TEMPO.CO, Jakarta - Dinas Kesehatan DKI Jakarta akan mengambil sejumlah langkah untuk mengantisipasi penyebaran virus Zika bila jumlah pasien terjangkit virus tersebut di Singapura terus meningkat.
"Kami sudah memberi tahu kantor kesehatan yang ada di Pelabuhan Tanjung Priok dan Bandara Soekarno-Hatta. Mereka diingatkan, kalau ada yang panas, harus dipantau selama 14 hari," kata Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Koesmedi Priharto di Balai Kota, Kamis, 1 September 2016.
Seperti diberitakan sebelumnya, virus Zika tengah mewabah negara tetangga, Singapura. Jumlah pasien yang terjangkit virus Zika di Negeri Singa itu terus bertambah dari 41 menjadi 82 pada Selasa, 30 Agustus lalu.
Menurut Koesmedi, hal terpenting untuk mencegah penularan virus Zika bukan sekadar melarang masyarakat pergi ke luar negeri dan memberangus nyamuknya. "Hal terpenting yang bisa dilakukan adalah memusnahkan sarang nyamuk. Sebab, nyamuk menjadi perantara virus," ujarnya.
Rekomendasi Berita:
BAHAYA, Virus Zika Sudah Masuk Indonesia
Indonesia Keluarkan Travel Advisory ke Singapura
Koesmedi mengingatkan warga Jakarta mau memberantas sarang nyamuk. Virus Zika tersebar melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Nyamuk ini biasanya menggigit manusia mulai pukul 09.00 hingga 15.00. Pada waktu tersebut, biasanya orang-orang sedang berada di sekolah dan tempat kerja.
Virus Zika berdampak ringan bagi orang yang terkena gigitannya. Namun akibatnya bisa fatal bagi janin. Perempuan hamil yang terinfeksi akan terancam melahirkan bayi dengan kepala kecil, atau mengalami mikrosefali, serta kelainan otak lain.
Koesmedi menegaskan, fogging atau pengasapan bukan lagi merupakan cara yang jitu untuk membunuh nyamuk Aedes aegypti. Kina nyamuk telah resistan terhadap zat yang terkandung dalam fogging. Selain itu, nyamuk sudah resistan terhadap zat abate yang ditaburkan ke dalam genangan air.
"Kalau ada yang menggenang, lebih baik keringkan, buang airnya atau dikubur. Bisa juga dengan pelihara ikan. Jangan gantung baju di rumah," ucapnya.
Baca Juga: Cegah Zika, Kementerian Kesehatan Berhak Keluarkan Imbauan Perjalanan
Menteri Kesehatan Nila Djuwita F. Moeloek sebelumnya telah mengeluarkan travel advisory agar masyarakat tidak mengunjungi Singapura. "Kami minta advise dari Kemenlu. Akhirnya, Indonesia akan mengeluarkan travel advisory bila ingin ke Singapura," ucapnya di kompleks parlemen, Senayan, Rabu, 31 Agustus 2016.
Nila berujar travel advisory dikeluarkan Indonesia menyusul bertambahnya jumlah pasien di Singapura yang terjangkit virus Zika dari 41 orang pada Senin lalu menjadi 82 orang saat ini. "Ini bentuk pencegahan kami karena jumlah pasiennya meningkat," tuturnya.
Nila mengimbau masyarakat mempertimbangkan kembali bila ingin ke Singapura. Ia tidak melarang masyarakat datang ke Singapura. "Tapi, kalau bisa ditunda, sebaiknya ditunda saja," katanya.
Simak Pula: Pencegahan Penyebaran Virus Zika Sama Seperti DBD
Lebih spesifik, Nila mengimbau ibu hamil memikirkan kembali kepergiannya dalam waktu dekat ke Singapura. Dikhawatirkan, janin yang dikandung akan terkena microcephaly bila sang ibu terinfeksi virus Zika.
Sudah tiga negara, yakni Australia, Taiwan, dan Korea Selatan, yang mengeluarkan travel warning bagi warganya untuk pergi ke Singapura pada Senin dan Selasa, 29-30 Agustus 2016. Mereka menyarankan warganya yang hamil atau tengah dalam program kehamilan tidak melakukan perjalanan ke negara di Asia Tenggara itu.
LARISSA HUDA | MITRA TARIGAN