TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan asap kebakaran hutan dan lahan sudah masuk ke wilayah Singapura. Berdasarkan analisis citra satelit Himawan dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), sebaran asap di Riau menyebar ke timur pada Jumat, 26 Agustus 2016, pada pukul 12.40-14.20 WIB.
Analisis dari citra satelit Modis dari NASA juga menunjukkan sebaran asap kebakaran hutan dan lahan di Riau telah menjangkau wilayah Riau dengan konsentrasi yang tipis. “Kualitas udara di Singapura untuk PM 10 masih tergolong baik (good), sedangkan PM 2,5 sudah tidak sehat (unhealthy),” ujar Sutopo, dalam keterangan tertulis, Jumat ini.
Kualitas PM 2,5 yang terukur di beberapa wilayah di Singapura mencapai 215-217 psi, yang artinya tidak sehat pada Jumat ini pada pukul 13.00 WIB. Adapun udara dikatakan Sehat jika berada di angka 65-88 psi, Baik 101-200 psi, Sedang 101-200 psi, dan Tidak Sehat 151-250 psi.
Sutopo mengatakan, berdasarkan pantauan udara dan satuan tugas (satgas) darat, titik panas (hotspot) kebakaran hutan dan lahan banyak ditemukan di Kabupaten Rokan Hilir, seperti di daerah Pujud dan Bagan Sinembah. Selain itu, kebakaran hutan dan lahan terdapat di Bengkalis, Kampar, Rokan Hulu, dan Dumai.
Pantauan Posko Satgas Terpadu Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan Provinsi Riau melaporkan terdapat 67 hotspot di Riau dengan tingkat kepercayaan lebih dari 50 persen, yaitu di Rokan Hilir 44, Bengkalis 17, Siak 4, dan Rokan Hulu 2 pada Jumat pagi. “Data hotspot ini sesuai dengan hasil patroli udara di lapangan. Asap cukup pekat mengepul dari lokasi hotspot,” katanya.
Sutopo berujar upaya pencegahan dan pemadaman terus dilakukan. Sebanyak 7.200 personel satgas darat dan udara dikerahkan untuk mengatasi kebakaran hutan dan lahan. BNPB mengerahkan 3 helikopter water bombing, 2 pesawat air tractor water bombing, dan 1 pesawat Casa untuk hujan buatan.
Sebanyak 21,7 juta liter air sudah dijatuhkan dari udara untuk memadamkan api kebakaran hutan dan lahan di Riau. Sutopo melanjutkan, 40 ton garam dapur (NaCl) juga telah ditaburkan ke awan-awan untuk dijatuhkan menjadi hujan. “Ribuan sekat kanal, embung, dan sumur telah dibangun untuk mengatasi kebakaran hutan dan lahan,” katanya.
GHOIDA RAHMAH