Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Terancam di Garis Demarkasi  

Editor

Agoeng Wijaya

image-gnews
Sejumlah siswa Sekolah Dasar Binter, Desa Sumantipal, Kecamatan Lumbis Ogong, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara berbaris di depan sekolah mereka, Rabu, 3 Agustus 2016.
Sejumlah siswa Sekolah Dasar Binter, Desa Sumantipal, Kecamatan Lumbis Ogong, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara berbaris di depan sekolah mereka, Rabu, 3 Agustus 2016.
Iklan

TEMPO.CO - TAK sari-sarinya Balai Desa Sumantipal, Kecamatan Lumbis Ogong, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, penuh sesak. Awal bulan lalu, ratusan warga Sumantipal berbondong-bondong memasuki rumah panggung dari kayu untuk menyuarakan kegelisahan mereka sebagai penduduk perbatasan. Kebetulan, pagi itu rombongan Badan Nasional Pengelola Perbatasan datang dari Jakarta.

Suasana memanas ketika Julius, salah seorang tokoh pemuda Desa Sumantipal, melontarkan ancaman. “Kalau tidak diperhatikan, kami akan angkat kaki ke Malaysia,” kata laki-laki 33 tahun tersebut di depan forum yang juga dihadiri anggota Komisi Pemerintahan Dewan Perwakilan Rakyat, Hetifah Sjaifudian, itu.

Sejumlah warga Desa Sumantipal di halaman balai desa mereka, Rabu, 3 Agustus 2016.


Desa Sumantipal terletak di tepi
Sungai Simantipal, satu di antara sembilan wilayah perbatasan Kalimantan yang hingga kini masih dipersengketakan oleh Indonesia dan Malaysia.


Julius berharap saling klaim perbatasan tersebut segera diakhiri sehingga pembangunan semakin cepat dilakukan di daerahnya. Tuntutan serupa dilontarkan oleh Ketua Pemuda Penjaga Perbatasan Indonesia dan Malaysia, Paulus Murang. Dia prihatin atas kondisi masyarakat di desa-desa perbatasan. “Pernah saya tanya kepada anak-anak di perbatasan, apa lambang negara Indonesia?” kata Paulus. “Mereka jawab singa atau harimau. Itu kan lambang Malaysia.”

Namun agaknya Julius dan Paulus harus bersabar lebih lama lagi agar harapannya terwujud. Perundingan terakhir antara delegasi Indonesia dan Malaysia akhir bulan lalu berakhir tanpa hasil. Padahal pertemuan di Manado tersebut merupakan perundingan tapal batas ke-9 sejak digelar pertama kali di Bandung pada Juli 2012.

Sekretaris Direktorat Jenderal Hukum dan Perjanjian Internasional Kementerian Luar Negeri Damos Agusman mengatakan perundingan Manado berlangsung alot, terutama dalam urusan identifikasi batas negara di lapangan. “Ini pekerjaan teknis yang kompleks,” kata Agusman.


Suasana di Balai Desa Sumantipal sebelum pertemuan dengan perwakilan Badan Nasional Pengelola Perbatasan, Rabu, 3 Agustus 2016.

Dia membenarkan perundingan untuk menyelesaikan saling klaim di wilayah Outstanding Boundary Problem (OBP) di Kalimantan berlarut-larut. Sejak 2012, perundingan berfokus pada lima wilayah sengketa di sektor timur, yaitu Pulau Sebatik, Sungai Simantipal, Sungai Sinapad, titik B 2700-B 3100, dan C 500-C 600. Tiga titik sengketa perbatasan yang terakhir juga terletak di Kecamatan Lumbis Ogong.

Kepala Bidang Perencanaan Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP) Makmur Marbun, yang ikut dalam perundingan di Manado, mempersoalkan permintaan Malaysia agar dilakukan survei ulang di wilayah Sungai Simantipal. “Mengapa harus disurvei ulang kalau itu sudah jelas ada patoknya,” kata Marbun.


Serba Terbatas di Perbatasan

BATAS daratan antara Indonesia dan Malaysia di Kalimantan memanjang sekitar 2 kilometer dari Tanjung Datu di Kalimantan Barat hingga Tawau di Kalimantan Utara. Garis perbatasan itu merupakan peninggalan garis wilayah kekuasaan Inggris dan Belanda yang menentukan wilayah kolonial lewat penandatanganan The Boundary Convention pada 1891 dan 1928. Kedua negara sebelumnya juga menyepakati tapal batas di Kalimantan lewat The Boundary Agreement pada 1915.

Pada era kemerdekaan, Indonesia sebenarnya telah meneken nota kesepahaman tentang garis perbatasan dengan Malaysia pada 1975. Sejak saat itu, upaya penegasan tapal batas di Kalimantan lewat pemasangan pilar perbatasan mulai dilakukan. Namun sejak saat itu pula sengketa batas wilayah kedua negara berlangsung.


Ketinting atau perahu kayu bermesin tunggal merupakan moda transportasi utama di Desa Sumantipal, Nunukan, Kalimantan Utara.

Meski belum berhasil menuntaskan sengketa wilayah perbatasan, Kepala Bidang Perencanaan BNPP Makmur Marbun mengklaim perundingan di Manado akhir bulan lalu telah menghasilkan komitmen baru. Pemerintah Indonesia dan Malaysia, kata dia, bersepakat mengkaji persoalan sosial dan ekonomi di wilayah OBP. Sebab, saat ini banyak warga negara Indonesia di perbatasan bekerja dan tinggal di wilayah Malaysia.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kepala BNPP Provinsi Kalimantan Utara Udau Robinson membenarkan soal banyaknya masalah sosial dan ekonomi di wilayah perbatasan. Dia mengibaratkan warga Desa Sumantipal seperti warga Bogor yang bekerja di Jakarta. “Setiap hari berangkat pagi pulang sore untuk mencukupi kebutuhan hidup,” ujarnya. Menurut dia, tak jauh dari desa tersebut, hamparan lahan perkebunan membentang di wilayah Malaysia dan menjadi lapangan pekerjaan bagi sebagian besar masyarakat.

Julius salah satunya. Dia menghidupi istri dan tiga anaknya dengan bekerja saban hari di perkebunan kelapa sawit di Sabah, Malaysia. Menurut dia, sulitnya mencari pekerjaan di Indonesia disebabkan oleh terbatasnya akses dan jauhnya jarak desa dari kota.

Sejumlah bocah mengenakan pakaian adat Dayak di Desa Sumantipal, Nunukan, Kalimantan Utara, Rabu, 3 Agustus 2016.Sebutlah Kabupaten Malinau, kota terdekat dari Sumantipal. Untuk menuju ke sana, warga desa harus menaiki ketinting selama dua jam menyusuri Sungai Sembakung. Setidaknya diperlukan 200 liter solar untuk menggerakkan perahu kecil dari kayu bermesin tunggal tersebut.

Sedangkan untuk menuju kampung terdekat di Sabah, warga Desa Sumantipal hanya membutuhkan waktu kurang dari


Sejumlah anak Desa Sumantipal berpakaian adat Dayak.

30 menit. Itu sebabnya, menurut Julius, bukan hanya urusan pekerjaan, harga bahan kebutuhan pokok pun lebih murah membeli di Malaysia ketimbang di Indonesia.

Semua kemudahan itu pula yang melatarbelakangi Julius memiliki identity card (IC), kartu tanda penduduk Malaysia. Julius tak sendiri. Kartu serupa dikantongi sejumlah tetangganya. “Kami menyamar saja,” ujarnya. “Karena kami satu suku, satu bahasa.

Menurut Julius, pemerintah Malaysia memberikan jaminan ekonomi bagi pemegang IC. Setiap bulan, dia mencontohkan, ada bantuan ringgit Malaysia senilai Rp 2-3 juta untuk penduduk yang berusia 50 tahun ke atas. Ada juga bantuan pendidikan bagi setiap anak Desa Sumantipal yang bersekolah di Malaysia. Dua anak Julius, misalnya, sekolah di Sabah sehingga berhak menerima uang setara Rp 3 juta per bulan. “Kalau di Indonesia enggak dapat, bahkan kami yang membayar sendiri ongkos sekolah,” ucapnya.

Duta Besar Malaysia untuk Indonesia, Datuk Seri Zahrain Mohamed Hashim, menampik kabar bahwa pemerintah Malaysia memfasilitasi pembuatan IC kepada warga negara Indonesia di perbatasan Kalimantan. “Enggak ada buktilah, kalau ada bukti baru bisa saya laporkan,” ujarnya. Namun dia enggan mengomentari alotnya perundingan OBP. “Saya masih checking."

DANANG FIRMANTO

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Menteri Luar Negeri Rusia dan Iran Disebut Saling Kontak Sehari sebelum Serangan Ke Israel

2 hari lalu

Sistem anti-rudal beroperasi setelah Iran meluncurkan drone dan rudal ke arah Israel, seperti yang terlihat dari Ashkelon, Israel 14 April 2024. REUTERS/Amir Cohen
Menteri Luar Negeri Rusia dan Iran Disebut Saling Kontak Sehari sebelum Serangan Ke Israel

Sergey Lavrov terhubung dalam percakapan telepon dengan Iran Hossein Amirabdollahian sebelum serangan membahas situasi di Timur Tengah


Reaksi Pemimpin Dunia Terbelah soal Serangan Iran Ke Israel

2 hari lalu

Iron Dome (sistem pertahanan udara) Israel mencegat rudal yang diluncurkan dari Lebanon selatan, dekat Kiryat Shemona, di Israel utara, 14 April 2024. Menurut IDF tentara Israel pada awal 14 April Iran meluncurkan rudal dari wilayahnya menuju wilayah Israel Negara Israel. IDF menyerukan masyarakat untuk waspada dan bertindak sesuai dengan pedoman Home Front Command. EPA-EFE/ATEF SAFADI
Reaksi Pemimpin Dunia Terbelah soal Serangan Iran Ke Israel

Serangan Iran ke Israel menuai respon berbeda para pemimpin dunia.


Moskow Menyindir Israel yang Tak Pernah Mengutuk Serangan Ukraina ke Rusia

3 hari lalu

Maria Zakharova, Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia. Sumber: en.wikipedia.org
Moskow Menyindir Israel yang Tak Pernah Mengutuk Serangan Ukraina ke Rusia

Kementerian Luar Negeri Rusia merasa punya kewajiban mengutuk serangan rudal dan drone oleh Iran ke Israel pada Sabtu, 13 April 2024.


Iran Panggil Duta Besar Inggris, Prancis dan Jerman karena Mengecam Serangan ke Israel

4 hari lalu

Warga berkumpul di lokasi gedung rusak yang diduga oleh media Suriah dan Iran sebagai serangan udara Israel terhadap konsulat Iran di ibu kota Suriah, Damaskus, 1 April 2024.  REUTERS/Firas Makdesi
Iran Panggil Duta Besar Inggris, Prancis dan Jerman karena Mengecam Serangan ke Israel

Kementerian Luar Negeri Iran memanggil Duta Besar Inggris, Prancis dan Jerman di Teheran setelah ketiga negara mengecam serangan Iran ke Israel.


Kementerian Luar Negeri Desak Dewan Keamanan PBB Bertindak atas Situasi di Timur Tengah

4 hari lalu

Kantor Kementerian Luar Negeri RI di Jln. Pejambon, Jakarta. Sumber: Suci Sekar/Tempo
Kementerian Luar Negeri Desak Dewan Keamanan PBB Bertindak atas Situasi di Timur Tengah

Kementerian Luar Negeri sangat prihatin atas eskalasi situasi keamanan di Timur Tengah menyusul Iran dan Israel yang sedang berkonflik.


Top 3 Dunia, Geger Iran Serangan Balasan ke Israel

4 hari lalu

Top 3 Dunia, Geger Iran Serangan Balasan ke Israel

Top 3 dunia pada 14 April 2024, didominiasi berita serangan balasan Iran ke Israel dengan menembakkan ratusan drone serta rudal


Konflik Iran dan Israel, Kementerian Luar Negeri Imbau WNI di Timur Tengah Waspada

4 hari lalu

Kantor Kementerian Luar Negeri RI di Jln. Pejambon, Jakarta. Sumber: Suci Sekar/Tempo
Konflik Iran dan Israel, Kementerian Luar Negeri Imbau WNI di Timur Tengah Waspada

Kementerian Luar Negeri mengimbau WNI yang tinggal di Iran, Israel dan Palestina untuk waspada, mengingat adanya eskalasi konflik antara Iran dan Israel.


Keluarga WNI Korban Tewas Kebakaran Apartemen di Hong Kong akan Urus Pemulangan Jenazah

4 hari lalu

Petugas pemadam kebakaran bekerja di lokasi sebuah kecelakaan bus tingkat dua di Hong Kong, 10 Februari 2018. Sebanyak 65 penumpang lainnya terluka, dan 33 lainnya dirawat di rumah sakit. AP
Keluarga WNI Korban Tewas Kebakaran Apartemen di Hong Kong akan Urus Pemulangan Jenazah

Perwakilan keluarga dua WNI yang tewas dalam kebakaran apartemen di Distrik Kowloon telah tiba di Hong Kong untuk mengurus pemulangan jenazah.


Imbas Serangan Iran ke Israel, WNI Disarankan Tunda Penerbangan ke Timur Tengah

5 hari lalu

Ilustrasi pesawat (Pixabay)
Imbas Serangan Iran ke Israel, WNI Disarankan Tunda Penerbangan ke Timur Tengah

Kementerian Luar Negeri mengimbau WNI untuk menunda penerbangan melalui jalur udara ke kawasan Timur Tengah.


Alasan Kemenlu Imbau WNI Tunda Rencana Perjalanan ke Iran dan Israel

5 hari lalu

Gedung Kementerian Luar Negeri. Dok. Kemenlu
Alasan Kemenlu Imbau WNI Tunda Rencana Perjalanan ke Iran dan Israel

Kemenlu mengimbau WNI yang berencana untuk bepergian ke Iran dan Israel untuk menunda rencana perjalanan. Apa alasannya?