TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Kesehatan Nila Djuwita Anfasa Moeloek menyatakan korban vaksin palsu sekitar 1.500 anak. Jumlah tersebut berasal dari tiga wilayah, yaitu Jakarta, Jawa Barat, dan Banten. Nila mendorong agar para orang tua yang merasa anaknya mendapatkan vaksin palsu agar memvaksinasi ulang.
“Bagi mereka yang merasa mendapatkan vaksin palsu, datanglah ke fasilitas layanan kesehatan,” kata Nila di Balai Kartini, Selasa, 30 Agustus 2016.
Nila mengatakan, setelah para korban datang ke fasilitas layanan kesehatan, akan ada tahap verifikasi. Dokter akan mengecek apakah anak tersebut terkena vaksin palsu atau tidak. Apabila anak itu mendapat vaksin palsu, akan dilakukan vaksinasi ulang.
Dari 1.500 korban vaksin palsu, ternyata belum sepenuhnya dilakukan vaksinasi ulang. Namun Kementerian memastikan vaksinasi tetap akan dilakukan hingga semua korban yang terindikasi mendapat vaksin palsu bisa divaksinasi ulang.
Ketua Satuan Tugas Penanganan Vaksin Palsu Maura Linda Sitanggang mengatakan vaksinasi ulang telah dilakukan sebanyak 85 persen dari total 1.500 korban. Maura menambahkan, selain terus memvaksinasi ulang, pihaknya juga menyelidiki 14 rumah sakit yang diduga terlibat. Ia memastikan bahwa satuan tugas tetap bekerja mengungkap jaringan vaksin palsu tersebut.
DANANG FIRMANTO