TEMPO.CO, Sidoarjo - Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas I Surabaya akan mengadakan fogging di area sekitar Terminal 2 Bandara Internasional Juanda untuk mengantisipasi penyebaran virus zika. Sebelumnya, pekan lalu, KKP telah memasang dua mesin pemindai suhu tubuh (thermoscanner) dan memberlakukan health alert card.
"Rabu besok kami akan fogging di area sekitar Bandara," kata Kepala KKP Kelas I Surabaya Nyoman Murtiyasa di Terminal 2 kedatangan Bandara Internasional Juanda, Senin, 5 April 2016. Menurut dia, fogging perlu dilakukan karena penyebaran virus zika melalui nyamuk Aedes aegypti.
Baca:
India, Cina, Indonesia Paling Berisiko Terjangkit Virus Zika
Perbedaan Gejala Demam Berdarah dengan Zika
Zika, Nyoman melanjutkan, tidak perlu ditakuti tapi harus diwaspadai. "Yang paling penting adalah bagaimana kita menghindarkan diri digigit nyamuk dan mengontrol vektornya, yaitu penyebaran nyamuk Aedes aegypti yang juga menularkan penyakit demam berdarah," tuturnya.
Nyoman mengaku, sepekan lalu, pihaknya telah berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan, Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, dan pihak Bandara Juanda terkait dengan penanganan antisipasi penyebaran virus tersebut. Sejauh ini KKP belum menemukan penumpang yang terjangkit virus itu.
Dalam waktu dekat, kata dia, KKP akan menambah tiga thermoscanner lagi di terminal kedatangan internasional Bandara Juanda. "Saat ini masih nunggu kiriman dari Kementerian Kesehatan," ucapnya. Nyoman berujar, alat tersebut difokuskan untuk penumpang asal Singapura. "Karena banyak penumpang dari Singapura yang berdatangan di sini."
Baca:
Virus Zika, Kalla: Travel Warning ke Singapura Belum Perlu
Pergi atau Pulang dari Singapura, Ini Imbauan Pemerintah
Sebelumnya, pemerintah Singapura mengeluarkan peringatan bahaya penularan virus zika pada 29 Agustus 2016. Hingga saat ini, sudah 115 orang yang positif terinfeksi virus zika di negara itu.
Adapun Pemerintah Provinsi Jawa Timur membentuk tim reaksi cepat untuk menangani virus zika. Tim reaksi cepat itu akan siaga selama 24 jam. "Tim ini adalah tim pengendalian penyakit menular," kata Kepala Dinas Kesehatan Jawa Timur Kohar Hari Santoso kepada Tempo di kantornya, Kamis, 1 September 2016.
Tim reaksi cepat merupakan tim gabungan yang terdiri atas Dinas Kesehatan Jawa Timur, Balai Besar Laboratorium Kesehatan (BBLK) Surabaya, Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan (BBTKL), Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP), dan Rumah Sakit Dr Soetomo. Tim ini berpusat di kantor Dinas Kesehatan Jawa Timur.
NUR HADI