TEMPO.CO, Brebes - Sejumlah tenaga kerja wanita asal Desa Kluwut, Kecamatan Bulakamba, Kabupaten Brebes diduga menjadi korban korban human trafficking atau perdagangan manusia. Sejak berangkat kerja ke Malaysia dua tahun lalu, pihak keluarga hingga kini belum bisa menghubungi mereka.
Berdasarkan catatan di Kantor Pemerintah Desa Kluwut, ada enam warga desa yang dilaporkan hilang. Sekretaris Desa Kluwut, Teguh Nuryanto, mengatakan para TKW tersebut berangkat ke Malaysia lantaran diajak oleh calo tenaga kerja, yang juga warga Desa Kluwut, bernama Alam.
Menurut Teguh, keberadaan perusahaan penyalur tenaga kerja yang menggunakan jasa Alam itu tidak jelas. “Keluarga para TKI juga tidak melapor ke kami,” kata Teguh, Rabu, 31 Agustus 2016.
Sabtu 27 Agustus 2016 lalu, salah seorang TKW asal desa ini, Wasri, 31 tahun, pulang ke kampung halaman dalam kondisi sudah meninggal. Menurut Teguh, dia juga diduga menjadi korban perdagangan manusia.
Menurut Teguh, Wasri meninggal sehari sebelumnya di Johor Baru Malaysia. Saat jenazahnya tiba di Brebes, Alam selaku orang yang dulu memberangkatkan Wasri tidak ikut mendampingi.
Menurut kerabat Wasri, Tarlan, 31 tahun, orang yang bernama Alam itu memang sudah lama beroperasi sebagai penyalur tenaga kerja. Dia kerap memberangkatkan warga Desa Kluwut ke luar negeri.
Tarlan mengatakan Alam memang sering mengajak warga desa untuk bekerja ke luar negeri. “Tapi dia tidak melalui perusahaan, tapi melalui perorangan. Ada orang yang sudah menampung para calon TKI ini di Malaysia,” ujarnya.
Kepulangan jenazah Wasri itu membuat warga yang nasib keluarganya mirip dengan Wasri mengadu ke kantor desa. Mereka juga mengaku kehilangan kontak dengan anggota keluarganya yang bekerja ke Malaysia.
Menurut Ropiah, 60 tahun, keponakannya ikut berangkat ke Malaysia melalui Alam. “Anaknya namanya Ratna, dia anak dari saudara saya, Surwi. Bu Surwi sekarang sendirian, dan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, dia menjadi pengemis,” ujar dia.
Menurut Ropiah, Ratna pergi ke Malaysia sekitar dua setengah tahun yang lalu. Hingga kini, keberadaannya belum diketahui oleh keluarga. “Dulu anak anak itu jadi pembantu di Jakarta gajinya Rp 1,2 juta, terus diperintah ibunya bekerja ke Malaysia,” ucapnya.
Kepala Dinas Tenaga Kerja Brebes, Syamsul Komar mengatakan belum mendapatkan laporan ihwal dugaan perdagangan manusia yang dialami oleh warga Desa Kluwut. "Belum ada laporan," kata dia. Dia mengatakan kasus perdagangan manusia memang kerap terjadi di Brebes. Tahun lalu, kata dia ada sekitar 5 kasus yang ditangani oleh Pemerintah Brebes.
MUHAMMAD IRSYAM FAIZ