terbitkan dalam buku bertajuk "Geger Kalojodo"
Kepada Tabloidbintang.com, Krishna Murti mengaku popularitasnya kerap mengganggu pekerjaannya.
“Bayangkan, waktu saya sedang menangkap Anwar (residivis kasus pembunuhan dan pemerkosaan yang kabur dari lapas) di pedalaman daerah Jasinga, ada saja orang yang minta foto bareng,” ungkapnya.
Ada cerita lucu setiap kali dia jalan bersama putri sulungnya yang duduk di bangku SMA. “Kalau saya pergi kondangan, lalu saya jalan menggandeng tangan anak saya, ibu-ibu pasti melotot. Dikiranya saya jalan sama perempuan muda, siapa gitu. Setelah saya panggil anak saya, Kak, baru mereka senyum, ha ha ha,” ceritanya.
Cerita lain ketika Krishna masuk ke kamar anaknya, ketika teman-teman sang anak sedang bermain di sana. “Waktu saya muncul di pintu, mereka langsung bilang, 'Wow, Krishna Murti! Wow! Wow!’ Anak saya cuma bisa tepuk jidat,” pungkasnya.
Saat bertugas sebagai Direktur Kriminal Umum Polda Metro Jaya, sejumlah kasus terkenal menjadi bahan perbincangan publik. Saat diwawancara wartawan, Krishna dan anak buahnya seringkali memakai kaos dengan tulisan “Turn Back Crime.”
Kaos ini banyak beredar di pasaran dan digunakan warga yang bukan polisi. Dia mengakui, polisi saat ini dituntut lebih modis dan trendi. “Memang sengaja saya buat seragamnya seperti ini, kaus polo, celana, dan sepatu krem, biar lebih enak dilihat,” katanya.
Setelah kabar burung terkait penganiayaan beredar, Krishna Murti menolak diajak foto selfi berdua perempuan.
DANANG FIRMANTO | TABLOIDBINTANG.COM