TEMPO.CO, Bogor - Proyek Pusat Pelatihan dan Pendidikan Olahraga Hambalang, Bogor, Jawa Barat, yang terbengkalai selama empat tahun, paling cepat dilanjutkan pada 2018. Saat ini, pelaksanaan proyek dilakukan pada audit teknis atau audit fisik.
"Sesuai dengan ratas akan dilanjutkan, tapi 2016 dan 2017 audit teknis. Kapan dilanjutkan, paling cepat 2018," kata Deputi Empat Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga Kementerian Pemuda dan Olahraga, Gatot Dewabroto, Minggu, 4 September 2016, di Hambalang, Bogor.
Selain untuk audit teknis, Gatot mengatakan, alasan proyek tidak dilakukan pada 2016 atau 2017 adalah alasan sumber daya manusia. Penanggung jawab fisik proyek ini adalah Kementerian Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat.
"Tahun ini mereka sedang kami sibukkan untuk merenovasi 14 venue di GBK (Gelora Bung Karno0 dan pembangunan wisma atlet di Kemayoran dan wisma atlet di Palembang," ucapnya.
Gatot mengatakan satu poin yang harus diselesaikan Kemenpora tahun ini adalah menghitung tingkat penyelesaian proyek Hambalang. Ini dilakukan bersama Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan dan Badan Pemeriksa Keuangan.
Saat ini, menurut Gatot, masih ada perbedaan perhitungan antara pihak kerja sama operasi (KSO) yang dilakukan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk dan PT Adhi Karya (Persero) Tbk dengan tim independen.
Baca Juga: Wapres JK Dijadwalkan Tinjau Proyek Hambalang
Perhitungan WIKA dan ADHI adalah penyelesaian proyek Hambalang saat ini mencapai sekitar 53 persen. Sementara menurut konsultan independen proyek yang telah selesai baru sekitar 42 persen. "Dua angka ini harus diselesaikan perbedaannya. Karena negara juga harus menyelesaikan utangnya kepada KSO," kata Gatot.
Pembangunan proyek Hambalang terpaksa dihentikan lantaran kasus korupsi. Skandal itu menyeret eks politikus Partai Demokrat, Anas Urbaningrum, dan bekas Menpora Andi Mallarangeng. Mereka divonis bersalah di pengadilan.
Sebelumnya Menteri PU PR Basuki Hadimuljono mengatakan hasil kajian sementara tim independen pakar dari sejumlah perguruan tinggi di Indonesia mengatakan Hambalang dapat dilanjutkan pembangunannya. Namun dengan sejumlah syarat, antara lain segi geologi,geologi teknik dan gerakan tanah serta aspek bangunan.
Simak: INVESTIGASI, Ada Apa dengan Pizza?
Basuki mengatakan selain itu perlu dilakukan penelitian gerak tanah karena Hambalang berlokasi di kawasan jalur lempung Jatiluhur yang bersifat sensitif. "Untuk itu syaratnya dilakukan lagi penelitian gerak tanahnya, mungkin dengan implementernya. Kemudian kita harus cek dulu pondasi bangunan yang lalu," kata Basuki pada Senin 2 Mei 2016.
Selain itu, tim memberi masukan agar tata saluran air harus diatur dengan baik agar tidak meresap ke dalam kawasan Hambalang. "Presiden memberi waktu kepada kami tuntaskan penelitiannya, tapi tetap dilanjutkan nantinya," kata Basuki.
AMIRULLAH | ADITYA BUDIMAN | ANTARA