TEMPO.CO, Bojonegoro - Nelayan musiman di aliran Bengawan Solo, Desa Simo, Kecamatan Soko, Kabupaten Tuban, Jawa Timur, menemukan jangkar yang diperkirakan peninggalan zaman Belanda pada Sabtu pekan lalu.
Jangkar berukuran besar itu diduga berkaitan dengan temuan kapal besi yang juga di Bengawan Solo, tepatnya di Desa Ngraho, Bojonegoro, pada September 2013.
Dewan Kepurbakalaan Kabupaten Bojonegoro telah menghubungi Museum Kepurbakalaan Sangiran, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah, untuk menyelidiki usia jangkar berukuran panjang 110 sentimeter dan lebar 84 sentimeter disertai rantai sepanjang 30 meter itu. “Jangkarnya masih kami simpan,” ujar Ketua Dewan Kepurbakalaan Kabupaten Bojonegoro Ali Syafaat, Kamis, 15 September 2016.
Ali menuturkan, selain jangkar, kapal besi yang ditemukan di Bengawan Solo tiga tahun lalu juga masih disimpan rapi. Kapal besi itu berukuran panjang 32 meter dengan lebar 6 meter lengkap dengan rantai besi sepanjang 30 meter dengan berat 400 kilogram.
Lempengan besi kapal berukuran sekitar 0,5 sentimeter dan masih utuh. Lokasi temuan kapal besi itu berjarak sekitar 27 kilometer dari jangkar besi.
Menurut Kepala Desa Ngraho, Samat, kapal besi itu diangkat dari dasar Bengawan menggunakan truk. Penarikan juga dibantu enam perahu agar kapal bisa naik ke permukaan air. “Saat itu sungai dangkal karena kemarau,” katanya.
Samat menduga antara kapal besi tersebut dan jangkar masih ada hubungan. Apalagi di Bengawan Solo kerap ditemukan benda-benda kuno, misalnya bom kuno yang diduga sisa-sisa zaman perang. “Mungkin ada kaitannya antara kapal itu dan jangkar,” tuturnya.
SUJATMIKO