TEMPO.CO, Surabaya - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini merasa sedih dengan ucapan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, yang menyebut proyek trem itu hanya sebuah nostalgia. Padahal, Risma memastikan proyek itu sudah dirapatkan dengan matang dengan berbagai pertimbangan yang matang pula.
“Memangnya aku dolanan (main-main), sedih aku. Kayak bodoh banget aku, aku ini lulusan Cum Laude lho rek!,” kata Risma kepada wartawan di ruang kerjanya, Sabtu, 10 September 2016.
Menurut Risma, ada beberapa alasan yang menyebabkan dirinya memilih trem dibanding bus. Salah satunya karena banyaknya perempatan di Kota Surabaya. Trem dianggap sangat efektif dibanding bus.
Apabila menggunakan bus, misalnya, kata Risma, satu rangkaian 50 orang, kalau dua rangkaian hanya bisa menampung 100 orang. “Berbeda dengan trem, kalau sepi bisa memakai satu rangkaian dan kalau ramai bisa sampai lima rangkaian,” tuturnya.
Selain itu, Risma menilai trem itu lebih aman dibanding transportasi lainnya. Sebab, jumlah pintunya lebih banyak dibanding bus, sehingga kaum difabel bisa lebih gampang naik trem daripada bus.
Baca:
Pilkada DKI, Risma: Kalau Saya Berubah, Itu Takdir Tuhan!
Misteri di Balik Curhat Risma kepada Mega
Menteri PAN Puji Command Center Surabaya: Bu Risma Top
Bahkan, Risma berencana akan menyambungkan trem itu dengan intelligance traffic system (ITS) yang selama ini sudah digunakan oleh perlintasan kereta api. Oleh karena itu, maka semua pengendara harus mendahulukan trem melintas jika ITS itu sudah berbunyi.
Pertimbangan lainnya adalah pada saat ini sejumlah pelintasan kereta api di Surabaya sudah menggunakan ITS. Dengan sistem itu, maka semua pengendara harus mengutamakan trem jika sedang melintas. “Jadi kalau ada trem lewat, maka yang lainnya harus berhenti,” ujarnya.
Wali Kota perempuan pertama di Kota Surabaya itu juga memastikan bahwa kajian proyek trem itu banyak melibatkan profesor di perguruan tinggi. Termasuk dari Institute Teknologi Sepuluh November, Universitas Airlangga, dan Universitas Indonesia. “Pokoknya sekitar enam perguruan tinggi yang kami libatkan. Lha kok sekarang dibilang gitu?” katanya.
Sebelumnya, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan akan mengkaji ulang pembangunan proyek trem di Kota Surabaya. Ia juga menilai proyek trem di Surabaya itu sebuah nostalgia masa lalu.
MOHAMMAD SYARRAFAH