TEMPO.CO, Poso - Sahrul, 32 tahun, sopir truk pengangkut gabah di Desa Maholo, Kecamatan Lore Timur, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, dianiaya aparat Bintara Pembina Desa (Babinsa) wilayah setempat pada Senin, 12 September 2016, malam.
Akibat penganiayaan itu, Sahrul menderita luka serius. Luka itu di antaranya bersarang di bagian muka. Selain itu, dua gigi korban di bagian atas copot. “Saya dipukul bertubi-tubi hingga terjatuh," ujarnya di Palu, Rabu, 14 September 2016, malam.
Menurut dia, penganiayaan itu dilakukan di halaman tempat korban bekerja di Desa Maholo pada Senin, 12 September, sekitar pukul 21.00 Wita. Kejadian itu berawal setelah korban pulang dari lokasi kerja dari arah Palu menuju Desa Maholo sekitar pukul 20.00 Wita. Di perjalanan, saat melintasi arah Desa Maholo, tiba-tiba truk korban bersenggolan dengan truk pengangkut pasir dari arah jalur berlawanan yang mengakibatkan kaca spion kedua mobil tersebut rusak.
Truk pengangkut pasir itu milik aparat Babinsa. Karena kaget disertai takut dan tidak mau mengundang keributan di jalan itu, Sahrul pun melanjutkan perjalanan dengan truk yang dikendarainya untuk menjauh dari lokasi tersebut.
Sekitar satu jam berselang, saat berada di tempatnya bekerja, tepatnya di Desa Maholo, tiba-tiba ia didatangi aparat Babinsa dan langsung menghajarnya. “Saya dimaki dan langsung dihajar Babinsa itu," ujarnya.
Sahrul mengaku mengenal persis aparat Babinsa yang menganiayanya. "Mobil dia itu yang bersenggolan dengan mobil saya," ucapnya.
Karena tidak terima mendapat perlakuan itu, Sahrul akhirnya melaporkan kejadian tersebut ke Detasemen Polisi Militer di Palu, Rabu, 14 September 2016.
Kepala Komando Distrik Militer 1307 Poso Letnan Kolonel Infanteri Ryan Hanandi, yang dimintai konfirmasi, mengaku belum mengetahui persis kejadian tersebut. "Sementara masih dicek, kita lihat nanti," ujarnya kepada Tempo via SMS pada Kamis, 15 September 2016.
AMAR BURASE