TEMPO.CO, Jakarta - Kedutaan Besar Republik Indonesia di Arab Saudi memastikan pembantu rumah tangga (PRT) yang dipajang perusahaan jasa tenaga kerja Eastern Recruitment atau Al-Syargiyyahlil Istiqdam di sebuah pusat belanja di Kota Dhahran bukan warga negara Indonesia (WNI).
Kegiatan perusahaan itu, dalam promosi sewa tenaga kerja di Arab Saudi beberapa waktu lalu, terus menuai kecaman publik Arab Saudi serta ramai diberitakan berbagai media dan media sosial dalam beberapa hari terakhir. Pemberitaan media pada 15 Agustus 2016 menyebut PRT yang dipajang berasal dari Indonesia.
“KBRI Riyadh telah melayangkan nota pada 15 Agustus 2016 yang menyesalkan hal tersebut terjadi karena nyata-nyata bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan serta norma-norma etika, sosial, dan budaya,” kata Duta Besar RI untuk Arab Saudi, Agus Maftuh Abegebriel, dalam rilis yang diterima Tempo, Jumat, 19 Agustus 2016.
“Kami berharap otoritas Arab Saudi mengambil langkah dan tindakan tegas terhadap perusahaan rekrutmen tersebut sehingga kasus serupa tidak terjadi dan terulang di masa mendatang,” kata Dubes Maftuh sambil mengapresiasi otoritas Arab Saudi yang langsung menindak tegas perusahaan tersebut dan menghentikan kegiatan promosi itu.
Menurut Dubes Maftuh, kejadian ini murni kesalahan perusahaan rekrutmen, Eastern Recruitment. Mereka bermaksud mempromosikan produk jasanya, tapi dengan cara yang ekstrem dan melanggar ketentuan.
KBRI Riyadh juga telah menghubungi perusahaan untuk memastikan apakah PRT yang mereka pajang berasal dari Indonesia.
Ali M. Al-Bishi, Direktur Urusan Pekerja Domestik Eastern Recruitment, menegaskan bahwa PRT yang ditampilkan di stan mereka saat melakukan promosi di mal bukan berasal dari Indonesia, melainkan dari negara lain.
“Namun, terlepas dari apakah PRT itu berasal dari Indonesia atau dari negara lain, tindakan perusahaan yang telah memajang manusia sebagai bagian dari produk jasa yang ditawarkan dalam event promosi tentu sangat melukai rasa kemanusiaan,“ kata Dubes Maftuh.
KBRI Riyadh berharap otoritas Arab Saudi menindak tegas perusahaan jasa tenaga kerja yang merendahkan nilai-nilai kemanusiaan dalam menjalankan bisnisnya.
NATALIA SANTI