TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani menggelar rapat koordinasi antisipasi banjir dan tanah longsor. Rapat ini berlangsung kantor Menteri Koordinator Pembangunan Manusia serta dihadiri sejumlah menteri dan pejabat.
Di antaranya Menteri Kesehatan Nila Moeloek, Wakil Menteri Keuangan Mardiasmo, dan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Willem Rampangile. Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat pun tampak hadir dalam rapat tersebut.
Menteri Puan mengatakan harus ada kesiapan dan kesigapan terkait dengan upaya mencegah risiko banjir dan tanah longsor. Berdasarkan data, tahun ini memang tidak ada peningkatan jumlah kejadian banjir dan tanah longsor dibanding pada 2015. "Tapi tetap harus waspada," katanya, Jumat, 2 September 2016.
Menteri Puan menyatakan jumlah korban yang meninggal akibat banjir dan tanah longsor sepanjang 2016 dibanding 2015 meningkat dua kali lipat. "Yang mengungsi naik satu setengah kali lipat pada 2016 dibanding pada 2015," ucapnya di kantor Menteri Koordinator Pembangunan Manusia, Jakarta, Jumat ini.
Pada Juni 2016, lima kabupaten di Jawa Tengah dilanda tanah longsor. Diperkirakan 47 orang meninggal dan belasan lainnya hilang. Salah satu kabupaten yang terkena tanah longsor ialah Purworejo.
Berdasarkan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 4 Tahun 2012 tentang penanggulangan bencana banjir dan tanah longsor, tiap kementerian/lembaga dan pemerintah daerah melakukan pencegahan, penanganan saat bencana, dan penanganan pemulihan pascabencana.
"Namun yang lebih penting adalah tindakan pencegahan sebagai solusi terhadap penanggulangan bencana banjir dan tanah longsor. Pencegahan tersebut harus lebih terencana dan sistematis," tuturnya.
Puan mencontohkan, pencegahan bisa dilakukan lewat pembangunan sistem deteksi dini, kesiapan dan kesiapsiagaan personal dan peralatan, prosedur operasi yang jelas, serta dukungan lintas sektor maksimal. "Pihak terkait harus menjalankan tugas dan perannya sesuai dengan Inpres."
ADITYA BUDIMAN | ANTARA