TEMPO.CO, Mojokerto - Dengan didampingi keluarga, pelajar Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 1 Mojoanyar, SW, 16 tahun, akhirnya mencabut laporan dugaan pemukulan yang dilakukan gurunya.
“Sudah dimediasi dan laporannya dicabut,” kata Kepala Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor Mojokerto Ajun Komisaris Budi Santoso, Kamis, 25 Agustus 2016. Menurut dia, dengan pencabutan laporan tersebut, tidak ada kelanjutan proses secara hukum.
Laporan itu bermula ketika SW ditegur dua orang guru karena membawa sepeda motor ke sekolah yang hanya dilengkapi satu kaca spion. SW mengaku salah satu spion patah karena sepeda motornya habis jatuh. "Saya belum sempat membetulkan dan saya bawa ke sekolah,” kata SW.
Karena menimpali teguran dua guru itu, guru pembina kedisiplinan berinisial F datang dan memukul bagian wajah SW. “Saya dikira menantang, lalu menampar saya sebanyak lima kali dan kena wajah. Tamparannya keras,” tutur SW.
Pulang sekolah, SW menceritakan kejadian itu ke orang tua dan pamannya. Masalah ini sempat dimediasi Kepolisian Sektor Mojoanyar tapi pihak keluarga tetap tidak terima. Hingga akhirnya dilaporkan ke Kepolisian Resor Mojokerto dengan membawa bukti visum bekas pemukulan di wajah, Senin, 22 Agustus 2016.
“Kami tidak terima dengan sikap guru seperti itu. Keponakan saya sudah bayar uang sekolah tapi malah ditempeleng. Jika memang salah karena spion, bisa dibicarakan baik-baik,” kata paman SW, Sugiarto.
Saat dikonfirmasi, Kepala SMKN 1 Mojoanyar Akhmad Muklason membantah jika guru yang dilaporkan melakukan pemukulan. “Saya sendiri tidak tahu kejadiannya. Menurut para guru, dia tidak ditampar tapi dibekap mulutnya agar tidak celometan. Banyak guru yang menyaksikan itu,” katanya.
Apa yang dilakukan guru setempat, menurut dia, dalam rangka penegakan disiplin termasuk mengajarkan siswa agar disiplin berlalu lintas demi keselamatan mereka. “Kami sebenarnya sudah mengingatkan pada siswa agar sepeda motornya tidak boleh protolan dan harus lengkap. Ini juga sesuai instruksi kepolisian,” ujarnya. Ia bersyukur masalah ini sudah diselesaikan secara kekeluargaan.
ISHOMUDDIN