TEMPO.CO, Surabaya - Seorang waria asal Lumajang, Jawa Timur, Sutrisnawati, 52 tahun, berangkat menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci dengan Kelompok Terbang 58/Lumajang, Kamis, 1 September 2016.
"Saya sudah lama ingin menunaikan ibadah haji. Tapi, kalau saya seperti begini, ya takdir. Karena itu, saya ingin berdoa di Tanah Suci agar menjadi orang yang saleh, bukan salehlewati," katanya, tertawa.
Ditemui menjelang keberangkatan dari Asrama Haji Embarkasi Surabaya, waria asal Desa Kunir, Kecamatan Jatimulyo, Lumajang, itu mengaku bahwa menjadi waria bukan keinginannya.
Rekomendasi Berita
Terungkap: Sebelum Digerebek, Gatot Brajamusti Dapat Ancaman
Gatot Brajamusti 2 Hari Tak Makan & Takut Toilet, Depresi?
"Saya berangkat dengan KTP laki-laki karena petugas imigrasi memeriksa saya dan saya dinyatakan sebagai laki-laki. Tapi, sepulang dari Tanah Suci, saya akan kadang-kadang berpakaian wanita," ujarnya.
Menurut perias pengantin di desanya itu, dia sudah menabung selama sepuluh tahunan untuk bisa menunaikan ibadah haji. "Saya berangkat sendiri. Saya gabung dengan tetangga di desa," tuturnya.
Tentang doa yang dipanjatkan di Tanah Suci, Sutrisnawati mengaku akan selalu memohon doa untuk keselamatan di dunia dan akhirat, termasuk diberi kemantapan untuk menjadi laki-laki. "Saya berangkat sendiri, saya mandiri. Saya menunaikan ibadah haji dengan tetangga," ucap waria yang sepintas memang masih memiliki gaya seperti perempuan ini.
Sutrisnawati masuk ke Asrama Haji Embarkasi Surabaya pada Rabu sore, 31 Agustus 2016, dan berangkat ke Tanah Suci pada Kamis sore, 1 September.
Pada 2012, ada juga waria asal Jember yang berangkat menunaikan ibadah haji dengan Kloter 69/Jember, yakni Sutika bin Marwapi, 42 tahun. Waria yang berdagang di pasar itu kini sudah menjadi haji.
ANTARANEWS.COM
Baca Juga
3 Orang ini Sedang Ramai Dibicarakan Netizen
Kejutan Akhir Bursa Transfer: David Luiz, Balotelli, Nasri..