TEMPO.CO, Purwakarta - Festival Kentongan Salam Sampurasun Purwakarta, Jawa Barat, yang dihelat sepanjang Sabtu malam hingga Ahad dinihari, 20-21 Agustus 2016, berhasil memecahkan rekor dunia yang dicatat oleh Museum Rekor Indonesia (MURI). Salam sampurasun adalah salam khas orang Sunda.
"Peristiwa ini layak dicatat dan bukan cuma rekor nasional tetapi juga menjadi rekor dunia," kata Demian Rawan Rahargo, Senior Manajer Rekor MURI, seusai perhelatan festival yang diikuti oleh lebih dari 57 ribu peserta tersebut tadi malam. Panitia awalnya hanya menargetkan 50 ribu peserta.
Perhelatan festival apa pun dan di belahan dunia mana pun, ujar Demian, belum pernah tergelar seperti yang terjadi di Festival Kentongan Salam Sampurasun Purwakarta. "Festival ini tiada tanding dan sangat luhur nilai budayanya," tuturnya.
Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi mengatakan sejauh ini salam sampurasun sudah menjadi bagian tak terpisahkan lagi dari pergaulan sosial orang Sunda. "Bahkan dalam acara-acara kenegaraan dan pemerintahan, mulai dari Presiden Joko Widodo, kini sudah biasa mengucapkan salam sampurasun," ujar Dedi di festival itu. Sampurasun biasanya diucapkan setelah salam keislaman dan salam khas Bali.
Dedi bermimpi, seiring dengan semakin akrabnya salam sampurasun di level regional dan nasional kelak juga menjadi salam internasional. "Dan, saya sudah memulainya ketika memberikan sambutan soal kebudayaan di markas besar Perserikatan Bangsa-Bangsa di New York Amerika Serikat," tuturnya.
Dedi pun tak mengira kalau Festival Kentongan Salam Sampurasun yang digelarnya itu akan diganjar sebagai rekor dunia oleh MURI. "Cuma jumlahnya memang melebihi target 50 ribu orang yang kami patok sebelumnya," ujarnya.
Dari pantauan Tempo, membludaknya peserta membuat acara itu molor hingga dinihari. Acara dimulai Sabtu pukul 20.00 Wib di Taman Pembaharuan hingga depan gedung kembar Nakula-Sadewa, Jalan Kolonel Kornel Singawinata. Jaraknya sekitar 2,5 kilometer itu. Acara kemudian berakhir pada Ahad pukul 00.30.
Para peserta dengan gembira berjalan dan memukul kentongan bambu dengan berbagai gaya dan meneriakan salam sampurasun secara bersama-sama. Sepanjang ruas jalan yang dilewati pun tampak meriah. Kemeriahan semakin terasa karena ditingkahi bermacam polah puluhan ribu penonton yang berjubel di sepanjang jalan yang dilalui peserta.
Sampurasun dalam terminologi Bahasa Sunda, berasal dari kata sampuraning isun. Artinya: sampurnakeun diri aranjeun (sempurnakanlah diri kalian). Jadi, kata sampurasun itu sejatinya merupakan doa. Jawabannya adalah rampes artinya mengiyakan.
NANANG SUTISNA