Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Ini 4 Kesalahan Perangkat Adat Batak Jokowi di Balige

Editor

Grace gandhi

image-gnews
Presiden Joko Widodo bersama Ibu Iriana Joko Widodo menggunakan pakaian adat Batak menyapa warga ketika tiba di Balige, Kabupaten Toba Samosir, Sumatera Utara, 21 Agustus 2016. Presiden melepas seratusan peserta Karnaval Kemerdekaan Pesona Danau Toba di Balige, Sumatera Utara dengan menelusuri jalan tepi Danau Toba. ANTARA/Septianda Perdana
Presiden Joko Widodo bersama Ibu Iriana Joko Widodo menggunakan pakaian adat Batak menyapa warga ketika tiba di Balige, Kabupaten Toba Samosir, Sumatera Utara, 21 Agustus 2016. Presiden melepas seratusan peserta Karnaval Kemerdekaan Pesona Danau Toba di Balige, Sumatera Utara dengan menelusuri jalan tepi Danau Toba. ANTARA/Septianda Perdana
Iklan

TEMPO.CO, Medan - Presiden Joko Widodo saat Karnaval Kemerdekaan Pesona Danau Toba di Balige, Kabupaten Toba Samosir, Minggu, 21 Agustus 2016 mengenakan pakaian dan perangkat adat Batak.

Penyematan perangkat adat Batak itu terdiri dari talitali ikat kepala atau topi khas Batak, tongkat, serta ulos untuk Presiden Joko Widodo (Jokowi). Namun, acara adat itu justru menuai kritik di media sosial. Kritik terutama tentang topi raja yang dikenakan Presiden Jokowi disertai rambut palsu (wig) warna putih. Bahkan, pengkritik sampai diadukan ke polisi.

Kepolisian Daerah Sumatera Utara mulai menyelidiki laporan pengaduan penghinaan yang ditujukan kepada Presiden Jokowi melalui akun Facebook. Sentra Pelayanan Kepolisian kemarin menerima laporan seorang pengacara bernama Lamsiang Sitompul yang mengadukan pemilik akun Facebook Nunik Wulandari II dan Andi Redani.

Lamsiang menuduh mereka telah menghina Presiden Republik Indonesia dan Suku Batak. Berdasarkan laporan bernomor STTLP/1094/VII/2016/SPKT III pada 23 Agustus 2016 itu, Lamsiang melaporkan dugaan penghinaan kepadanya selaku bagian dari masyarakat Batak.

BacaDianggap Menghina, Dua Akun Facebook Dilaporkan ke Polisi

Menurut Lamsiang, unggahan (upload) gambar serta kata-kata di media sosial Facebook yang ditampilkan oleh terlapor pemilik akun Nunik Wulandari II dan Andi Redani Putribangsa mengandung unsur dugaan penghinaan harkat, martabat, dan harga diri. Unggahan tersebut dianggap telah mempermalukan masyarakat Batak.

“Saya laporkan kerugian moril yang dialami komunitas Suku Batak karena merasa dipermalukan, direndahkan, dihina harkat dan martabat, serta harga diri menjadi tercemar," kata Lamsiang kepada Tempo, Rabu, 24 Agustus 2016. "Dasar saya melaporkan sebagai orang Batak yang merasa terhina dengan hinaan yang dilakukan pelaku terhadap Presiden dengan pakaian kebesaran Suku Batak.” 

Tempo pun meminta penjelasan dari tokoh masyarakat Kabupaten Samosir, Wilmar Simanjorang, soal perangkat dan pakaian adat yang dikenakan Presiden Jokowi. Mengejutkan, Wilmar menilai ada yang keliru dari pakaian dan perangkat yang dikenakan oleh Presiden Jokowi itu.

Waduh, apa saja yang salah? Ini penjelasan Wilmar Simanjorang:

1. Talitali Kontemporer, Bukan Tradisional  
Menurut Simanjorang, talitali atau topi khas Batak yang dipakai Jokowi sama sekali bukan talitali yang biasa digunakan Raja Batak. Talitali yang dipakai Jokowi itu adalah hasil kreasi kontemporer. "Talitali atau topi khas Batak yang dipakai Jokowi memang tidak lazim," kata Simanjorang kepada Tempo, Kamis, 25 Agustus 2016.

Talitali yang dikenakan Jokowi tidak lazim dipakai orang terhormat atau tamu atau pemimpin besar seperti Presiden. Wilmar Simanjorang menduga usul pakaian talitali yang dipakai Jokowi saat acara karnaval di Balige, bukan kesepakatan raja adat tujuh daerah di kawasan Danau Toba.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

2. Yang Memakaikan Topi Bukan Raja
Menurut Wilmar Simanjorang, yang pernah menjabat Bupati Kabupaten Samosir, tak sembarang orang boleh memakaikan talitali kepada seorang raja. "Yang memakaikan talitali ke kepala Jokowi juga harus raja adat dan usianya lebih tua dari Jokowi dan dia punya wibawa," tuturnya.

Baca: Topi Adat Batak Presiden Jokowi di Balige Ternyata Keliru 

3. Tongkat Perang, Bukan Tongkat Raja
Wilmar Simanjorang juga mengkritik tongkat yang diserahkan kepada Jokowi pada saat berkunjung ke Pulau Samosir. Menurut dia, tongkat Batak ada dua jenis, yakni Balahat Raja atau tongkat untuk Raja dan Tunggal Panaluan atau tongkat untuk panglima perang.

"Yang dipakai Presiden di Pulau Samosir itu sepertinya bukan tongkat Balahat Raja, melainkan Tunggal Panaluan. Kepada seorang raja atau Presiden seharusnya diberikan Balahat Raja," ujar Wilmar Simanjorang.

4. Tidak Melibatkan Tetua Adat
Wilmar Simanjorang pun menerangkan, tiga kekeliruan tadi terjadi karena panitia penyambutan Jokowi tak melibatkan para raja adat di tujuh daerah yang berada di kawasan Danau Toba.

Menurut tokoh masyarakat Karo, Profesor Meneth Ginting, kehadiran Jokowi ke wilayah Danau Toba yang seharusnya mempersatukan subetnis Batak, termasuk Karo, justru belum tercapai. Penyebabnya, tokoh-tokoh adat Karo tidak dilibatkan dalam pertemuan penyambutan Jokowi. "Jadi saya bisa memahami kenapa ada pro dan kontra saat Jokowi mengenakan pakaian adat. Idealnya, memang tokoh adat tujuh daerah dan subetnis Batak diajak bicara," kata Meneth Ginting kepada Tempo.

Meski begitu, Guru Besar Universitas Sumatera Utara ini menerangkan, tetap mendukung kehadiran Presiden Jokowi untuk menghidupkan kembali wisata Danau Toba. Masyarakat Karo berharap, jika Danau Toba menjadi tempat wisata kelas dunia, harus tetap memperhatikan kelestarian alam dan norma-norma adat. "Wisata yang menyesuaiakan diri dengan ekosistim. Bukan ekosistim dipaksa berganti demi wisatawan," tuturnya.

Kembali ke soal perangkat pakaian adat tadi, Wilmar Simanjorang mengatakan, hanya ulos yang tepat. Presiden Jokowi mengenakan Ulos Ragidup Sirara yang biasa diberikan untuk kaum bapak atau pribadi terhormat atau para raja. Sedangkan Ibu Negara Iriana mengenakan Ulos Tumtuman, yakni ulos dengan motif yang sangat langka dan digunakan kaum ibu. "Ulos yang dipakai Jokowi dan Ibu Negara saya nilai tepat."

Baca lainnya:
Penghina Presiden Jokowi saat Mengenakan Baju Adat Batak Dilaporkan ke Polisi
Presiden Jokowi ke Pulau Samosir Naik Kapal Feri dan Berbaju Adat Batak

SAHAT SIMATUPANG

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Mengenali Beragam Jenis Satyalencana

35 menit lalu

Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian menyerahkan penghargaan Satyalencana kepada Wali Kota Medan Bobby Nasution dalam acara Peringatan Hari Otonomi Daerah XXVIII  tahun 2024 di Surabaya, Jawa Timur Kamis 25 April 2024. Humas Pemkot Surabaya
Mengenali Beragam Jenis Satyalencana

Gibran tidak mendapat Satyalencana, Jokowi batal menyematkan penghargaan, yang digantikan Tito Karnavian.


Bertemu Jokowi Bahas IKN, AHY Instruksikan Pembebasan Lahan untuk Percepat Investasi Tak Asal Gusur

1 jam lalu

:Menteri Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Tempo/Pribadi Wicaksono
Bertemu Jokowi Bahas IKN, AHY Instruksikan Pembebasan Lahan untuk Percepat Investasi Tak Asal Gusur

AHY mengaku telah membahas progres perkembangan pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) dengan Presiden Joko Widodo atau Jokowi.


Segini Perbandingan Gaji Prabowo saat Jadi Menteri dan Presiden Nanti

2 jam lalu

Presiden terpilih Prabowo Subianto, saat ditemui usai mengumpulkan 45 tim hukum Prabowo-Gibran di kediamannya, Jl. Kertanegara No 4, Jakarta Selatan pada Selasa, 23 April 2024. TEMPO/Intan Setiawanty
Segini Perbandingan Gaji Prabowo saat Jadi Menteri dan Presiden Nanti

Berikut perbandingan besar gaji yang diterima Prabowo ketika saat menjadi Menteri Pertahanan dengan Presiden.


AHY: Sesuai Arahan Jokowi, Tak Boleh Ada Korban dalam Pembebasan Tanah di IKN

2 jam lalu

Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Agus Harimurti Yudhoyono alias AHY (kanan) ikut mendampingi Presiden Jokowi dalam rangkaian kunjungan kerja di Ibu Kota Nusantara (IKN), Kalimantan Timur. AHY mendampingi Jokowi sejak 29 Februari hingga 1 Maret 2024. (Foto: Dokumentasi Humas Kementerian ATR/BPN)
AHY: Sesuai Arahan Jokowi, Tak Boleh Ada Korban dalam Pembebasan Tanah di IKN

Kepala BPN Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY mengungkapkan pesan Presiden Jokowi mengenai pembebasan lahan di IKN yang tidak boleh menimbulkan korban.


Seputar Pertemuan Rabu Malam antara Prabowo, Gibran, dan Jokowi di Istana

2 jam lalu

Presiden dan Wakil Presiden terpilih Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka menemui Presiden Jokowi di Istana Negara.
Seputar Pertemuan Rabu Malam antara Prabowo, Gibran, dan Jokowi di Istana

Prabowo dan Gibran menemui Presiden Jokowi pada Rabu malam di Istana. Apa yang dibahas?


Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

2 jam lalu

Presiden Joko Widodo melakukan peninjauan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Toto Kabila, Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo, pada Senin, 22 April 2024. Dalam kunjungannya, Presiden Jokowi meninjau langsung fasilitas dan alat-alat kesehatan yang ada di RSUD tersebut. Foto: Rusman - Biro Pers Sekretariat Presiden
Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

Presiden Joko Widodo atau Jokowi acap menyampaikan keresahannya soal warga negara Indonesia yang berbondong-bondong berobat ke negara lain, alih-alih dalam negeri.


Jokowi Keluhkan Banyak WNI Berobat ke Luar Negeri, Ini Kilas Balik Menteri Luhut Berobat di Singapura

3 jam lalu

Presiden Joko Widodo menjenguk Luhut Binsar Pandjaitan di Singapura. FOTO/Instagram
Jokowi Keluhkan Banyak WNI Berobat ke Luar Negeri, Ini Kilas Balik Menteri Luhut Berobat di Singapura

Salah satu menteri Jokowi, Luhut Binsar Pandjaitan, diketahui pernah berobat hampir sebulan di Singapura pada November tahun lalu.


Timnas AMIN Jelaskan Urgensi Pertemuan Jokowi dan Prabowo untuk Bahas RAPBN 2025

3 jam lalu

Presiden Jokowi bersama rombongan terbatas termasuk Menteri Pertahanan Prabowo Subianto bertolak menuju Jawa Timur untuk kunjungan kerja, Lanud TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Jumat, 8 Maret 2024. Foto Biro Pers Sekretariat Presiden
Timnas AMIN Jelaskan Urgensi Pertemuan Jokowi dan Prabowo untuk Bahas RAPBN 2025

Awalil menilai pertemuan dan koordinasi antara Jokowi dan Prabowo memang diperlukan dan sangat penting dilakukan saat ini.


Penjelasan Guru Besar FKUI Soal Kenapa 1 Juta Lebih WNI Pilih Berobat di Luar Negeri

4 jam lalu

Presiden Joko Widodo melakukan peninjauan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Toto Kabila, Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo, pada Senin, 22 April 2024. Dalam kunjungannya, Presiden Jokowi meninjau langsung fasilitas dan alat-alat kesehatan yang ada di RSUD tersebut. Foto: Rusman - Biro Pers Sekretariat Presiden
Penjelasan Guru Besar FKUI Soal Kenapa 1 Juta Lebih WNI Pilih Berobat di Luar Negeri

Jokowi menyebut 1 juta lebih WNI berobat ke luar negeri. Apa alasannya?


Jokowi Siapkan Program Unggulan Prabowo-Gibran Masuk RAPBN 2025

5 jam lalu

Jokowi Siapkan Program Unggulan Prabowo-Gibran Masuk RAPBN 2025

Koordinator Staf Khusus Presiden Ari Dwipayana mengatakan Jokowi mendukung program-program unggulan Prabowo-Gibran termasuk yang bisa segera dieksekusi pasca 20 Oktober 2024, setelah Presiden-Wakil Presiden Terpilih dilantik.