TEMPO.CO, Jakarta - Gloria Natapradja Hamel mengatakan tidak kecewa mendapat posisi penjaga gordon dalam prosesi penurunan bendera Merah Putih, tadi.
Meski bukan posisi inti, yakni aktif di tengah lapangan, menurut dia, posisi penjaga gordon tetap penting.
"Posisi gordon bukan hal yang lebih buruk dari pengibar bendera," katanya saat ditemui awak media seusai penurunan bendera di Istana Kepresidenan, sore tadi, sebagai penutup rangkaian perayaan HUT ke-71 Republik Indonesia, Rabu, 17 Agustus 2016.
Gloria, sebagaimana diketahui, menjadi sorotan karena status kewarganegaraannya. Dia sempat gagal menjadi anggota Paskribraka di perayaan HUT ke-71 RI karena dinilai pemerintah berstatus sebagai warga negara Perancis berdasarkan kepemilikan paspornya.
Namun, belakangan, Presiden Joko Widodo memberikan izin kepada Gloria untuk terlibat dalam upacara Hari Kemerdekaan plus menjanjikan pengurusan perihal kewarganegaraannya.
Gloria mengatakan tidak ada posisi yang kurang penting dalam Paskibraka, baik menjadi anggota pasukan yang berisi 17 orang, delapan orang, maupun 45 orang. Sebab, semuanya berperanan penting.
Gordon, kata Gloria, penting fungsinya sebagai penghormatan kepada presiden. Sebelum Presiden masuk ke lokasi upacara, tugas gordon adalah berdiri berjajar, menyambut, dan memberi penghormatan kepada Presiden, dalam hal ini Presiden Joko Widodo.
"Anggap saja seperti pagar ayu. Tanpa itu, ya bukan apa-apa (Paskibraka). Berlaku untuk posisi lainnya," tutur Gloria.
Ditanya apakah dia memang menempati posisi sebagai gordon sejak awal, Gloria mengatakan tidak. Posisi itu ditentukan menjelang proses upacara dan Gloria mengaku baru tahu sesudah bertemu dengan Presiden Joko Widodo, siang tadi.
"Aku enggak tahu di mana awalnya. Intinya masuk barisan. Belakangan tahu tugas di gordon," ujarnya.
ISTMAN MP