TEMPO.CO, Purwakarta - Sebanyak 400 siswa di Purwakarta, Jawa Barat, diberi surat peringatan pertama karena ketahuan menjadi perokok berat. Mereka juga terancam dikenai sanksi berupa pengurangan nilai dua digit setiap mata pelajaran jika pada hasil pemeriksaan selanjutnya mereka masih menjadi perokok berat.
Ratusan siswa ketahuan menjadi perokok aktif saat digelar pemeriksaan gigi dan mulut di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri I Purwakarta, Senin, 22 Agustus 2016. Pemeriksaan dilakukan petugas Dinas Kesehatan Purwokerto.
Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi memimpin langsung pemeriksaan itu. Dari hasil pemeriksaan tersebut, diketahui 800 siswa tergolong perokok aktif. "Dari laporan yang saya terima, dari 800 siswa yang menjadi perokok aktif, 400 di antaranya masih menjadi perokok berat," tutur Dedi kepada Tempo, Senin sore, 22 Agustus 2016.
Pemeriksaan yang dilakukan Senin kemarin masuk fase kedua. Fase pertama telah dilakukan pada Mei 2016. Saat itu, 2.000 siswa dari total 29.403 di 82 SMA dan SMK tercatat menjadi perokok berat.
Pemeriksaan berikutnya akan dilakukan pada pertengahan Desember 2016 atau menjelang kenaikan kelas. Jika 400 siswa perokok berat itu belum juga jera, mereka akan terkena sanksi peringatan kedua dan ketiga serta pemotongan nilai dua digit di masing-masing mata pelajaran, yang berujung pada sanksi tidak naik kelas. "Misalnya nilai bahasa Indonesia yang semula 7 dipotong menjadi 5. Karena itu siswa terancam tidak naik kelas," ujar Dedi.
Menurut Dedi, sanksi tegas diberikan sebagai pembelajaran agar mereka disiplin menaati peraturan sekolah. “Merokok bukan hanya tidak bagus untuk kesehatan, tapi mengganggu ekonomi keluarga. Apalagi kalau keluarganya tidak mampu, bisa lebih repot," ucapnya.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Purwakarta Rasmita Nunung Sanusi mengaku program pemeriksaan gigi dan mulut terhadap siswa merupakan instruksi bupati. Hal itu dilakukan gratis buat semua siswa SMA dan SMK.
Rasmita mengakui program itu sangat bermanfaat. Telah banyak siswa yang menghentikan kebiasaan merokok. “Selain itu, membantu peran guru menerapkan kedisiplinan sehingga anak-anak bisa fokus belajar,” tuturnya.
Ssiswa yang terkena sanksi peringatan pertama, Jamaludin, berujar, "Saya akan berusaha semaksimal mungkin supaya berhenti merokok. Takut tidak naik (kelas)."
NANANG SUTISNA