TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Penyelenggaraan Haji Dalam Negeri Kementerian Agama Ahda Barori menyatakan pemerintah selalu berusaha menambah kuota haji ke pemerintah Arab Saudi.
Menurut Ahda, kuota haji Indonesia akan kembali ke semula setelah renovasi Masjidil Haram rampung.
"Setiap negara sekarang dipotong 20 persen. Kalau selesai renovasi, kuota Indonesia bisa kembali ke 211 ribu," kata Ahda di Jakarta, Sabtu, 3 September 2016.
Saat ini jatah jemaah haji Indonesia sebesar 168.800 orang. Ahda mengatakan Indonesia tidak bisa memaksa menambah kuota karena kewenangan penuh ada pada pemerintah Saudi.
Menanggapi pengambilan kuota haji milik negara lain, seperti negara di Asia Tenggara, menurut Ahda, hal itu tidak akan membantu banyak mengurangi daftar tunggu yang panjang. Pasalnya, sisa kuota yang ada di negara-negara, seperti Filipina dan Timor Leste, tidak banyak. "Tidak signifikan membantu. Filipina hanya sekitar 1.000 kuota yang tak terpakai," ucapnya.
Ihwal kasus yang menimpa 177 jemaah haji yang gagal berangkat dari Filipina, Ahda menilai, persoalan utama ada pada sedikitnya kuota. Ia menegaskan bila ada petugas Kementerian Agama yang ikut terlibat dalam kasus itu akan dipecat.
Wakil ketua kelompok bimbingan ibadah haji (KBIH) Namirah, Rainliyus Cahya Negara, menilai munculnya kasus jemaah yang berangkat dari Filipina diduga karena ingin memanfaatkan sisa kuota. "Mereka melihat ada celah itu," kata Rainliyus.
Panjangnya daftar tunggu keberangkatan haji, Rainliyus melanjutkan, disinyalir bisa memunculkan masalah itu. Rainliyus berharap pemerintah bisa membuat terobosan untuk mengatasi panjangnya daftar tunggu. "Di KBIH saja, daftar tunggunya mencapai lima tahun," ucapnya.
Kepala Subbagian Verifikasi Dokumen Perjalanan Haji Direktorat Jenderal Imigrasi Elfinur menjelaskan 168 jemaah haji yang berada di Filipina akan kembali esok. Sedangkan sisanya masih diperlukan untuk menjalani pemeriksaan oleh otoritas Filipina.
"Mereka dianggap bisa memberi keterangan jadi masih diperiksa," kata Elfinur.
ADITYA BUDIMAN