TEMPO.CO, Bangkalan - Sudah tiga hari Reni Indriani terbaring di ruang ICU Rumah Sakit Angkatan Laut Surabaya. Kepala bagian belakang mahasiswi semester V STIKP Kabupaten Bangkalan ini harus dioperasi karena retak usai terjatuh dari sepeda motornya. Reni terjatuh bukan karena kecelakaan tetapi karena hendak dirampok oleh dua pembegal.
Een Rohaini, Ibu Reni, menuturkan putri keduanya itu telah menjalani operasi. Tempurung kepalanya sempat diangkat sebagian karena retak. Dia bersyukur operasi berjalan lancar dan Reni sudah siuman. "Tapi belum bisa bicara, dia hanya merespon dengan anggukan," katanya Ahad 28 Agustus 2016.
Nahas yang menimpa Reni terjadi pada kamis siang 25 Agustus 2016. Saat itu dia baru pulang dari Surabaya menuju rumahnya di Desa Keleyan, Kecamatan Socah. Selain kuliah, Reni juga bekerja di mini market Alfamart di Bangkalan. Pekerjaan Reni mengharuskannya satu kali dalam sepekan ke surabaya untuk melapor ke kantor pusat di Surabaya.
Menurut Sigit Sugiono, ayah Reni, biasanya putrinya pulang dan pergi selalu lewat jalur Tangkel menuju Suramadu. Namun hari itu, Reni memilih pulang lewat jalur Desa Morkepek, Kecamatan Labang. Jalur ini dikenal rawan pembegalan utamanya pada malam hari. "Ternyata siang hari juga rawan begal," kata Sigit.
Reni, tutur Sigit, sebenarnya sudah merasa dibuntuti dua orang berboncengan sepeda motor sejak melintas di jalur Morkepek. Reni mempercepat laju sepeda motornya, namun tetap diikuti.
Saat jalanan sepi, pembegal mengacungkan celurit dan dilihat korban dari kaca spion. Kejar-kejaran itu terhenti di jalan Dusun Candi, Desa Gili Timur, Kecamatan Kamal. Pembegal berhasil memepet Reni di jalan pintas menuju Kampus Universitas Trunojoyo Madura.
Reni yang ketakutan, terus mempercepat lari motor. Tak ingin korban yang diincarnya lepas, ketika berhasil memepet Reni lagi, pelaku kemudian menarik tas Reni. Reni pun terjatuh dan kepala menghantam pinggiran parit, kemudian tak sadarkan diri.
Melihat korbannya jatuh, kata Sigit, pelaku berhenti dan hendak mengambil alih sepeda motor. Namun, pelaku urung mengambil karena tak berselang lama melintas warga dan pengendara lain di jalan itu.
"Karena ada warga, tas anak saya yang diambil, sepedanya tidak jadi diambil," ujar Sigit. Reni, langsung dilarikan ke Puskesmas Socah. Namun karena tak kunjung sadar, korban dirujuk ke RS Angkatan Laut Surabaya.
Kepala Kepolisian Resor Bangkalan, Ajun Komisaris Besar Anisullah M Ridha mengatakan pihaknya sedang berupaya mengungkap pelaku pembegalan terhadap Reni. Apalagi, di hari yang sama juga ada yang menjadi korban pembegalan di lokasi yang sama.
Anis menduga pelaku kedua peristiwa pembegalan tersebut orang yang sama. "Jadi setelah gagal ambil motor Reni, pelaku kabur. Saat kabur itulah pelaku membegal pengendara lain," ujar dia.
Anis berharap kampus UTM turut berperan mengamankan lingkungan di sekitar kampus karena mahasiswa sering jadi korban begal. UTM, bisa memamfaatkan resimen nahasiswa 'Resma' jebolan pendidikan bela negara binaan Kodim Bangkalan.
Pengelola kampus tinggal membuatkan dua pos jaga di jalan menuju kampus, tiap pos dijaga resimen mahasiswa. Resma juga bisa dimamfaatkan untuk patroli karena kosan mahasiswa banyak di sekitar kampus. "Saya telepon pembantu rektor, dia bilang setuju, tinggal realisasi," Anis berujar.
MUSTHOFA BISRI