TEMPO.CO, Bandung - Pemerintah Kota Bandung melakukan inovasi dalam bidang transportasi publik ramah lingkungan dengan menerapkan sistem sepeda sewa (bike sharing). “Ini bagian dari rencana Pemerintah Kota Bandung mengurangi kemacetan lalu lintas," kata Wali Kota Bandung Ridwan Kamil di rumah dinasnya, Jalan Dalemkaum, Kota Bandung, Selasa, 30 Agustus 2016.
Menurut wali kota yang akrab disapa Emil itu, Pemerintah Kota Bandung menggandeng Secure Bike Share, perusahaan asal Singapura yang berfokus pada bidang bike sharing. "Kombinasinya ada dua. Ada yang milik pemerintah dan ada dari Singapura dengan investasi sendiri,” ucapnya.
Emil menjelaskan, Pemerintah Kota Bandung dan Secure Bike Share akan membangun 70-100 halte penyewaan sepeda. Sistem pembayarannya menggunakan kartu pintar khusus.
Emil berujar, sistem bike share yang diterapkan di Kota Bandung itu merupakan standar dunia dan saat ini sedang diproses. Dia berharap paling cepat akhir tahun sudah bisa direalisasi. “Kalau tidak, awal tahun depan," ujarnya.
Dari total halte sepeda sewa yang direncanakan dibangun, tutur Emil, 30 di antaranya dibangun Pemerintah Kota Bandung, sementara sisanya dibangun Secure Bike Share. Pada masing-masing halte akan disediakan sekitar sepuluh sepeda.
Untuk membangun halte itu, Secure Bike Share menginvestasikan anggaran Rp 26 miliar. Tidak ada bagi hasil dengan Pemerintah Kota Bandung dari keuntungan yang diperoleh Secure Bike Share. "Mereka seperti investor umumnya. Income-nya mereka atur sendiri. Begitu juga mereka cari sendiri sponsor. Kita terima manfaatnya saja, ikut senang,” tutur Emil.
Halte sepeda tidak hanya ditempatkan di tepi jalan, tapi juga di hotel-hotel yang diperuntukkan bagi wisatawan. Mereka meninggalkan kendaraannya di hotel dan menggunakan sepeda untuk berkeliling Kota Bandung. Kalaupun wisatawan tidak kembali ke hotel, sepeda bisa dikembalikan ke halte-halte sepeda mana saja. "Kami berharap wisatawan mengubah pola berwisata dengan bersepeda,” kata Emil.
Sebelum menjadi Wali Kota Bandung, Emil pernah mempelopori sistem sepeda sewa. Namun terhenti. Halte-halte yang disediakan terbengkalai. Sepeda-sepedanya juga mulai rusak tidak terurus. Relawan sebagai pengelolanya tidak bisa full-time bekerja. Itu sebabnya, dia akan meng-upgrade halte bike share eksisting sesuai dengan standar baru.
Adapun untuk tarif sewa sepeda pada setiap halte bike share, Emil belum bisa menentukan. Namun dia memastikan tarif sewanya bisa dijangkau masyarakat. Dengan begitu, warga Kota Bandung tidak perlu lagi bingung memikirkan fasilitas transportasi. Trotoar untuk pejalan kami terus ditata. “Trotoar dari Pasar Simpang Dago sampai Jamika. Kalau rampung pengerjaannya, Desember mendatang, warga sudah bisa menggunakannya.”
PUTRA PRIMA PERDANA