TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto memastikan 177 warga negara Indonesia yang sempat ditangkap Imigrasi Filipina adalah korban penipuan. Para WNI tersebut ditangkap pekan lalu, saat mencoba berangkat haji ke Mekkah menggunakan identitas baru, yang dibuat di Filipina.
"Tak perlu kita khawatirkan, karena mereka betul-betul tak tahu menahu. Tak ada unsur kesengajaan untuk menipu," ujar Wiranto di depan kantornya, Jumat, 26 April 2016. Menurutnya para WNI yang ditangkap di Bandara Internasional Ninoy Aquino itu hanya korban yang dituntun. "Yang menipu kan agen-agen ini."
Kementerian Agama dan Mabes Polri menyebut delapan agen perjalanan memberangkatkan ke-177 WNI tersebut ke Filipina. Selain pemeriksaan sejumlah saksi, Polri mengirim utusan ke Filipina, untuk mengusut dugaan pelanggaran pidana.
Wiranto tak menampik indikasi adanya sindikat yang bertanggung jawab di balik pemberangkatan calon haji melalu jalur non formal itu. "Ya, ini sedang diperiksa kok di otoritas Filipina. Nanti kemudian hasilnya dimonitor Kedutaan Besar RI (di Manila)."
Kapolri Jenderal Tito Karnavian menyebut penyelidikan tak hanya dilakukan oleh anggota Badan Reserse Kriminal Mabes Polri dengan pergi ke Filipina saja. Polisi mencari ke sejumlah lokasi lain, yang masih dirahasiakan. "(Ada) ke tempat lainnya yang tak perlu saya sebutkan, untuk keperluan penyidikan," ujar Tito di depan kantor Wiranto, Jumat pagi.
Saat ini, sebagian besar WNI calon haji itu mulai dipindahkan dari pusat detensi ke KBRI Manila, agar mendapat fasilitas yang lebih memadai. Sebagian dari mereka tengah dipertimbangkan untuk menjadi saksi dalam pengusutan kasus ini.
YOHANES PASKALIS