TEMPO.CO, Semarang - Pemerintah Jawa Tengah menyatakan surplus hewan kurban pada tahun ini dengan 1,6 juta ekor sapi, 4 juta ekor kambing, dan 2,3 juta domba.
Jumlah itu dinilai mampu menyuplai kebutuhan hewan kurban daerah lain. “Belum kerbau, yang jumlahnya mencapai 70 ribu ekor. Itu sentranya di Kudus, Pati, dan Brebes,” kata Agus Waryanto, Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Jawa Tengah, Rabu, 31 Agustus 2016.
Dia mengatakan persediaan hewan kurban tiga kali lipat dari kebutuhan, dengan sentra sapi di Blora, Grobogan, dan Wonogiri. Karena itu, Jawa Tengah tak akan kekurangan hewan kurban. Sebab, persiapannya tiga kali lipat dari kebutuhan tahun lalu. “Kami perkirakan kebutuhan kurban sapi potong 100 ribu ekor, domba 300 ribu, dan kambing 400 ribu ekor,” kata Agus.
Berdasarkan hasil survei, saat ini terjadi kenaikan harga jual hewan kurban. Menurut Agus, sapi ukuran 400 hingga 500 kuintal naik Rp 1 juta hingga Rp 2 juta. Kambing dan domba naik Rp 300 ribu per ekor. Kenaikan itu diperkirakan terus terjadi hingga menjelang Idul Adha.
Menurut Agus, pemerintah Jawa Tengah juga mengantisipasi penyakit hewan kurban, khususnya yang bersifat zoonosis dan menular ke manusia. Penyakit dari ternak menular ke manusia sekitar 60 persen. “Jaminan kesehatan hingga di kabupaten dan kota. Yang penting hati-hati, waspada terhadap ternak yang dikurbankan,” katanya.
Peternak sapi asal Desa Kalisidi, Ungaran Barat, Kabupaten Semarang, Harjunantyo Ardiansyah, membenarkan persediaan hewan kurban cukup. Namun, dia memastikan, banyaknya persediaan sapi di Jawa Tengah tak menghalangi harga jual tetap tinggi. “Meski banyak persediaan, harga sapi tetap tinggi,” katanya.
Anggota gabungan peternak sapi seluruh Indonesia ini mengaku, turunnya harga daging sapi sering terjadi seusai Lebaran juga tak akan signifikan. Menurut dia, kalaupun turun, masih di sekitar Rp 70 ribu per kilogram. Itu pun tak lama karena biaya pemeliharaan sapi juga tinggi.
EDI FAISOL