TEMPO.CO, Klaten - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengklaim persediaan beras di Jawa Tengah aman hingga Mei 2017. “Tentu surplus itu kami jadikan stok untuk cadangan. Tapi karena (stok) di gudang berlebih, kemarin sekitar 2.000 ton dikirim ke Kalimantan Tengah,” kata Ganjar seusai mengajar para mahasiswa baru Universitas Widya Dharma Kabupaten Klaten pada Kamis, 15 September 2016.
Selain ke Kalimantan Tengah, Ganjar mengatakan, kelebihan stok beras di Jawa Tengah juga akan dikirimkan ke sejumlah provinsi lain seperti Kalimantan Barat, Aceh, Riau, dan Sumatera Barat. “Nanti sekitar 1.000 ton beras akan kami berikan ke Kalimantan Barat,” kata Ganjar.
Sebanyak 2.000 ton beras dari Perum Bulog Divisi Regional Jawa Tengah itu dikirimkan ke Kalimantan Tengah melalui Pelabuhan Tanjung Emas Semarang pada Jumat dua pekan lalu. Menurut Ganjar, pengiriman beras ke sejumlah daerah ini sebagai bukti bahwa Jawa Tengah telah berhasil dalam hal swasembada beras.
Ganjar berujar, Jawa Tengah tidak hanya mampu memenuhi kebutuhan berasnya sendiri. “Dalam kurun tiga tahun ini, Jawa Tengah sudah swasembada pangan. Dari beras, jagung, bahkan sampai gula, kita bisa mencukupi sendiri,” ujar Ganjar. Sedangkan untuk kedelai, Ganjar mengakui Jawa Tengah masih membutuhkan pasokan dari luar lantaran kedelai termasuk jenis tanaman subtropis.
Selain kedelai, kata Ganjar, Jawa Tengah juga masih kekurangan daging sapi. Maka itu dia meminta agar pembibitan (breeding) sapi segera dibuat. Jika pihak swasta belum tertarik mengembangkan usaha pembibitan sapi, Ganjar mengusulkan agar negara segera turun tangan. “Kalau swasta belum mampu, BUMN musti turun menjadi breeder-breeder (pembibit),” kata Ganjar.
Ganjar juga menyambut baik skema baru impor sapi yang diajukan Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution, yakni kewajiban pengusaha menyediakan sapi indukan tiap kali mengimpor sapi bakalan.
“Kalau ketersediaan sapi indukan dinilai masih kurang dengan skema 1:5 (tiap mendatangkan lima ekor sapi bakalan, importir harus menyediakan satu ekor sapi indukan), ya porsi tinggal ditambah saja,” kata Ganjar.
Berkaitan dengan impor daging kerbau dari India untuk menekan harga sapi, Ganjar mengatakan, mayoritas penduduk Jawa Tengah tidak punya tradisi makan daging kerbau. “Di Jawa Tengah, daging kerbau mungkin laku di tempat-tempat tertentu seperti Kudus. Kalau tempat lain sebenarnya tidak terlalu tertarik soal itu,” kata Ganjar.
Sebagai pengganti daging sapi yang harganya masih tinggi di pasaran, Ganjar justru mengimbau agar masyarakat Jawa Tengah berganti haluan dengan mengkonsumsi ikan. “(Lebih baik diversifikasi, makan ikan saja lebih baik,” kata Ganjar.
Rektor Universitas Widya Dharma Klaten, Triyono, mengatakan selama hampir dua jam mengajar di kampusnya, Gubernur Ganjar mengingatkan para mahasiswa baru ihwal tiga konsep Tri Sakti yang diusung Presiden Soekarno. Tiga konsep itu adalah berdaulat secara politik, berdikari secara ekonomi, dan berkepribadian secara sosial budaya.
“Pada 2045, Indonesia akan mengalami ledakan penduduk usia kerja. Ada dua pilihan, apakah menjadi bonus atau malapetaka,” kata Triyono. Maka itu, dia mengamini pernyataan Ganjar bahwa konsep Trisakti musti diimplementasikan sejak dini dalam dunia pendidikan. “Kalau tidak, penduduk usia kerja yang melimpah itu kelak hanya akan menjadi pengangguran atau jadi pembantu di negeri sendiri di era globalisasi ini,” kata Triyono.
DINDA LEO LISTY