TEMPO.CO, Mataram - Parade 100 perahu hias para nelayan menuju perairan pantai Teluk Senggigi akan meramaikan pembukaan Festival Pesona Senggigi (FPS) 2016, yang akan berlangsung pada 16-19 September 2016.
Tiap perahu membawa dua penabuh Gendang Beliq (gendang besar), yang akan dimainkan selama perjalanan dari Pantai Duduk menuju Pantai Senggigi, yang jaraknya sekitar 1.000 meter. Sesampai di Pantai Senggigi, mereka akan bergabung dengan para penabuh alat musik tradisional Sasak berupa gamelan dan ekshibisi Perisaian—permainan adu pukul rotan bertameng kulit ternak—serta penari. Mereka akan memainkan tari Gendang Beliq dan tari Gandrung untuk menyambut pembukaan Festival Pesona Senggigi 2016.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Nusa Tenggara Barat Lalu Moh. Faozal mengatakan selama ini festival tersebut diselenggarakan di Pasar Seni Sengigi. Kali ini lokasi festival disebar di tiga tempat, dari pintu masuk kawasan wisata Senggigi hingga ujung utara. “Kali ini atraksinya berbeda. Tidak terpusat satu lokasi,” ucapnya, Rabu, 14 September 2016, sore.
Menurut Lalu, sebagai destinasi yang dinilai paling siap se-NTB, Dinas Kebudayaan NTB telah melakukan penataan boulevard Senggigi dengan menempatkan kursi-kursi di pinggir jalan di tiga lokasi. Selain itu, mereka mendesain latar belakang pantai Senggigi menggunakan instalasi bambu. “Agar wisatawan betul-betul dapat menikmati Senggigi sebagai branding pariwisata NTB,” ujarnya. Pembukaan Festival Pesona Senggigi 2016 juga dibarengi penutupan Bulan Budaya Lombok Sumbawa, yang telah berlangsung selama sebulan sejak 18 Agustus 2016.
Kepala Bidang Pemasaran Dinas Kebudayaan Kabupaten Lombok Barat Sumarto mengatakan kesiapannya menyediakan permainan bola voli pasir yang tim pesertanya berasal dari warga setempat. “Ini permainan gembira. Setiap hari disiapkan hadiahnya,” tuturnya.
Ketua Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) NTB Affan Ahmad mengatakan pihaknya menyiapkan film promosi wisata halal. “Kami hajatkan untuk pencitraan dan promosi,” katanya.
Selain itu, tim BPPD NTB bersiap-siap melakukan kegiatan promosi ke kota besar, seperti Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Surabaya, dan Balikpapan, untuk menjaring wisatawan Nusantara, selain wisatawan asal Asia dan Timur Tengah.
SUPRIYANTHO KHAFID