Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kesaksian Intel Belanda dalam Kematian Munir

Editor

Bagja

Aktivis mengenakan topeng Munir saat berziarah ke makam Munir Said Thalib di TPU Sisir, Batu, Jawa Timur, 8 September 2015. Sejumlah aktivis HAM Kota Batu dan Malang menghadiri ziarah ini. TEMPO/Aris Novia Hidayat
Aktivis mengenakan topeng Munir saat berziarah ke makam Munir Said Thalib di TPU Sisir, Batu, Jawa Timur, 8 September 2015. Sejumlah aktivis HAM Kota Batu dan Malang menghadiri ziarah ini. TEMPO/Aris Novia Hidayat
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Hari ini, 7 September 2016, tepat 12 tahun Munir Said Thalib meninggal. Aktivis hak asasi manusia itu menghembuskan napas terakhir di pesawat Garuda Indonesia yang membawanya dari Bandar Udara Changi ke Belanda. Munir, di usia 38 tahun, hendak melanjutkan studi hukum di Utrecht Universiteit. Ia tewas dengan racun arsenik bersarang di lambungnya.

Majalah Tempo menurunkan laporan khusus untuk merekonstruksi pembunuhan itu dan mencari dalang di baliknya pada edisi 8 Desember 2014—hari untuk mengenang sepuluh tahun pembentukan Tim Pencari Fakta Kematian Munir. Berikut ini salah satu tulisan dari edisi tersebut.

Seorang Intel dengan Tato Mawar di Betisnya

KONFERENSI perlindungan aktivis hak asasi manusia di Dublin, Irlandia, pada 13-15 Oktober 2005, membawa Rachland Nashidik bertemu dengan intelijen Belanda. Direktur Imparsial ini anggota Front Line Defenders, lembaga yang mengadakan pertemuan para aktivis hak asasi dari 70 negara. Konferensi itu antara lain mempelajari kematian Munir Said Thalib, yang tewas diracun di pesawat setahun sebelumnya, dalam menyusun protokol perlindungan aktivis.

Selain memimpin Imparsial—lembaga studi dan advokasi hak asasi di Jakarta—Rachland anggota Tim Pencari Fakta Kasus Munir. Hasil penyelidikan mengirim Pollycarpus Budihari Priyanto, pilot Garuda Indonesia yang menumpang penerbangan GA-974, ke pengadilan dengan dakwaan pembunuhan berencana. "Waktu itu banyak sekali yang memberi petunjuk menemukan dalang kasus ini," kata Rachland pekan lalu.

BACA: Jadwal Lengkap #12TahunMunir di Jakarta

Salah satunya tim intelijen Singapura. Menurut Rachland, para intel jiran itu menyarankan Tim menemui seorang intelijen Belanda yang sejak awal menelisik pembunuhan Munir. "Dia mungkin tahu motifnya," ujar Rachland mengutip intelijen Singapura itu. "Tapi mereka tak memberitahukan siapa intelijen Belanda itu."

Maka, sebelum berangkat ke Dublin, Rachland mengontak Aboeprijadi Santoso, wartawan radio Hilversum asal Indonesia yang tinggal di Amsterdam. Rachland berpesan agar mencari siapa pun kenalan yang punya akses ke Algemene Inlichtingen en Veiligheidsdienst, Dinas Keamanan dan Intelijen Belanda.

Aboeprijadi lalu mengontak Nico Schulte-Nordholt, peneliti sosial Indonesia dari Amsterdam Universiteit. Nico asli Belanda, tapi lahir di Kefamenanu, ibu kota Timor Tengah Utara di Provinsi Timor Barat, pada 1940. Ia lahir ketika ayahnya bekerja di pemerintahan kolonial Hindia Belanda pada 1936-1947. Selain Indonesianis, Nico aktif di lembaga swadaya hak asasi manusia di Amsterdam.

Karena mengikuti kasus Munir, Nico punya kenalan seorang agen intelijen yang paham seluk-beluk pembunuhan itu. "Dia terlibat sejak awal hingga pemerintah Belanda menyerahkan laporan forensik jenazah Munir," ujar Nico. Pada 2005, kata dia, intelijen tersebut sudah pindah tugas dari Singapura ke Afganistan.

BACA: #12TahunMunir, 23 Kota Putar Film

Nico meminta Rachland datang ke Amsterdam untuk bertemu dengan intelijen tersebut. Sepekan setelah konferensi tersebut, Rachland pun terbang ke ibu kota Belanda itu. Nico mempertemukan mereka di sebuah restoran kecil yang menjadi bagian dari NH Hotel di Kruiswerg 495, Hoofddorp, di dekat Bandar Udara Schiphol. Rachland dan Nico tiba lebih dulu pagi itu. Eropa sedang musim gugur. Cuaca bersahabat karena peralihan dari musim panas menuju dingin.

Yang ditunggu tiba setengah jam kemudian: seorang perempuan blonda berusia 40-an tahun. Rok mininya menunjukkan dengan jelas tato mawar merah di betisnya. Dengan alasan menjaga hubungan baik, Nico menolak menyebutkan identitas intel ini lebih spesifik. Setelah basa-basi berkenalan dan memesan kopi, perempuan berambut panjang itu berkata dalam bahasa Inggris, "Saya hanya akan menjawab pertanyaan yang Anda ajukan, tidak lebih."

Rachland bingung memulai pertanyaan. Ia tak punya pertanyaan spesifik. Informasi dari intelijen Singapura terlalu umum. Dan, sejujurnya, ia justru ingin mendengarkan informasi yang dimiliki intel perempuan ini. "Jadi saya tanya mengapa pemerintah Belanda terlambat menyerahkan hasil otopsi Munir," ujarnya.

Melalui Kementerian Luar Negeri, Belanda menyerahkan laporan lengkap The Netherlands Forensic Institute pada 25 November 2004 ke Kedutaan Besar Indonesia. Padahal hasilnya telah disusun sepekan setelah Munir ditemukan meninggal di pesawat Garuda Indonesia dari Singapura ke Amsterdam. Konselor Indonesia di Belanda, Mulya Wirana, mengkonfirmasi bahwa Kementerian Kehakiman menolak memulangkan jenazah Munir dan hasil otopsinya.

Menurut Mulya—kini Duta Besar Indonesia untuk Portugal—pemerintah Belanda khawatir laporan forensik itu membuat pelakunya dihukum mati karena didakwa melakukan pembunuhan berencana. Forensik itu menyebutkan Munir meninggal karena diracun memakai arsenik, yang ditemukan di lambung sebanyak 1,23 gram, dua kali lipat daya tahan tubuh manusia. "Sementara Belanda menolak hukuman mati," kata Mulya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Akhirnya, setelah lobi yang berbelit-belit dan tim dari Markas Besar Kepolisian RI bolak-balik menagih, laporan itu dikirim melalui Kedutaan. Mulya yang meneken berkas serah-terimanya. Desakan kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono agar membentuk tim pencari fakta menguat dengan laporan resmi tersebut.

BACA: Suciwati Desak TPF Bukan Hasil Penyelidikan

Agaknya, bukan sekadar hukuman mati yang membuat pemerintah Belanda ogah menyerahkan otopsi. Intel Belanda yang dibawa Nico Schulte bertemu dengan Rachland itu punya penjelasan lain. "Ada kekhawatiran laporan itu dijadikan bahan untuk kampanye politik," ujarnya. Rachland baru ingat Munir tewas di sela masa kampanye pemilihan presiden putaran kedua.

Waktu itu tinggal dua pasangan calon presiden tersisa: Megawati Soekarnoputri-Hasyim Muzadi dan Susilo Bambang Yudhoyono-Jusuf Kalla. Keduanya sedang berkampanye untuk pemilihan pada 20 September 2004.

Jawaban singkat itu memancing Rachland bertanya lebih jauh. Dipakai oleh calon manakah kemungkinan kematian Munir dipolitisasi? Intelijen tersebut tak menjawab dengan tegas. Ia hanya bilang pemerintah yang berkuasa waktu itu adalah Megawati dengan Kepala Badan Intelijen Negara Jenderal A.M. Hendropriyono.

Menurut Nico, latar belakang penyebutan nama Hendropriyono itu adalah cerita intel perempuan ini sebelumnya bahwa intelijen Belanda sudah mengendus sejak awal kematian Munir akan berujung di badan intelijen. "Ia mengutip analisis-analisis komunitas telik sandi bahwa cara Munir mati sangat khas kerja intelijen," katanya.

BACA: Berita Seputar Kematian Munir dan Pengusutannya

Dengan jawaban mengambang itu, Rachland merumuskan sendiri apa yang dipikirkannya. Sepanjang hidup, Munir terkenal sebagai pengkritik militer. Ia membela para aktivis yang diculik Tim Mawar bentukan Komando Pasukan Khusus TNI Angkatan Darat. Ia turut menggagas tentara kembali ke barak dan menghentikan peran politik mereka di parlemen. Sebelum meninggal, ia tengah menyusun Undang-Undang Intelijen dan Keamanan Negara.

"Jadi, dengan temuan arsenik, pembunuhnya diduga pihak yang tak suka kepada aktivitasnya, yaitu tentara. Forensik ini bisa dipakai untuk kampanye hitam bagi Yudhoyono yang jenderal tentara?"

"Seperti itu singkatnya," kata intel tersebut.

"Mengapa Munir dibunuh dengan cara serumit itu?"

Intel ini menjelaskan bahwa memilih pesawat sebagai tempat pembunuhan merupakan cara terbaik mengumumkannya ke seluruh dunia. Dengan dosis yang dinaikkan, Munir dipaksa tewas sebelum mendarat, sehingga negara tujuan otomatis mengotopsinya tanpa persetujuan keluarga, seperti aturan umum dalam penerbangan. "Itu rupanya yang diinginkan pembunuh Munir: Belanda mengumumkan ke dunia seorang aktivis antimiliter terbunuh di sekitar hari pemilihan presiden," ujar Rachland.

Menurut intel tersebut, kata Rachland, pemerintah Belanda mencium gelagat itu sehingga memilih menunda penyerahan hasil otopsi hingga masa pemilihan presiden selesai.

Iklan




Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.




Video Pilihan


Satgas BLBI Serahkan Aset Rp 1,85 Triliun ke 14 Kementerian dan 3 Pemda, Ini Rinciannya

4 hari lalu

Ketua Pengarah Satgas BLBI Mahfud MD (kiri) dan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (kanan) dalam konferensi pers penyerahan aset properti eks BLBI kepada 14 kementerian/lembaga dan 3 Pemda di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta pada Selasa, 6 Juni 2023. TEMPO/Amelia Rahima Sari.
Satgas BLBI Serahkan Aset Rp 1,85 Triliun ke 14 Kementerian dan 3 Pemda, Ini Rinciannya

Satgas BLBI menyerahkan aset senilai Rp 1,85 triliun ke 14 kementerian/lembaga dan tiga pemerintah daerah (Pemda). Seperti apa rinciannya?


Komnas HAM Targetkan Penyelidikan Kasus Munir Rampung Tahun Ini

29 hari lalu

Aktivis yang tergabung dalam Komisi Untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) Sumatera Utara melakukan aksi refleksi malam memperingati kematian aktivis Hak Asasi Manusia (HAM) Munir di Kota Medan, Sumatera Utara, Rabu 7 September 2022. Aksi memperingati 18 tahun kematian Munir itu digelar untuk mendorong Komnas HAM melanjutkan dan menetapkan kasus tersebut sebagai pelanggaran HAM berat. ANTARA FOTO/Fransisco Carolio/
Komnas HAM Targetkan Penyelidikan Kasus Munir Rampung Tahun Ini

Komnas HAM mengatakan tim ad hoc penyelidikan kasus pelanggaran HAM berat Munir saat ini masih bekerja.


BIN Fasilitasi Talenta Muda Papua Jadi Generasi Unggul

43 hari lalu

Badan Intelijen Negara (BIN) merangkul dan memfasilitasi para telenta muda
BIN Fasilitasi Talenta Muda Papua Jadi Generasi Unggul

Badan Intelijen Negara (BIN) merangkul dan memfasilitasi para telenta muda.


Khawatir Dihabisi Seperti Munir, Orang Tua Tiktoker Bima Yudho Saputro Larang Anaknya Pulang ke Lampung

44 hari lalu

TikToker, Bima Yudho Saputro yang viral setelah membuat video berjudul Alasan Lampung Gak Maju-Maju. Foto: TikTok/@Awbimaxreborn
Khawatir Dihabisi Seperti Munir, Orang Tua Tiktoker Bima Yudho Saputro Larang Anaknya Pulang ke Lampung

Orang tua TikToker Bima Yudho Saputro, Juliman melarang putranya pulang mudik dari Australia ke rumahnya di Lampung Timur pada momen Idul Fitri 2023


Kepala BP2MI Sebut Sindikat Pekerja Migran Indonesia Ilegal Dibekingi Oknum Aparat Negara

6 April 2023

Kepala BP2MI Sebut Sindikat Pekerja Migran Indonesia Ilegal Dibekingi Oknum Aparat Negara

Kepala BP2MI mengaku adanya sindikat pengirim pekerja migran Indonesia secara ilegal yang dibekingi aparat negara.


Kasranto: Dari Anak Petani Jadi Polisi, Hingga Tergoda Menjual Sabu Milik Teddy Minahasa

6 April 2023

Terdakwa kasus dugaan memperjualbelikan barang bukti narkotika jenis sabu sitaan Kasranto meninggalkan ruang sidang usai pembacaan tuntutan di Pengadilan Negeri Jakarta Barat, Jakarta, Senin, 27 Maret 2023. Jaksa Penuntut Umum menuntut mantan Kapolsek Kalibaru tersebut dengan pidana penjara 17 tahun dan denda Rp2 miliar subsider enam bulan kurungan dalam kasus peredaran narkotika yang juga menjerat mantan Kapolda Sumatera Barat Irjen Pol Teddy Minahasa. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
Kasranto: Dari Anak Petani Jadi Polisi, Hingga Tergoda Menjual Sabu Milik Teddy Minahasa

Kasranto memutuskan ikut menjual sabu karena disebut sabu milik jenderal. Percaya diri tidak akan ditangkap. Terseret kasus Teddy Minahasa.


Terseret Sabu Teddy Minahasa, Kasranto Cerita Menangkap Pollycarpus Tersangka Pembunuh Munir

5 April 2023

Terdakwa mantan Kapolsek Kalibaru Jakarta Utara, Kompol Kasranto meninggalkan ruang sidang usai menjalani sidang lanjutan terkait dugaan kasus memperjualbelikan barang bukti sabu sitaan seberat lima kilogram dengan agenda pembacaan tuntutan oleh Jaksa Penuntut Umum di Pengadilan Negeri Jakarta Barat, Jakarta, Senin, 27 Maret 2023. Terdakwa Kompol Kasranto dituntut dengan pidana 17 tahun penjara dan denda Rp2 miliar subsider 6 bulan kurungan. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
Terseret Sabu Teddy Minahasa, Kasranto Cerita Menangkap Pollycarpus Tersangka Pembunuh Munir

Kasranto cerita menangkap Pollycarpus tersangka pembunuh aktivis HAM Munir dalam pleidoinya. Karier polisinya terhenti di kasus sabu Teddy Minahasa.


Catat, Ini 7 Instansi yang Membuka Pendaftaran Sekolah Kedinasan 2023

30 Maret 2023

Ilustrasi sekolah kedinasan. indonesiacollege.co.id
Catat, Ini 7 Instansi yang Membuka Pendaftaran Sekolah Kedinasan 2023

Sebanyak tujuh instansi pemerintah akan membuka pendaftaran sekolah kedinasan 2023 dengan total kebutuhan 4.138 formasi.


Apa Maksud Jefri Nichol Unggah Potret Salim Kancil, Widji Thukul, Munir, dan Marsinah?

28 Maret 2023

Jefri Nichol saat ditemui di Kemang Village XXI Jakarta, Senin 16 Desember 2019. TEMPO | Chitra Paramaesti
Apa Maksud Jefri Nichol Unggah Potret Salim Kancil, Widji Thukul, Munir, dan Marsinah?

Aktor Jefri Nichol mengunggah foto tokoh korban pelanggaran HAM seperti Salim Kancil, Widji Thukul, Munir, dan Marsinah. Ini profil mereka.


Pakar Sebut Pernyataan Budi Gunawan Soal Aura Jokowi ke Prabowo Berdampak Buruk ke BIN

24 Maret 2023

Presiden Joko Widodo (tengah) didampingi Menteri Pertahanan Prabowo Subianto (kanan), Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia (kiri), Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Budi Gunawan (kedua kanan), dan Panglima TNI Laksamana Yudo Margono (ketiga kiri)  meresmikan gedung Papua Youth Creative Hub (PYCH) di Jayapura, Papua, Selasa 21 Maret 2023. Pemerintah membangun PYCH sebagai ruang pengembangan kemampuan, kreativitas, dan pemberdayaan anak muda Papua di bidang ekonomi kreatif, pertanian, dan peternakan. ANTARA FOTO/Gusti Tanati
Pakar Sebut Pernyataan Budi Gunawan Soal Aura Jokowi ke Prabowo Berdampak Buruk ke BIN

Pernyataan Kepala BIN Budi Gunawan soal aura Jokowi pindah ke Prabowo dinilai berdampak buruk bagi lembaga intelijen tersebut.