TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Provinsi Jawa Timur membentuk tim reaksi cepat untuk menangani virus zika. Tim raksi cepat itu akan siaga selama 24 jam. "Tim ini adalah tim pengendalian penyakit menular," kata Kepala Dinas Kesehatan Jawa Timur Kohar Hari Santoso kepada Tempo di kantornya, Kamis, 1 September 2016.
Tim reaksi cepat merupakan tim gabungan yang terdiri dari Dinas Kesehatan Jawa Timur, Balai Besar Laboratorium Kesehatan (BBLK) Surabaya, Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan (BBTKL), Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP), dan Rumah Sakit Dr Soetomo. Tim ini berpusat di kantor Dinas Kesehatan Jawa Timur. "Kami selalu berkoordinasi."
Baca Juga:
Tim ini akan memantau orang-orang yang datang dari negara penular Zika. Pemantauan dilaksanakan selama 14 hari sejak kedatangan.
Melalui Dinas Kesehatan, Tim telah mengedarkan pemberitahuan ke rumah sakit se-Jawa Timur dan Dinas Kesehatan untuk menyiapkan fasilitas penanganan. "Rumah sakit yang menemukan kasus virus zika harus melapor dalam 24 jam," ujar Kohar.
Tim ini melalui KKP telah memasang thermal scanner untuk mengukur suhu tubuh penumpang pesawat. Penumpang akan diberi kartu kewaspadaan kesehatan. "Diutamakan penumpang yang datang dari luar negeri terutama dari Singapura."
Juru bicara Kementerian Luar Negeri, Arrmanatha Nasir, mengkonfirmasi bahwa satu warga negara Indonesia (WNI) positif terinfeksi virus Zika di Singapura. Kedutaan Besar RI di Singapura, menurut dia, telah menerima pemberitahuan resmi dari Kementerian Kesehatan Singapura bahwa ada satu WNI yang positif terinfeksi virus Zika.
Kementerian Singapura mengeluarkan peringatan bahaya dengan penularan virus Zika pada 29 Agustus 2016 dan hingga saat ini sudah 115 orang positif terinfeksi virus Zika di negara itu.
Kohar mengimbau agar masyarakat Jawa Timur menunda kepergiannya ke Singapura. "Terutama ibu hamil.”
Sejauh ini, kata Kohar, belum ada warga Jawa Timur yang positif terjangkit virus Zika. Ia berharap virus Zika tidak sampai masuk ke Jawa Timur. "Jangan sampai orang Jatim ada yang terjangkit."
Sementara itu, Wakil Ketua Komisi Kesejahteraan Masyarakat DPRD Jatim Suli Da'im menuturkan tindakan yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Jawa Timur sudah sangat baik. Hanya saja, perlu disebarluaskan informasi soal virus Zika kepada masyarakat bawah. "Pemahaman soal virus Zika sangat penting bagi masyarakat kelas bawah."
Dinas Kesehatan sangat perlu untuk menggerakkan tenaga-tenaga kesehatan di puskesmas untuk memberi informasi soal bahaya virus Zika. Selain itu, sosialisasi gerakan menguras tempat penampungan air, menutup tempat penampungan air, dan menimbun barang bekas harus sering dilakukan. "Selain menjaga akses bandara, penyadaran masyarakat juga sangat penting."
EDWIN FAJERIAL