TEMPO.CO, Bandung - Menteri Pendayagunaan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) RI, Asman Abnur bersama Wali Kota Bandung Ridwan Kamil serta Ketua Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (Apeksi) Airin Rachmi Diany membuka Indonesia Smart City Forum (ISCF) di Ballroom Trans Luxury Hotel, Jalan Gatot Subroto, Kota Bandung, Jumat, 2 September 2016.
ISCF digelar selama dua hari hingga tanggal 3 September 2016 dan diikuti oleh 75 kota dan kabupaten dari seluruh Indonesia. Gelaran ini merupakan pertemuan level nasional antar pemimpin wilayah, akademisi, dan pelaku di bidang teknologi untuk membahas tentang perwujudan kota pintar.
Menteri Asman Abnur mengapresiasi gagasan Kota Bandung sebagai pelopor ISCF. Karena dipandang sejalan dengan visi misinya sebagai menteri baru, Asman menetapkan forum kota pintar tersebut menjadi agenda rutin kementriannya. "Sepulang dari sini saya akan siapkan surat keputusannya. Ini sangat mempercepat target saya, maka event ini saya anggap setiap tahun harus ada," kata Asman dalam sambutannya, Jumat siang.
Asman menambahkan, mulai tahun depan para kepala daerah wajib ikut dalam ISCF. Sebab, daerah-daerah lain yang mungkin belum memanfaatkan teknologi informasi dalam pelayanan publik bisa dengan mudah mengadopsi keunggulan-keunggulan kota kabupaten lainnya yang sudah lebih dahulu menerapkan sistem kota pintar.
"Kami akan wajibkan seluruh Kabupaten/Kota ikut (ISCF) karena ini forum belajar paling praktis, enggak perlu mikir, enggak perlu studi banding. Kalau mau studi banding ke Jepang anggarannya kan lumayan. Apalagi kalau ke Singapura sekarang ada ada isu virus Zika," ujarnya.
Asman berharap kota kabupaten lain di Indonesia bisa sejajar dengan Kota Bandung, Tangerang Selatan, Surabaya ataupun Malang, menjadi Kota Pintar dengan cara yang singkat dan mudah. Menurut dia, Kota Kabupaten yang bergabung dalam forum ini hanya tinggal bilang apa saja aplikasi yang dibutuhkan agar kota kabupaten yang memiliki aplikasi yang dibutuhkan bisa langsung berbagi.
"Tinggal copy, kemudian tiru. Perjuangan menuju kemajuan hanya tinggal separuhnya. Di era smart city ini kita butuh ASN yang modern, mau belajar. Tinggalkan sistem konvensional, udah enggak jaman," tuturnya.
Ia menilai sistem smart city adalah konsep yang paling tepat untuk meningkatkan pelayanan dan kinerja suatu daerah. Karenanya, melalui ISFC dapat menjadi ajang berbagi teknologi smart city antar pemerintah kota dan kabupaten.
"Ini gerakan positif yang harus kita ikuti saya yakin dengan gerakan ini kita memotong jalan menuju kemajuan itu separuhnya," katanya.
Di tempat yang sama, Wali Kota Bandung Ridwan Kamil mengatakan, Kota Bandung keluar duit hingga RP 40 miliar untuk menjelma sebagai kota pintar dengan membuat sekira 320 aplikasi pelayanan publik. Dengan ISCF, pemerintah kota kabupaten lainnya di Indonesia bisa menghemat cukup banyak anggaran. Sebab, Pemerintah Kota Bandung dan pemerintah daerah lainnya yang sudah lebih dahulu menerapkan sistem teknologi informasi akan berbagi aplikasi secara cuma-cuma.
"Kalau kota kabupaten lain melakukan hal yang sama bisa sampai triliunan rupiah padahal problemnya sama. Dengan forum ini dari (keluar uang) 100 persen minimal hanya 30 persen bahkan tidak keluar biaya. Dengan begitu, artinya penghemetan biaya nasional jauh lebih bisa dihemat," ujarnya.
PUTRA PRIMA PERDANA