TEMPO.CO, Jakarta - Mangkatnya Romo Franciscus Xaverius Danuwinata meninggalkan kesan mendalam bagi banyak orang, tak hanya umat Katolik tapi juga bangsa Indonesia. Salah satunya, Ketua Sanggar Ciliwung Merdeka Sandyawan Sumardi.
Sandyawan menilai Romo Danu sebagai pribadi otentik, berwibawa, dan sangat rendah hati. “Semasa hidupnya, kecerdasan dan spiritualitas Romo Danu selalu terpancar dalam sikap dan perilaku,” ujar Sandyawan saat dihubungi Tempo, Sabtu, 27 Agustus 2016.
Sandyawan bahkan menyebut Romo Danu sebagai pendamping dan inisiator gerakan kemanusiaan. “Romo Danu adalah peletak dasar gerakan Indonesianisasi,” tuturnya.
Jesuit dan mantan Rektor Universitas Sanata Dharma Yogyakarta itu meninggal pada Jumat kemarin. Romo Danu wafat pada usia 84 tahun di Rumah Sakit Santa Elisabeth, Semarang, pukul 09.45.
Lebih jauh, Sandyawan menilai Romo Danu sebagai sosok yang mampu memadukan gerakan inkulturisasi budaya dengan sosial kemanusiaan. Tokoh Gereja Katolik Indonesia itu juga dinilai sangat menguasai sejarah Indonesia.
Menurut Sandyawan, pemikiran dan ekspresi kebijakan Romo Danu sangat jelas. Gagasan Romo Danu pun dinilai jernih, konkret, visibel, bahkan berorientasi masa depan.
Selama hidup, Romo Danu juga pernah menjabat sebagai pendiri sekaligus rektor Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara. Sandyawan mengibaratkan Romo Danu seperti Tan Malaka dalam gerakan politik kemanusiaan. “Otentik dan berani,” kata Sandyawan.
DANANG FIRMANTO