TEMPO.CO, Probolinggo - Peningkatan gempa tremor tidak menyurutkan nyali peserta upacara peringatan Kemerdekaan Republik Indonesia ke-71 di kaldera Gunung Bromo, Probolinggo, Jawa Timur, Rabu, 17 Agustus 2016. Senin lalu, petugas mendeteksi adanya peningkatan gempa di gunung tersebut.
"Tiga hari lalu gempa seismik sempat overscale, yakni amplitudo maksimumnya 35 milimeter," kata Wahyu Andrian Kusuma, petugas pengamatan gunung api di Pos Pengamatan Gunung Api Bromo, Dusun Cemoro Lawang, Kabupaten Probolinggo, Rabu, 17 Agustus.
Dari pantauan Tempo, peserta upacara yang berjumlah ribuan berasal dari sejumlah kecamatan di Kabupaten Probolinggo. Kepala Bidang Pengelolaan Wilayah I Taman Nasional Bromo Tengger Semeru Fariana mengatakan jumlah peserta upacara diperkirakan sekitar 8 ribu.
Wahyu Andrian mengimbuhkan, status aktivitas Bromo masih tetap di level waspada dengan radius aman satu kilometer dari pusat kawah. Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru juga sudah memasang spanduk peringatan tanda bahaya.
Namun, berdasarkan pengamatan Tempo, larangan petugas itu tetap tidak dihiraukan wisatawan yang nekat mendekati kawah Bromo. Pengamatan secara visual Pos Pengamatan Gunung Api Bromo menunjukkan cuaca cerah sampai mendung, angin tenang hingga sedang, suhu 11-19 derajat Celsius.
Penampakan Bromo jelas hingga berkabut, asap kawah teramati putih tipis hingga sedang dengan tekanan lemah hingga sedang. Tinggi asap 50-500 meter di atas puncak kawah ke arah barat dan barat daya.
Pengamatan secara kegempaan, gempa tremor terdeteksi dengan amplitudo maksimum (amak) 0,5 hingga 9 milimeter dominan 1 milimeter. Satu kali gempa vulkanik dangkal dengan amak 11 milimeter selama 11 detik, satu kali embusan dengan amak 16 milimeter lama gempa 27 detik, dan satu kali tektonik jauh dengan amak 13 milimeter lama gempa 126 detik.
DAVID PRIYASIDHARTA