Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

IPB Kembangkan Krim Pencerah Wajah dari Rumput Laut

Editor

Saroh mutaya

image-gnews
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Peneliti Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB menghasilkan inovasi dengan mengembangkan rumput laut cokelat sebagai krim pemutih wajah.

Prof Linawati Hardjito selaku peneliti, Kamis, mengatakan rumput laut cokelat yang berhasil dikembangkannya berasal dari wilayah Pantai Sindangkerta, Cipatujah, Tasikmalaya, Jawa Barat.

"Pemanfaatan rumput laut cokelat sebagai bahan aktif krim wajah membuat para nelayan mendapat keuntungan hampir lima kali lipat dari biasanya," kata Linawati.

Selama ini, katanya, rumput laut cokelat diolah oleh nelayan di Pantai Sindangkerta dalam bentuk kering, lalu dijual dengan harga sangat murah untuk ekspor ke Tiongkok.

"Padahal Pantai Sindangkerta merupakan daerah pemasok bahan baku rumput laut cokelat," kata Linawati yang juga Dosen Departemen Teknologi Hasil Perairan.

Ia mengatakan para nelayan di Pantai Cipatujah diajarkan cara mengambil rumput laut dengan cara yang benar agar tidak langsung habis dan pengolahan pascapanen sehingga menjamin kualitas rumput laut yang dihasilkan.

Rumput laut cokelat dari petani lokal, lanjutnya, dihindrolasi dan diekstrak menjadi komponen aktif pencerah kulit. Ekstrak tersebut dijual dalam bentuk krim pencerah kulit yang sudah dipatenkan.

"Produksinya bekerjasama dengan perusahaan Ocean Fresh," katanta.

Ia menjelaskan keunggulan dari pengolahan krim rumput laut cokelat di antaranya 100 persen berasal dari bahan alami, aman dipakai dan membantu perekonomian Indonesia.

"Sayangnya dalam satu tahun rumput laut cokelat dipanen hanya saat musim kemarau menjelang musim hujan. Setelah musim hujan, rumput laut cokelat tidak tumbuh," katanya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Krim wajah ekstrak rumput laut cokelat tersebut telah dipasarkan secara online dan dipilih Pemerintah Kota Bandung dalam program "Little Bandung" yang mempromosikan produk Indonesia dan dijual ke Malaysia.

Menurutnya, pengolahan rumput laut cokelat sesuai dengan kompentensinya di Departemen Teknologi Hasil Perairan IPB yang menghasilkan produk primer berbahan aktif dari sumberdaya alam laut melalui sentuhan bioteknologi.

"Ini salah satu bentuk kerjasama model "Academician, Businessman, Goverment and Community (ABGC) walau masih skala kecil," katanya.

Selain itu, lanjutnya, pengolahan rumput laut cokelat dapat menjadi unggulan Pemerintah Jawa Barat mengingat rumput laut cokelat banyak tumbuh diperairan Jabar.

Melalui inovasi pengolahan rumput laut cokelat tersebut telah mengantarkan Linawati sebagai peraih Anugerah Inovasi dalam ajang Anugerah Inovasi, Prakarsa dan Pelopor Pemberdayaan Masyarakat Jawa Barat 2016.

Inovasi berjudul "Rumput Laut Cokelat Sebagai Bahan Pencerah Kulit dan Penyedia Bahan Bakunya Melalui Pemberdayaan Masyarakat Cipatujah" merupakan bentuk apresiasi dan penghargaan tertinggi dari Gubernur Jabar kepada masyarakat yang memiliki ide, gagasan, produk dan proses inovatif serta perubahan di masyarakat sehingga menggerakkan pembangunan.

"Rencana kedepan, saya akan mengajukan proposal pembangunan pabrik pengolahan rumput laut cokelat tidak hanya sebagai bahan kosmetik tapi juga bahan industri lainnya. Diharapkan dapat menambah angka partisipasi dan mengurangi angka pengangguran," katanya.

ANTARA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Dua Artikel Ilmiah Karya Dosen UGM Paling Banyak Disitasi, Apa Saja?

26 September 2023

Kampus Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta. (ugm.ac.id)
Dua Artikel Ilmiah Karya Dosen UGM Paling Banyak Disitasi, Apa Saja?

Universitas Gadjah Mada atau UGM masuk dalam jajaran top 50 dunia pada THE Impact Rankings 2023.


Rektor Stanford University Mundur karena Penelitian Ilmiahnya Dinilai Kurang

20 Juli 2023

Menara Hoover menjulang di Stanford University di Stanford, California, AS pada 13 Januari 2017. REUTERS/Noah Berger
Rektor Stanford University Mundur karena Penelitian Ilmiahnya Dinilai Kurang

Pemimpin Stanford University, salah satu kampus yang paling bergengsi di AS, mundur setelah ditemukan kekurangan dalam penelitiannya tentang saraf.


2 Syarat dari BRIN Agar Penemuan Bisa Disebut Sebagai Inovasi

14 Juli 2023

Peneliti di Gedung Genomik BRIN di Kawasan Sains dan Teknologi Soekarno, Cibinong, Jawa Barat, Selasa, 27 Juni 2023. (Tempo/Maria Fransisca)
2 Syarat dari BRIN Agar Penemuan Bisa Disebut Sebagai Inovasi

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengungkapkan dua syarat agar sebuah penemuan dapat disebut sebagai inovasi.


Bagaimana Artikel Ilmiah Bisa Lolos di Jurnal Bereputasi? Ini Kata Dosen Unpad

14 April 2023

Ilustrasi jurnal ilmiah. Shutterstock
Bagaimana Artikel Ilmiah Bisa Lolos di Jurnal Bereputasi? Ini Kata Dosen Unpad

Tiga peneliti Unpad membagikan pengalamannya terkait pengalaman publikasi artikel ilmiah pada jurnal internasional bereputasi tinggi.


Pakar ITB Teliti Kepunahan Reptil dengan Tim Ilmuwan Dunia

6 April 2023

Gambar dari Batagur trivittata, Burmese Roofed Turtle yang masuk daftar Critically Endangered menurut IUCN Red List. (Rick Hudson, source: https://www.iucnredlist.org/species/10952/152044061)
Pakar ITB Teliti Kepunahan Reptil dengan Tim Ilmuwan Dunia

Ilmuwan ITB Djoko T. Iskandar meneliti kepunahan reptil dan kaitannya dengan usaha konservasi tetrapoda.


Rancang Alat Deteksi Jenis Malaria, Mahasiswa ITB Raih Juara Pertama Festival Ilmiah

26 Maret 2023

Tim Mahabidzul dari ITB merancang pendeteksian jenis malaria pada pasien secara cepat dan akurat. Dok.ITB
Rancang Alat Deteksi Jenis Malaria, Mahasiswa ITB Raih Juara Pertama Festival Ilmiah

Tim mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB) merancang alat deteksi lima jenis malaria.


Pakar ITB Teliti Keruntuhan Anak Krakatau 2018 untuk Pemodelan Tsunami Akurat

22 Maret 2023

Gunung Krakatau. itb.ac.id
Pakar ITB Teliti Keruntuhan Anak Krakatau 2018 untuk Pemodelan Tsunami Akurat

Dosen teknik geologi ITB meneliti keruntuhan tubuh Gunung Anak Krakatau sebagai tolok ukur pemodelan tsunami akurat.


Psikolog UI Teliti Penyebab Bungkamnya Mahasiswa Saksi Kecurangan Akademik

17 Januari 2023

Anna Armeini Rangkuti, mahasiswa program doktoral di Fakultas Psikologi Universitas Indonesia (UI). ui.ac.id
Psikolog UI Teliti Penyebab Bungkamnya Mahasiswa Saksi Kecurangan Akademik

Psikolog UI Anna Armeini Rangkuti mengidentifikasi ada empat motif utama silence mahasiswa terhadap kesaksian adanya kecurangan akdemik.


Tips Menulis Esai Ilmiah dengan Baik, Mahasiswa Perlu Tahu

13 September 2022

Ilustrasi jurnal ilmiah. Shutterstock
Tips Menulis Esai Ilmiah dengan Baik, Mahasiswa Perlu Tahu

Simak tips menulis esai ilmiah yang baik dari Universitas Airlangga.


Mengapa Tikus Digunakan sebagai Hewan Percobaan Medis?

23 Februari 2022

Ilustrasi tikus. Getty Images
Mengapa Tikus Digunakan sebagai Hewan Percobaan Medis?

Para ilmuwan meneliti tikus, karena ukurannya yang kecil, mudah disimpan dan dipelihara. Tikus juga dapat beradaptasi di lingkungan baru